"jangan denial mulu, orangnya udah gaada baru lo nyari udah telat"
satu kalimat nasihat yang sering ia dengar hampir setiap hari dari rekan satu kontrakan tempat ia tinggal. tapi ia masih belum mengerti tentang dirinya, tentang perasaannya. ia bukan denial, ia hanya belum paham?
ia tahu, sangat tahu bahwa perhatian yang diberikan oleh adik berbeda satu tahun dengannya itu memiliki maksud lain. ia tahu, bahwa haechan memiliki perasaan lebih padanya meskipun anak itu bertingkah seperti biasa didepannya.
tapi ia masih belum mau mengakui hal itu, ia hanya ingin mencari tahu kebenaran akan perasaannya. jangan sampai ia malah menyakiti sosok pria manis yang sering memberikan suasana bahagia di kontrakan tempat ia dan teman-temannya tinggal.
"bang mark, lihat kaos kaki jeno ga?" sosok pria lain yang juga tinggal di kontrakan sooman turun dari tangga, menghampiri dirinya yang sedang makan mie rebus sambil melamun.
"dicuci bang doy kalau gasalah abang, jen"
"yah, padahal kaos kaki jeno yang masih bagus tinggal itu doang. yang lain udah pada bolong" jeno berucap sedih, saat ini ia harus pergi ke acara ulang tahun sekolahnya, dan nanti akan memasuki ruangan dimana seluruh siswa diwajibkan untuk melepas alas kaki karena takut karpet akan kotor, apalagi saat ini sedang musim hujan.
masa iya, jeno yang dicap pangeran sekolah menggunakan kaos kaki bolong?
"coba jeno lihat di kamar abang, kayanya abang sempet beli kaos kaki baru tapi belum sempet dipakai kemarin"
raut sedih jeno sirna, dengan semangat ia menaiki kembali tangga bahkan hampir menabrak abang tertua di kontrakan.
"jen jangan lari-lari lah, hampir nabrak abang tadi" taeil berseru khawatir melihat jeno yang naik dengan cepat, takut-takut anak itu terjatuh.
"iya bang, maaf!" seru jeno dari atas.
mark dan taeil menggelengkan kepalanya, dasar anak sma.
"ga pergi kerja bang?" mark bertanya saat melihat taeil turun dengan setelan rumah, yakni kaos hitam dan celana piyama biru tua.
"dapat giliran off abang hari ini sampai lusa, kamu mau nasi goreng ga? abang mau buat"
mark menggeleng, "engga, udah masak mie tadi, mark pergi kuliah dulu ya bang, ada presentasi hari ini"
taeil mengangguk lalu mengucapkan hati-hati ke pria yang sudah berlalu dengan motor vario hitam miliknya.
suasana rabu pagi hari ini cukup sepi di kontrakan, teman-temannya sudah berangkat semua kecuali anak kelas 12 sma neocity, yakni jeno, jaemin, haechan, renjun, yangyang dan shotaro.
keenam sejoli pembuat masalah namun juga membuat suasana rumah menjadi lebih hidup. saat ini bahkan mulai terdengar suara ribut dari atas yang samar-samar dapat taeil dengar perdebatannya.
"RENJUN, KEMEJA GUE MAU DIPAKE KENAPA LO JADIIN SELIMUT ANJINGNYA BANG DEJUN?" itu haechan, dengan suara melengking khasnya.
"TELINGA GUE SAKIT, BISA PELAN-PELAN GA NGOMONGNYA"
"GAMAU AAA, JENO MINJEM KEMEJAA"
"SHOTARO JANGAN LAMA-LAMA DI WC WOI, GUE JUGA MAU BOKER"
"SABAR DONG, LO KIRA PANTAT GUE BISA DIAJAK NGOBROL BUAT CEPET CEPET KELUARIN TAI KAH?!"
"JENO HANDPHONE LO BUNYI"
dan berbagai suara namun lebih mirip teriakan dari adik-adiknya saling bersahut-sahutan. di tengah ributnya kondisi lantai atas, yangyang turun dengan santainya memegang sebuah kunci mobil. "BYE MANUSIA MANUSIA BUANGAN, GUE BERANGKAT DULU"
"WOI YANGYANG MEGANG KUNCI MOBIL, CEPETAN ANJING! DIA MAU BERANGKAT DULUAN"
"YANGYANG TUNGGUIN, GUE MASIH BOKER"
"YANGYANG AAA TUNGGU KAOS KAKI GUE KEBALIK"
taeil yang sudah selesai memasak, menggeleng geleng melihat tingkah adik-adiknya. "hati-hati turunnya jangan lari heh" ujarnya saat melihat serombongan anak kelahiran 00 yang berlari menuruni tangga mengejar yangyang yang sudah menghidupkan mesin mobil.
"BANG TAEIL KAMI PERGI DULU, DADAH"
taeil terkekeh mendengarnya, terbiasa sendirian dirumah karena tak memiliki saudara, membuatnya sangat suka tinggal di kontrakan yang ia jumpai 4 tahun lalu.
saat itu, ia yang baru selesai kuliah kebingungan mencari tempat tinggal di kota bandung, dimana ia baru saja pindah ke sana karena diterima kerjaan sebagai salah satu karyawan perusahaan.
ditengah-tengah kebingungan, ia melihat segerombolan anak laki-laki yang juga duduk di warteg tempat ia duduk sedang membahas mengenai kontrakan. memberanikan diri, ia akhirnya bertanya kepada mereka.
"eh permisi ya, maaf mau nanya"
salah satu pria disana menoleh dan terkaget namun kemudian tersenyum ramah, "boleh bang, nanya aja"
"tadi saya gasengaja denger kontrakan, kalau boleh tahu apa ada yang punya kontrakan kosong tidak ya? saya masih nyari tempat tinggal soalnya sekarang"
"oh, abang namanya siapa?" pria lain yang duduk di pojok bertanya.
"taeil, salam kenal ya"
"bang taeil, kenalin saya taeyong, yang dipojok tadi jaehyun, disebelahnya johnny, lalu disamping saya kun, dan yang habis dari toilet ini namanya mark. abang kalau mau nyari kontrakan, mau lihat-lihat kontrakan kami? kami juga lagi nyari orang baru di kontrakan nih"
semenjak itu, taeil tinggal dengan 22 penghuni kontrakan lain yang membuat kisah hidupnya semakin banyak cerita.
diatas merupakan kontrakan sooman yang menjadi tempat tinggal kedua puluh tiga bujang. mewah? iya jelas, karena pada awalnya ini merupakan rumah milik sooman yang kemudian ia kontrakin ke taeyong (keponakannya).
namun karena taeyong merasa kesepian, akhirnya ia membuka rumah ini menjadi kontrakan bersama. untungnya, ia bertemu dengan 22 orang yang memang sesuai keinginannya.
dari sinilah, kisah hidup, percintaan, bahkan keluarga mereka dimulai.
***
HAII, aku pengen up book baru yang kedua puluh tiga bujangku bisa masuk meskipun bakalan berpusat di ceritanya mahae.
jadi disini ga hanya cerita mahae yang akan kalian baca, tapi juga tingkah ajaib bahkan kebersamaan mereka yang tinggal di satu kontrakan.
hope u like it, guys. 🙆♀️💚
KAMU SEDANG MEMBACA
denial dan kontrakan. [markhyuck]
Fanfictionceritanya klise, mark yang masih denial akan perasaannya. diiringi dengan tingkah ajaib penghuni kontrakan sooman.