neomustival

12 0 0
                                    

Agnia menenteng Martin D-28 Marquis miliknya keatas panggung, kerumunan penonton laki-laki mulai terlihat mendominasi di area depan panggung seperti semut bertemu gulanya hingga membuat para hawa terpaksa terpukul mundur untuk memberikan kesempatan para pria menonton.

"Malam semua," sapa Agnia yang dijawab ricuh oleh penonton dihadapannya.

"Malam Agnia!!" balas penonton kompak.

"Wow, gimana penampilan neomustival-nya sampai saat ini? Masih seru kan?" tanya Agnia sembari sibuk mengatur tinggi mic-nya.

"MASIH SERUUUUU!!!!!" jawab penonton yang membuat tawa Agnia meledak karena suara antusias tersebut menjawab pertanyaannya dengan nada berapi-api.

"Alright guys, jadi untuk lagu pertama malam ini, aku mau bawain kalian lagu dari Hindia berjudul Untuk Apa, so..."

"YEAAAAA"

Rumah ini dahulu sederhana
Ruang demi ruang dibangun bersama
Angan-angan yang dulu mimpi belaka
Kita gapai segala yang tak disangka

Suara laki-laki mendominasi penampilan Agnia malam ini, semuanya terdengar keras bersatu padu sampai membuat Moreno dan Steffi, sepasang kekasih harus menatap risih kearah panggung karena merusak makan malam mereka berdua dari tenda.

Tak sadar menimbun yang lebih berharga
Berdiri di atas yang lebih bermakna
Anak tangga yang berlebihan jumlahnya
Mendaki terus entah mau ke mana

Moreno menyerngitkan alisnya heran saat lirik demi lirik yang dinyanyikan gadis itu coba ia cerna, memang Moreno meyakini bahwa lagu Indonesia itu bukan ia sekali, tapi entah kenapa lagu ini cocok untuk mampir di telinganya.

Mengejar mimpi sampai tak punya rasa
Mengejar mimpi sampai lupa keluarga
Mengejar mimpi lupa dunia nyata
Mengejar mimpi tapi tidak bersama

"Lagu siapa sih ini? Aku baru denger, nggak ngerti liriknya" keluh Steffi, kekasih Moreno sambil mengunyah kentang goreng dari merek fastfood ternama.

"Aku nggak tahu juga," jawab Moreno seadanya.

Satu dari ribuan hal kecil
Yang sekarang menjadi terampil
Menggosok garam di atas luka
Dulu tak ada apa-apanya

Rute pagi yang dahulu ceria
Menu favorit kini hambar rasanya
Foto yang tak berani dilirik mata
Kontak sekarang jadi sebatas nama

Masing-masing selamat dan bercerita
Namun tidak lagi miliki bersama
Cepat namun sendiri, untuk apa?
Bersama tapi meracuni, untuk apa?

"No, adik kamu jadi kesini?" tegur Steffi pada Moreno yang terlihat fokus pada Agnia yang sudah menyanyikan lagu keduanya di panggung.

"Hah?"

"Adik kamu jadi kesini? Kamu tadi pagi bilang Nara mau nyamperin kamu ke Neomustival, No" ucap Steffi yang sudah selesai dengan makanannya

"Ya, harusnya sih udah berangkat," jawab Moreno.

"Oh, terus aku pulang sama siapa dong?"

"Sama taksi?" lanjutnya lagi.

Aku anter abis ini," jawab Moreno yang dihadiahi kecupan girang dari sang hawa.

Agnia baru selesai dengan penampilannnya saat jam mulai menunjukkan pukul 9 malam, menenteng laptop yang sempat ia tinggal di booth, Agnia berjalan pelan kearah parkiran untuk menghampiri mobilnya.

"Tolong.. Tolongin aku.." suara rintihan menyapa telinganya saat Agnia baru sampai di parkiran.

"Kamu sama kakak aja. Aman pasti"

"Iya, kita nggak akan ngapa-ngapain kamu kok, cuma nyicip aja. Iya nggak Del?"

Agnia buru-buru membelah kerumunan pria yang sepertinya setengah mabuk itu dengan kasar, menabrak semua bahu laki-laki tersebut sampai membuat beberapa dari mereka terdorong kebelakang karena terpukul gitar miliknya.

"Anjing lo semua!" maki Agnia.

Agnia menemukan anak perempuan yang dirinya perkirakan masih SMP terduduk sambil memeluk kakinya erat. Rambutnya sedikit acak-acakan, dan suara isakan kecil terdengar dari mulutnya.

"Aku disini, aku disini—" ucap Agnia sambil membawa gadis SMP itu kedalam rengkuhannya.

"Lo semua! Bangsat! Gue pastiin kalian masuk penjara ya!" ucap Agnia dengan nafas yang masih memburu.

Gadis SMP yang berada dalam rengkuhannya mengenggam ujung bajunya erat.

"BUBAR ANJING!!! BANGSAT!!! MATI LO SEMUA!!" amuk Agnia dengan mata berapi-api.

Agnia berjalan menuju mobilnya sambil mengenggam erat tangan gadis SMP yang belum ia tahu namanya itu, kalut, ia pasti ketakutan setengah mati.

"Hey, u okay?" tanya Agnia begitu keduanya sudah sampai di mobil Agnia.

"Aku takut banget tadi. Makasih ya kak udah mau nolongin aku" ucapnya sambil menahan tangis.

Agnia merengkuh badan gadis yang akhirnya menangis dengan keras, mengelus punggungnya pelan, mencoba menenangkan.

"Sama-sama"

"Sudah? Mau minum?" tanya Agnia saat gadis itu memberhentikan tangisnya.

"Mau kak," jawabnya yang membuat Agnia tersenyum kecil.

"Namaku Agnia, aku mahasiswi NEO fakultas Seni Kuliner 2019. Kamu kayaknya bukan mahasiswi NEO ya?" tanya Agnia setelah keheningan mengisi mobil. Gadis itu mengangguk, mengiyakan ucapan Agnia.

"Namaku Nara kak, aku masih SMP. Aku kesini tadi untuk liat abangku perform." jawabnya.

Menyerngitkan alisnya bingung, siapa yang Nara cari? Performer?

"Kamu cari siapa Nara?" tanya Agnia.

"Kak Moreno. Tapi, tadi kata staff panggung, kak Moreno sudah balik sama pacarnya. Sepertinya kak Moreno nggak ingat kalau aku mau kesini" ucap Nara sambil tersenyum nanar.

"Nanti aku antar ke rumah," ucap Agnia sambil merapihkan rambut Nara yang berantakan.

"Kamu mau makan sesuatu? Ayo! Aku yang traktir. Kita makan enak hari ini," ucap Agnia sambil menyalakan mesin mobilnya.

lost in morenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang