Semilir angin cukup menyejukkan di tengah teriknya matahari. Jam menunjukkan pukul setengah sembilan pagi namun panasnya cukup membuat Sunghoon menggeram kesal. Pipinya memerah karena terlalu lama terpapar sinar matahari di tengah lapangan karena adanya agenda penerimaan siswa baru.
Setelah sekian lamanya akhirnya salah satu senior yang Sunghoon ketahui adalah ketua osis membubarkan barisan para siswa baru untuk beristirahat. Sunghoon mendesah lega dan mengarahkan kakinya menuju kantin karena demi apapun Sunghoon sangat haus. Tega sekali para senior tadi hanya berbicara panjang lebar tapi tak menyediakan konsumsi apapun untuk siswa baru, batin Sunghoon.
Sesaat setelah Sunghoon menginjakkan kakinya, samar-samar ia mendengar seseorang memanggil namanya. Matanya menyisir seluruh penjuru kantin dan menemukan kakaknya, Sungchan, sedang melambaikan tangan ke arahnya. Sunghoon segera melangkahkan kakinya dan duduk tepat di samping kakaknya, lalu dengan seenaknya ia mengambil botol air dingin yang nampak sisa setengah di dekat kakaknya. Ia langsung meneguk air dalam botol tersebut tanpa menyadari tatapan keterkejutan dari orang-orang yang berada di meja tersebut.
"Dek, Kamu jangan asal ngambil minuman orang begitu lah. Ga sopan banget." Tegur Sungchan setelah sadar dari keterkejutannya.
"Hehe, maaf A. Adek haus banget ish, jadi langsung ngambil aja. Makasih ya Aa." Sunghoon tersenyum manis hingga matanya menyipit, tak lupa sambil memeluk tangan Kakaknya agar luluh.
"Masalahnya itu bukan punya Aa, airnya punya temen Aa tuh." Sungchan menunjuk seseorang yang duduk di depannya dengan dagunya.
Mata Sunghoon langsung mengarah ke orang yang di tunjuk Sungchan. Ia masih memproses keadaan yang dialaminya. Berkedip beberapa kali hingga ia mendengar suara kekehan dari orang tadi dan diikuti 3 orang lainnya yang ada di meja tersebut.
"Oh Gosh, Kak maafin aku. Aku kira tadi minumnya Aa makanya langsung aku minum. Abis ini aku ganti ya minumnya, sebentar." Ucap Sunghoon panik sambil berdiri dengan tiba-tiba hingga lututnya membentur meja.
Lelaki pemilik minuman tersebut tertawa sekali lagi sebelum membalas ucapan Sunghoon.
"Hahaha, gapapa dek. Santai aja ga usah panik gitu. Sakit ga kakinya?"
"Ngga kok Kak, gapapa. Sekali lagi aku minta maaf ya?"
"Iya, gapapa."
Sunghoon segera melangkahkan kakinya ke kedai terdekat dan membeli dua botol air minum dan segera kembali ke kursi tadi setelah membayar.
"Ini Kak, ganti minumannya. Maafin aku ya." Sunghoon berucap setelah kembali duduk di samping Sungchan dan meletakkan salah satu botol yang ia beli tadi.
"Padahal mah ga usah diganti gapapa Dek, keenakan yang ada si Heeseung." Salah satu dari keempat orang yang ia ketahui adalah teman Sungchan itu menyahutinya. Matanya seperti rubah dan saat dia tersenyum nampak cekungan di pipinya mirip seperti milik Sunghoon.
"Bener tuh kata Jeongin, ga usah diganti juga gapapa. Kan gue jadi enak hahaha." Lelaki yang minumannya ia minum membalas lagi. Ahh, namanya Heeseung ternyata. Dan lelaki mirip rubah tadi bernama Jeongin.
"Gapapa Kak, lagian kan minuman Kakak jadi habis juga karena aku."
Sungchan mengusak rambut adiknya gemas sebelum bertanya mengalihkan topik dari adik dan teman-temannya.
"Temenmu mana Dek? tumben ga ngintil itu dua tuyul."
"Ga tau, aku cariin tadi ga ada." Sunghoon menjawab sambil membuka botol airnya.
"Chan, Kenalin lah ke kita itu adek lo." Teman Sungchan yang lainpun akhirnya mengeluarkan suaranya karena terlampau penasaran dengan si manis adik temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Abu-Abu | Heehoon
FanfictionDan setelah luka-lukamu reda, kau lupa aku juga punya rasa. (Langit Abu-Abu - Tulus) Seharusnya sedari awal Sunghoon sadar bahwa Heeseung hanya ingin mengobati lukanya. ; a Heehoon story by ayallinee, 2O22