♡♡♡
Awal Kisah bermula di daerah dekat pegunungan. Dengan jalan yang dipenuhi pepohonan layaknya sebuah hutan. Jalur jalan pegunungan itu letaknya di selatan sekolahan atau lebih tepatnya di belakangnya.
Meskipun terlihat terpencil tapi banyak anak seusia remaja yang sekolah disana. Ditambah dengan ajaran yang baik, fasilitas terjangkau layaknya sekolah umumnya yang berada di pusat kota.
Hanya saja masih ada kekurangan dalam pertemanan tiap sekolah. Hal itu yang harus dibereskan anak-anak jaman sekarang. Terlebih, kasus pembulian.
Malam harinya, Sasa, Beva, Flora menghampiri rumah Silvi. Ia mengetuk pintu rumah Silvi berulang kali. Lalu, keluarlah Silvi dari rumahnya. Mereka tahu kalau setiap malam Silvi selalu sendirian di rumah.
Karena ayahnya bekerja merantau keluar kota. Dengan penampilan Silvi mengenakan kaos dan dilapisi dengan kemeja
“Ada apa kak?”tanya Silvi menghadap ketiga anak itu. Mereka adalah kelas 11, dimana kakak kelasnya Silvi di Sekolahnya.
“Tas makeup gue ketinggalan di sekolah, tolong ambilin dong, gue butuh banget besok pagi!” perintah Beva menyuruh Silvi
“sekarang kak?” tanya Silvi mengetesnya
“iyalah, sekarang! Udah sana gausah banyak komen!” tukas Sasa menyentaknya
Tapi kan ini udah malem banget kak. Gerbang sekolah juga udah tutup. Jalan gapura kampung juga sudah ditutup kak” jawab Silvi menolak dengan lembut
“lewat jalur pegunungan belakang juga bisa. Jangan banyak ngeles deh lo! Udah buruann sana ambilin!” tegas Beva
“hah, itu kan kawasan Hutan kak, mana lebat pula. Kalau malam, pasti seram kak” ucap Silvi masih berusaha menolak perintah ketiga cewek tengil itu.
“Lo kan Nycthopile, suka suasana gelap dan malam” kekeh Flora
Silvi hendak mengelak lagi, tapi sudah tidak bisa.Ketiga anak brengsek itu terus menyuruhnya sambil mengancam akan cerita pembulian yang akan mereka lakukan kalau ia sampai tak menurutinya.
“Udah sana buruan! Gue tunggu di rumah gue. Lo tau kan dimana bangku kelas gue. Pokoknya gue tunggu sekarang. Awas aja kalau sampai balik ga bawa tas makeup gue! Lo bakal abisss senin besok” ancam Beva
Mereka bertiga langsung pulang menuju rumah masing-masing. Dan bodohnya, ia menuruti kemauan cewe munafik kayak mereka.
Silvi mengambil senternya dirumah, lalu ia berjalan menuju ke kawasan belakang yaitu melewati hutan lebat itu malam-malam. Malam itu tampak sangat gelap.
Langit terlihat sangat gelap seperti awan yang mendung. Meskipun rasa takut menggelimuti Silvi, tapi ia berusaha berjalan terus menyusuri hutan rindang itu. Tak terasa dia sudah masuk semakin dalam ke hutan itu.
Jalan menuju ke sekolah aslinya mudah hanya tinggal lurus saja, akan tetapi bila melewati hutan itu jalan terasa lebih panjang daripada jalur asli lewat perkampungan.
Silvi takut akan diganggu roh jahat disana. Dengan langkah cepat ia memasuki hutan itu sendirian Di tengah perjalanan, ia dihalang tiga pria separuh baya terlihat seperti preman sekitar dengan membawa botol kaca bekas minuman keras. Rupanya mereka bertiga habis mabuk.
“halo cantik, ngapain nih jalan-jalan disini sendirian ?” tanya pria itu sambil mencolek-coleknya.
Silvi mengelak dan berusaha pergi akan tetapi dihalang oleh pria itu dengan menggenggam erat tangan Silvi agar tidak bisa lari.
“Gue mau lewatt minggirr ga!” elak Silvi berusaha melepaskan tangan itu
“lumayan nih, cantik juga nih cewek, sikaaatt ajaaa” ucapnya sambil tertawa tidak ramah
“sikaaaatttt”
Silvi didorong ke pojok pohon, kedua pria itu memegangi tangan Silvi kanan dan kiri serta yang satunya memulai aksinya.
“Kalian mau ngapain?!” teriak Silvi panik
“suttt, kamu diam saja cantikk, nurut aja sama kita” tukas pria paruh baya itu
Silvi hendak berteriak, namun mulutnya langsung dibekap oleh pria itu.
“kalau kamu teriak, kita malah semakin menyakiti kamu” ucap tegas pria itu
Silvi terdiam ketakutan, rintik air matanya mulai terbaca di matanya.
Pria itu membuka kuncir kepang rambut Silvi dan mengurainya.
“Nah gini kan jadi makin cantik” ucap lirih si pria itu
Lalu tanganya dengan cepat bergerak membuka kancing baju Silvi.
“wuish lanjutin bosss” ucap dua pria itu bersamaan
“lepasinnn! Kalian ga sopan tau ga!” teriak Silvi menangis ketakutan
Pria itu bergerak mengendus leher Silvi dan mencium lehernya penuh gairah. Silvi menangis takut, kesal, marah, dan pasrah.
Ia terus berusaha mengelak dan berteriak namun selalu gagal karena dibekap oleh tangan si pria laknat itu. Tangan si pria itu turun dan hendak merobek kaos putih milik Silvi. Namun, tak disangka. Tiba-tiba, entah sosok apa yang merasuk ke dalam Silvi membuat kepalanya menunduk seketika dengan rambut panjangnya yang terurai jatuh kebawah itu membuat ketiga pria itu terkejut.
Silvi berhenti menangis. Ketiga pria itu heran dengan perubahan sikap Silvi.
“Kalian suka?” tanya Silvi dengan nada lirih lembut suaranya yang sudah terkesan aura berbeda
“sangat suka” jawab pria itu
“lanjutkan” ucap Silvi dengan nada menantang
“kenapa dengan dia?” tanya pria itu kepada temannya
“udah, biarin. Kita sikat saja bareng-bareng” ucap pria temannya itu langsung menarik tangan Silvi hingga membuatnya terjatuh terlentang. Si Pria itu mendudukinya dan hendak menurunkan celananya. Akan tetapi dengan sigapnya tangan Silvi meraih botol kaca yang ada di tanah tadi dan dengan kerasnya memukul kepala pria yang mendudukinya itu dengan botol kaca itu.♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
GEIST Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
Una vendetta che deve essere vendicata
KAMU SEDANG MEMBACA
GEIST
HorrorKisah seorang remaja melawan kisah kelam yang tak biasa ditemui. Keberaniannya untuk segera menyelesaikan masalah yang pernah terjadi di masalalunya. Akankah ia berhasil? Menyelesaikan dendam yang tak terbalaskan itu?