0.1 Pindah

15 4 0
                                    

"Selain berisik, dia juga penuh kejutan. Selamat buat lo yang berhasil temenan sama dia."





Suasana kelas cukup ramai hingga menarik perhatian banyak orang di koridor yang sedang berjalan pulang. Harusnya kelas sudah mulai sepi, tapi mereka semua justru berkumpul di salah satu pojok kelas. Tepatnya pada meja seorang siswa yang kini sedang tertawa.

"Lebay lo semua," ucap Alen sambil tertawa.

Semua berawal sejak satu jam yang lalu. Suasana kelas sangat kondusif hingga seorang guru yang sedang mengajar memutuskan menghentikan pembelajaran satu jam lebih awal. Tidak ada konflik yang terjadi sehingga membuat seisi kelas kebingungan, terkecuali satu orang.

Alendra atau yang akrab di panggil Alen justru di panggil ke depan. Statusnya yang kini menjabat sebagai seorang ketua kelas hanya menambah kegelisahan teman-teman sekelasnya.

"Alendra, jika ada yang ingin di sampaikan silahkan ke depan. Bapak beri waktu hingga jam pelajaran bapak habis." Ucap sang guru sambil beranjak meninggalkan kelas.

Alen berdiri dari kursinya menjadi pusat perhatian seisi kelas. Dengan napas berat Alen berjalan ke depan kelas menatap seluruh temannya satu tahun terakhir.

"Hai?" Sapa Alen kikuk. Dia menggaruk tengkuknya kebingungan, berulang kali menghembuskan napas berat akibat kegugupan menyerang.

"Sebelumnya gue mau minta maaf karena udah ganggu waktu belajar kalian," ucapnya cukup tegas. "Gue juga mau minta maaf kalau selama satu tahun terakhir belum bisa jadi ketua kelas yang baik. Gue tahu ada beberapa dari kalian yang pasti pernah kesel sama kelakuan gue."

Alen terus bercerita tanpa henti, dan tidak ada satupun dari mereka yang memotong. Semuanya memperhatikan dengan baik apa yang Alen sampaikan. Mereka menyadari bahwa Alen ketua kelas yang bertanggung jawab.

"Gue berisik banget ya?" Ucap Alen saat menyadari bahwa dia telah berbicara selama setengah jam tanpa henti.

"Lo kalau masih mau cerita terusin aja Len, tapi gue izin ke toilet dulu," ucap Deon mengundang gelak tawa seisi kelas yang sebelumnya penuh ketegangan.

"Oke, waktu lo 5 menit dari sekarang," jawab Alen sambil menahan tawanya.

"Kita lanjut apa nunggu Deon balik dulu nih?"

"Lanjut!!!"

"Lanjut aja, Deon kalau ke toilet kaya simulasi naik haji."

Lagi-lagi Alen tertawa di tempatnya, "Jadi tujuan gue berdiri di sini dari tadi, ceritain semua yang udah gue alamin selama satu tahun terakhir sama kalian. Itu semua bakal jadi yang terakhir kalian denger dari gue di kelas ini."

Hening. Semua tawa yang tadi mengisi seisi kelas mendadak lenyap.

"Gue, Alendra Alvaro mengundurkan diri dari posisi ketua kelas. Kedepannya, kegiatan kelas ini bakal gue serahin ke Deon selaku wakil gue selama satu tahun terakhir," tegas Alen yang kembali memancing keheningan kelas.

Deon yang baru kembali ke kelasnya langsung menjadi pusat perhatian.

"Eitss.... santai kak, biasa aja liatnya. Gue salah apa nih?" Deon sedikit panik karena seisi kelas langsung  menatapnya seakan-akan telah melakukan tindak kejahatan.

"Ah.... si Alen udah bilang ya?" Kini Deon yang menghembuskan napas berat. "Sesuai apa yang udah Alen bilang tadi, mulai senin depan dan seterusnya gue bakal jadi ketua kelas di sini."

There's A Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang