CHAPET I: THE GATE

76 9 11
                                    

Dulu saat usia David masih 10 tahun, Ibu sering bercerita tentang bagaimana bumi mengalami banyak perubahan. Dimana bukan hanya teknologi saja yang terus berkembang, tetapi kemampuan para penghuninya juga.

Mereka terbagi menjadi beberapa golongan. Dan ras tertinggi saat itu didominasi oleh para penyihir. David tentu tak percaya, karena selama dia hidup, tak pernah sekali pun melihat penyihir di sekitarnya.

"Ibu, apakah benar penyihir itu ada?" David kecil bertanya kepada Ibunya. Kulit sebersih susu itu dipenuhi lumpur, membuat Jasmine terkekeh gemas melihat tingkah lucu anaknya.

"Tentu saja ada! David ingin melihatnya?"

David menggeleng dengan cepat. "Mereka pasti jahat. Travis bilang, penyihir memakan manusia."

Jasmine tertawa mendengarnya. "Tidak semua penyihir itu jahat. Mereka adalah penyelamat."

"Benarkah?" Kepala anak 10 tahun itu dimiringkan ke samping. Rupanya masih tak percaya dengan ucapan sang Ibu.

"Penyihir jahat akan keluar jika David berbuat nakal," ucap Jasmine memangku anak semata wayangnya itu. Tangan bebasnya membersihkan sisa-sisa lumpur di wajah David. "David harus berjanji untuk tidak berbuat nakal."

"Uhm!" David mengangguk antusias. Jari kelingkingnya terangkat. "David berjanji akan menjadi anak baik dan melindungi Ibu dari penyihir jahat!"

Kilas balik tentang percakapannya bersama sang Ibu membuat David memandang sendu rumah besar di depannya. Sesuai dengan ucapan Hanz kemarin, hari ini ia akan pergi ke arah Barat kota Echanville.

Berat bagi David meninggalkan rumah yang sudah 22 tahun ini ia huni. Ditambah kebenaran bahwa Ibunya belum juga sadar dari kutukan para penyihir jahat itu. Sejak kecil David selalu bersama Ibunya. Fakta bahwa mereka hanya tinggal berdua membuat ia enggan meninggalkan rumah.

"David, ayo kita berangkat!"

Hanz datang bersama dengan Travis. Si bungsu Cester itu merengek ingin ikut mengantar. Well, Travis satu-satunya teman yang ia punya selama ini karena Ibunya selalu melarang David pergi keluar rumah.

Dan sekarang ia tau alasan dibalik sifat posesif Ibunya itu. Jasmine sedang melindungi anak semata wayangnya.

"Paman, mengapa harus ke Barat? Apa disana aman?" tanya David ketika mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah. Dia sudah berjanji akan melindungi Ibu, jadi David harus pergi dan mempercayakan Bibi Laila menjaga Ibunya di rumah.

Hanz tersenyum di balik kemudi. "Ibumu tidak pernah bilang, jika ia lahir disana?"

David tercengang. Pantas saja Ibunya sering kali bercerita tentang indahnya pemandangan di kota Barat Echanville. Bahkan ia bilang, bahwa banyak orang baik tinggal disana.

"Apa disana tempat para Guardian tinggal?"

Hanz menggeleng——masih dengan senyuman di bibirnya. "Tempat orang-orang baik tinggal——setidaknya dulu, sebelum kejadian 45 tahun lalu terjadi."

"Kejadian yang semalam Ayah ceritakan padaku?" Si kecil Travis ikut bertanya, yang malah membuat David mengerutkan keningnya keheranan.

"Cerita apa?"

"Ayah bilang, 45 tahun lalu kota Echanville diserang para villains. Membuat keseimbangan bumi berubah, banyak peperangan terjadi di setiap tempat. Beberapa manusia bahkan terpengaruh dengan sihir jahat mereka. Ayah menyebutnya black magic."

"Itu perang pertama kami. Para villains datang untuk menghancurkan dan mengambil kekuatan milik kami," lanjut Hanz masih fokus dengan kemudi dan jalanan di depannya. "Beruntung kami selamat dan berhasil melindungi beberapa aset milik Guardian."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Guardians of Echanville | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang