Glimpse of the past

15 4 0
                                    

Sebelumnya saya ingin mengingatkan jika kesamaan tokoh,jalan ,latar cerita mohon di maafkan karena itu semua hanya kebetulan semata. Jangan lupa vote dan komen nya.


" Anak-anak Minggu ini kita akan pergi ke hutan untuk satu Minggu . Jadi tolong sepulang sekolah kalian izin ke orang tua masing-masing " ucap seorang guru yang di ketahui bernama indah.

Semuanya menyetujui, setelah Bu Indah pergi kelas jadi ricuh. Ada yang membahas mereka duduk dengan siapa dan ada juga yang sudah menyiapkan apa saja yang akan di bawa.

" Eh kalian mau bawa apa aja? " Tanya gadis berambut sebahu yang di ketahui bernama Etril.

" Aku hanya membawa yang penting saja " jawab gadis berambut panjang bernama Senja .

" Senja kamu jangan terlalu baku deh " omel yan lain di ketahui bernama Olinn.

" Bener kata Olinn " setuju gadis berpipi bakpao bernama Sierra.

Senja hanya mengangguk dengan senyum kecil di wajah cantiknya. " Dan kalian ada niat bawa senjata masing-masing? " Tanya Mentari lagi.

" Aku bakal bawa Elsa " jawab Olinn dengan antusias

Elsa adalah sebuah senjata berbentuk panahan perak. Menurut legenda setempat ada empat senjata yang paling kuat di dunia ini dan keempat nya ada di mereka. Panahan sedingin es namun tak akan mematikan jika mengenai orang yang memiliki aura positif.

" Aku pasti bawa Melsa " nama yang sangat anggun seperti sifat yang punya--Sierra.

Melsa adalah sebuah kipas lipat merah. Mereka yang tak tau legenda ataupun sejarah empat senjata pasti mengira itu hanya kipas biasa, namun sekali mengibas dia bisa mematikan orang yang berniat jahat

Mereka bertiga melirik Senja. " Kenapa? Aku sudah pasti membawa Luna "

Luna adalah sebuah pedang emas. Di pedang tersebut ada ukiran sang senja namun di tulis dengan huruf China kuno. Pedang bersarung merah hitam yang di buat oleh tangannya langsung. Perlu di ingat kan bahwa Senja menyukai merah hitam dan hal yang berhubungan dengan adat China kuno. Entah dari gaya baju, gaya rambut, makanan dan lainnya.

" Dan terakhir aku. Aku sih gak mau bawa Ray " jawaban dari sang penanya sendiri-- Etril.

Ray cukup sederhana untuk dijelaskan. Ray berbentuk pisau namun terbuat dari kaca yang sangat tajam. Pisau yang memiliki hawa dingin tak seperti ketiga senjata yang lain. Dari keempat senjata, Luna dan Ray lah yang paling kuat.

Ketiganya menengok pada Etril. " Kamu serius? Kasian si Ray barang kali mau berburu kelinci di hutan " goda Olinn dan di dengar Ray yang ada di pinggang Etril.

Ray langsung bergetar karena tak suka dirinya di sebut. Etril mengambil nya berniat untuk menenangkan Ray, namun pisau tersebut malah mengarah pada kepala Olinn. Untung saja Sierra menahan nya dengan Melsa.

" Untung aja aku refleks ngelindungi  kamu. Kalo gak,gimana? Mau mati gara-gara Ray? " Olinn dengan polosnya menggeleng menjawab pertanyaan Sierra yang ketus namun tetap kalem.

Senja menghampiri Ray, lalu mengusap nya dengan lembut . " Ray kau tak boleh seperti itu, tujuan kau dan lainnya adalah melindungi bukan membunuh" seketika Ray berhenti bergetar mendengar ucapan lembut Senja.

" Giliran sama senja aja nurut " runtuk Olinn dalam hati.

•••••

Hari ini adalah hari mereka pergi ke hutan. Mereka sudah sampai sekitar 15 menit lalu. Kelompok sudah di bagi, mereka semua mulai membangun tenda untuk di tempatkan.

" Gila cape banget, untung kita satu kelompok. Kalo gak aku mati entar di jadiin pembantu" keluh Olinn sok dramatis.

" Kamu mah bisanya cuma ngeluh " protes Sierra mengarah pada kenyataannya. Ya, Olinn adalah ratunya mengeluh.

" Anak-anak berkumpul sebentar lagi Bu guru akan membagi kelompok untuk pergi mencari kayu, air dan beberapa tanaman untuk di masak " ucap Bu Katerin dengan keras .

Semuanya berkumpul di tengah-tengah. " Bu guru akan membagi beberapa kelompok dengan kertas yang ada di kaca ini. Barang siapa yang mendapat kan gambar atau tulisan yang sama berarti mendapatkan kelompok yang sama " jelas nya.

Semua mengambil satu, mereka membukanya dan langsung mencari kelompok masing-masing. " Kalian dapat apa? " Tanya Sierra.

" Bugenvil" jawab ketiganya barengan. "Wah kayaknya emang kita gak boleh di pisahin " seru Olinn dengan heboh.

" Berarti ada dua orang lagi " gumam Etril. Tiba-tiba ada dua siswa mendatangi mereka. " Kalian dapat bugenvil kah? "Tanya salah satu bernama Rayn.

Ke empat nya mengangguk. " Aku dan Angkasa satu kelompok sama kalian " lanjut Rayn. Etril berjalan kecil menghampiri Senja

" Senja kita satu kelompok sama Angkasa cowo yang aku suka dari awal ketemu " bisik nya pada Senja. " Bagus, kamu bisa lebih dekat dengannya " jawab Senja dengan senyum.

•••••

Kelompok bugenvil dipimpin oleh Angkasa, karena dia cerdas dan tegas. Mereka berenam masuk terlalu dalam kehutan hingga tersesat.

" Sudah hampir malam, kita cari jalan keluar besok. Kita bisa cari gubuk untuk bermalam" perintah Angkasa dengan dingin namun tegas

Mereka terus berjalan hingga menemukan sebuah kastil tua. Mereka mengucapkan permisi dengan agak keras agar orang di dalam mendengar nya.

Muncullah seorang kakek dengan senyum ramah seperti menyambut. " Selamat sore kek, kami tersesat dari tempat perkemahan. Apa kami boleh menumpang disini untuk beberapa malam? " Tanya Etril dengan senyum.

" Tentu silahkan masuk, kastil ini memang tempat untuk bermalam anak-anak yang tersesat. " Ucap nya mengizinkan. Mereka semua masuk ke dalam kastil dengan penerangan obor.

Sesampainya di dalam ternyata ada banyak orang tersesat di dalam. Mereka menyambut nya dengan ramah. Kakek tadi menyuruh mereka untuk makan malam lebih dahulu sebelum pergi ke kamar yang akan mereka tinggali untuk tidur.

•••••

Awal-awal masih tenang belum ada teror atau apa, tapi entah kedepannya. Tinggalkan jejak untuk kalian para pembaca≈≈

See you👋

愛情詛咒  [Kutukan Cinta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang