3. Rasa ingin tahu

15 8 0
                                    

Di meja sudah ada Mahendra, Calvin, dan Varia. Sedangkan Caca belum turun dari kamarnya.

"Alvin, adek mu itu belum bangun juga?" Tanya Mahendra.

"Alvin juga engga tau," ujar Calvin sambil membantu Varia menyiapkan makanan di atas meja.

"Coba kamu bangunin adek mu itu. Kasian pasti Caca laper. Kan, semalem belum makan." Perintah Mahendra ke Calvin.

"Sebentar, Calvin panggil dulu Caca-nya." Saat ingin menghampiri kamar Caca, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuruni tangga.

Tap... Tap... Tap

Itu adalah suara langkah kaki Caca yang sedang menuruni tangga.

"Selamat pagi semuanya!" Sapa Caca bersemangat ke Papah, Mamah, dan tentu saja ke Abangnya--Calvin.

"Pagi sayang.." ucap Mahendra dan Varia secara bersama.

"Pagi.." ucap Calvin balik menyapa Caca.

"Gimana, Dek? Masih merasa pusing?" Tanya Varia sambil mengambil piring serta nasi dan lauk untuk Caca.

Setelah itu Varia menaruh piringnya di depan Caca. "Makasih, ya, Mah. Engga, Mah. Caca engga merasa pusing sekarang," ucap Caca sambil tersenyum.

"Wah! Bagus kalo begitu." Bukan Varia yang ngomong, melainkan Mahendra.

"Iya, dong, Pah," ujar Caca dengan bersemangat. Mahendra membalas dengan senyuman dan usapan di kepala Caca.

Setalah itu, mereka melanjutkan acara makannya.

Setalah itu, mereka melanjutkan acara makannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tin... Tin...

Terdengar suara klakson mobil dari teras rumah. Calvin dan Caca merasa bingung, sebab Papahnya sedang di berada di taman belakang rumah dan Mamahnya sedang istirahat di dalam kamar, lalu itu suara klakson mobil siapa?

"Eh, Ca, itu siapa?" Tanya Calvin ke Caca.

"Ga tau, Bang," ujar Caca lalu mendekati Abang nya.

Calvin dan Caca saling pandang. "Atau, jangan-jangan... Itu..," ucap Calvin dan Caca secara bersamaan.

Tok... Tok... Tok...

"Bang, dia ketok-ketok pintu kita.." ucap Caca merasa was-was sekarang.

"Ca, buka gih pintunya." Suruh Calvin kepada sang Adik.

"Ga mau, Bang. Lu aja sono yang buka. Lu kan laki-laki, kalo gua yang buka terus ternyata orang jahat gimana atau jangan-jangan dia makhluk halus gimana? Masa lu tega sih sama Adek lu sendiri?" ucap Caca dengan se-dramatis mungkin.

Calvin menghela nafasnya. "Tck, iya, dah. Tapi bukanya bareng-bareng, ye. Lo di depan gue, nah gue di belakang lo, buat jaga-jaga." Calvin memberikan ide untuk membukakan pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LILY & SANJAYA FAMILY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang