Happy reading!
Satu bulan berlalu, kini Acha kembali ceria tapi tidak seceria dulu. Ia juga perlahan-lahan mengikhlaskan kepergian kedua orangtuanya.
Seperti saat ini, Acha sedang berjalan menuju kantin di dampingi sahabatnya Kevin. Mereka berjalan beriringan, banyak yang beranggapan bahwa mereka berdua adalah sepasang kekasih.
"Acha, ntar malem jalan yuk," ajak Kevin, ia berharap semoga saja gadis itu menerima ajakannya.
Malam nanti ia akan menyatakan cintanya kepada gadis itu, cukup! Ia tidak kuat menahan perasaannya yang semakin hari semakin menggajal di hatinya.
Acha, gadis itu berfikir sejenak lalu kemudian mengangguk antusias."Nanti jam delapan gue jemput."
Saking senangnya, tanpa sadar Kevin menggandeng tangan Acha sambil mengayunkannya ke sana kemari.
Gadis itu tertawa melihat tingkah Kevin, tak urung Kevin juga senang karena setidaknya berhasil membuat gadis itu tertawa ceria.
20.05
Acha sedari tadi menatap layar ponselnya berharap Kevin memberikan pesan kepadanya. Gadis itu terlihat cemas, tidak biasanya Kevin terlambat menjemputnya. Apa laki-laki itu dalam bahaya? Pikiran kotor memenuhi otaknya.
Kevin
•Acha, kita ketemu di taman deket rumah lo aja gimana?
•Maaf cha gue nggak bisa jemput, Lo bisa ke sini kan?
•gue harap lo bisa, gue tunggu!Kevin menatap ponselnya, semoga saja gadis itu tidak marah karena ia tidak menjemput. Ia sedari tadi sibuk mendekor taman agar terlihat cantik dan menawan.
Dirinya tidak sabar menyatakan cintanya kepada Acha. Kevin di bantu teman-temannya untuk mendekor taman yang semula biasa saja menjadi elegan.
Salah satu teman Kevin menepuk pundaknya." Semangat Bro," ujarnya lalu pergi menyusul yang lain.
"Iya, doain semoga lancar," teriak Kevin sambil memegang kotak cincin di tangannya.
Dengan cepat Acha membalas pesan Kevin.
oke bentar•
Gue otw ke sana jalan kaki•
Lumayan lama, gak papa kan?•Acha bergegas mengambil dompetnya lalu pergi, tak lupa juga ia berpamitan dengan pembantunya agar tidak mencarinya.
"BI, aku pergi sebentar sama Kevin," ucap Acha saat melihat bi Inah sedang memasak.
"Iya non, hati-hati," jawabnya.
Di perjalanan, Acha menoleh ke kanan dan kiri, ia merasa di ikuti seseorang. Dirinya juga mendengar seseorang teriak meminta tolong tak tak jauh dari tempatnya ia berjalan.
Dengan rasa penasaran yang amat mendalam, ia mengikuti arah suara itu.
Gadis itu menutup mulutnya tak percaya, ia melihat orang tersebut sudah tewas dengan tusukan di perutnya. Yang membuat ia mual dan pusing saat jeroan korban di ambil oleh psikopat tersebut.
Setelah mengambil jeroannya, psikopat itu menguliti korbannya lalu mematahkan tulang- tulangnya yang putih itu di masukan ke dalam plastik.
Darah mengalir seperti air membuat pakaian pembunuh itu yang awalnya putih bersih menjadi merah karena darah.
Acha yang ingin pergi malah tidak sengaja menginjak sampah botol minum. Ia menutup mulutnya dan merutuki kebodohannya dirinya takut jika psikopat itu mengetahui keberadaannya.
Psikopat gila itu menoleh ke Acha dan tersenyum penuh arti.
"Diam di situ atau kau akan ku bunuh," tegas pria itu sambil menarik pelatuknya.
Gadis itu gemetar ketakutan, sialan! Andai saja ia tidak memergokinya sedang menguliti seseorang, pasti ini tidak akan terjadi. Arghh sialan!
"Jangan membunuhku! Aku janji akan bungkam masalah ini," tawar Gadis itu. Ia berharap semoga saja psikopat gila ini mau menerima tawarannya.
Pria itu berjalan mendekati gadis itu yang gemetar ketakutan. Melihatnya ketakutan saja menjadi kesenangan tersendiri untuknya. Hukuman apa yang pantas untuk gadis bodoh!
Mencekik kuat-kuat leher Acha yang membuatnya merintih kesakitan, cengkeramannya sangat kuat hingga membuatnya sulit bernafas. Ohh ya tuhan!
"Lepas," pekik Acha, ia tidak ingin mati sekarang, warisan orangtuanya saja masih banyak, siapa yang akan menghabiskannya nanti kalo bukan dia.
Pria melepaskan cekikannya yang membuat jejak merah di leher acha karena cekikannya sangat kuat."Jangan pernah ikut campur urusanku bodoh!"
Wajahnya tanpa ekspresi, tangannya yang berurat, rambut blonde dan tatapan dingin yang menusuk dilanyangkan untuk Acha seolah-olah ia ingin membunuhnya sekarang juga.
Menatap Acha sebentar dan tersenyum smirk.
"Kau milikku!"
"Hidupmu sekarang berada di tanganku, jangan berani-berani dekati pria lain kalau kau tak ingin bertemu sang pencipta."
"You understand?"
Gadis berambut hitam itu saja menolak mentah-mentah ajakannya. Menjadi pacar psikopat? Ia pasti sudah gila! Ia berharap jika ini mimpi!
"Gila! Kau gila! Siapa kau? Berani sekali mengeklaim seseorang menjadi gadis mu? Aku ingin pulang," tanpa sadar Acha meninggikan suaranya.
Tanpa aba-aba Acha menusuk perut pria dengan pisau yang ia ambil dari saku laki-laki itu secara diam-diam. Darah menetes dengan deras di perutnya. Tak menyia-nyiakan kesempatan ini, langsung saja ia berlari.
Dor
Psikopat itu menarik pelatuknya dan peluru tersebut mengenai kaki Acha. Sangat disayangkan, Acha menangis! Dirinya kesakitan dan juga ketakutan! Haruskah ia pasrah jika ia bertemu tuhan sekarang!
TBC!
Hg, gimana kabar kalian? Pencet bintangnya yahh kalo bisa komen.
Oh iya tadi gue mpls njirr trs ketemu my crush. Kgt bgt crush saya sekolah di sana jugaa woyy.
Spam next
Papay
12 July 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
GEONCHA
Teen FictionGEON, laki-laki cuek, kasar. Ia merupakan seorang mata-mata sekaligus psikopat yang berkedok murid SMA. "Diam di situ atau kau akan ku bunuh!" Acha, gadis yatim-piatu namun kaya. Ia tinggal bersama para pembatu di rumahnya. Acha, gadis yang selama i...