PROLOG

120 23 3
                                    

Happy reading!

****

"Permisi bos, saya mendapat kabar bahwa orang tua gadis itu mati," ucap seseorang yang di ketahui merupakan bawahan yang di panggil bos.

Di dalam ruangan yang sunyi dan gelap, hanya diterangi dengan lampu kecil saja.
terdapat seorang pemuda laki-laki sedang berkutat dengan monitornya itu langsung saja mengalihkan pandangannya kala mendengar ucapan bawahannya.

"Sialan! Siapa yang membunuhnya!" Murka pemuda itu. Dirinya kalah cepat dengannya, dua orang tersebut incarannya sedari dulu. Bisa-bisanya dirinya kecolongan. Tidak bisa dibiarkan!

"Pemuda asal Spanyol, dia merupakan seorang mata-mata sekaligus psikopat," sarkas sang bawahannya yang bergidik ngeri melihat kesadisan pemuda itu.

"Cari dia sampai dapat! Ajak bekerjasama dengan kita! Jika dalam dua hari kau tak membawanya juga! Akan ku penggal kepalamu!" Sertak pemuda itu. Sialan! Berani sekali anak itu menganggu rencana yang sudah ia buat matang-matang.

Sedangkan sang bawahan meneguk ludahnya kasar, tamatlah sudah. Bertemu psikopat? Sama saja ia menyerahkan nyawanya sendiri.

🍭🍭🍭

"Mama, Papa, kalian jahat sama Acha!Kenapa kalian tinggalin Acha sendiri!" Tangis gadis itu pecah, masih tidak menyangka jika orang tuanya mati secepat ini. Ia bahkan belum membahagiakan orangtuanya.

"Ayo bangun! Katanya kita bakal jalan-jalan keliling dunia! Kalian bohong! Jahat!"

Ia menatap gundukan tanah itu dengan nanar. Tatapannya yang ceria kini berubah menjadi sayu.

Penyemangat Nya kini sudah tiada. Tiba-tiba datanglah seseorang merangkul pundaknya dari belakang seperti memberi kekuatan kepada Acha agar gadis itu tetap tegar.

"Kamu nggak sendirian Acha, aku yang bakal jagain kamu setelah orangtua kamu," tutur remaja laki-laki itu. Ia Kevin teman dekat Acha. Laki-laki itu selalu memberikan dukungan penuh kepada Gadis itu.

Acha? Dirinya bersyukur masih memiliki Kevin disisinya. Ia berharap Kevin selalu ada untuknya seperti kakak beradik yang saling menjaga satu sama lain.

Kevin mencintai Acha dulu sampai sekarang. Sedangkan gadis itu hanya menganggap Kevin seperti seorang kakak.

"Yuk pulang, biarkan mereka tenang di alam sana," ajak Kevin menggandeng tangan Acha.

"Kenapa kau memanggilku?" tanya remaja laki-laki, dengan pakaian seperti brandalan itu duduk di kursi yang ada di sana.

Ia menyalakan korek api nya dan merokok. Mulutnya terasa pahit jika ia tidak merokok seharian.

"Bocah sialan! Berani sekali kamu mengambil mangsaku," pria itu memutar kursinya dan menatap remaja yang sedang merokok.

"Kau menyuruhku datang hanya untuk membahas itu? Cih! Buang-buang waktu," tutur remaja itu.

Sialan! Ia sudah datang jauh-jauh dari Spanyol ke Indonesia hanya untuk ini. Jika saja laki-laki itu tidak berkuasa, mungkin ia akan mencincangnya sekarang juga.

"Aku ingin bekerja sama denganmu, aku akan membayarmu dengan uang yang lebih besar dari bosmu yang sebelumnya," sarkasnya yang berhasil membuat remaja itu berfikir.

"Hanya itu? Saya menerima tawaranmu, saya masih ada urusan paman." Laki-laki itu pergi meninggalkan bos barunya seorang diri.

"Sialan kau! Kita terpaut 4 tahun bodoh!" Teriakannya mengelegar di ruangan.

Ia menghadap ke cermin dan terpampang lah wajah tampannya itu.

"Apa aku terlihat tua," racaunya sambil berkaca melihat dirinya di Pantulan cermin.

TBC

Ini cerita ke tiga aku. Semoga kalian suka. Aku buatnya cuma iseng. Sapa tau karena iseng jadi rame hahahaha

Kalian dapat cerita ku darimana? Komen yukk

Spam next

GEONCHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang