Kekasih

875 83 31
                                    

"Junghwan mana?" tanya Haruto sambil mengerutkan kening saat tidak bisa menemukan sosok pemuda yang sedang dia cari di kelasnya. Biasanya Junghwan akan keluar beberapa menit setelah dia mengirim pesan kalau dia sudah menunggu di gerbang sekolah, tapi hari ini setelah hampir 30 menit, Junghwan belum juga keluar.

"Nggak ada." Jawab salah satu anak yang sedang merapikan rak sepatu dekat dengan pintu, tempat Haruto berdiri.

"Nggak ada?"

"Tadi sih ada, tuh tasnya masih di bangkunya cuman pas kelas dia tiba-tiba ijin, bilangnya mau ke kamar mandi tapi nggak balik-balik." Yedam sang ketua kelas berusaha menjelaskan saat Haruto terlihat makin cemas.

"Jam ke berapa ijinya?" tanya Haruto, tangannya sibuk mendial nomor Junghwan berulang kali.

"Abis istirahat pertama."

"Segitu lamanya kok nggak ada yang nyari?!" kata Haruto tanpa sadar meninggikan suaranya. Empat anak yang sedang melaksanakan piket hanya diam, tidak bisa memberikan jawaban.

Haruto menyibak rambutnya frustasi. "Kemana sih, Junghwan..." gumamnya kesal pada diri sendiri, teleponnya juga tidak kunjung diangkat.

Setiap kamis, kelas Junghwan selesai jam 3 sore, Haruto hafal semua jadwalnya diluar kepala karena dia selalu berusaha antar dan jemput Junghwan ke sekolah, dan sekarang sudah hampir jam 4, yang tertinggal di kelas hanya anak yang bertugas piket, dan kalau kata Yedam benar bahwa Junghwan pergi dari kelas setelah jam istirahat pertama jam 10 tadi, berarti sudah sekitar 5 jam lebih Junghwan tidak kembali.

Tanpa buang-buang waktu, Haruto lari ke toilet terdekat, tempat terakhir yang menurut Yedam, Junghwan datangi. Dia meneriakan nama Junghwan berulang kali begitu kakinya memasuki toilet dan tidak mendapat jawaban sama sekali, tak menyerah Haruto berlari keluar, hampir semua toilet yang ada di sekolah ini Haruto periksa, semua bilik pintu dia buka, tapi belum juga menemukan Junghwan. Dia bahkan hampir masuk ke toilet cewek, tapi Mang Udin –si penjaga sekolah keburu memergokinya, "Heh, ngapain di depan pintu toilet cewek?"

Haruto sedikit panik nada bicara mang Udin seperti menuduhnya mesum, "Mau cari orang, Mang."

Mang Udin mengerutkan dahi, makin menatap Haruto curiga.

"Saya Haruto, Mang, yang biasa nganter sama jemput Junghwan," jelas Haruto.

Mang Udin memperhatikan Haruto untui beberapa saat, wajahnya langsung berubah santai ketika mengingat wajah familier Haruto, "aah... pantesan kayak sering lihat tapi kok seragamnya beda bukan seragam sini, ternyata pacarnya Junghwan toh."

"Iya, Mang. Lihat Junghwan nggak, Mang? Jam pulang sekolahnya udah lewat tapi anaknya nggak ada." tanya Haruto segera setelah Mang Udin mengenalinya. Dia tidak bisa lama-lama ngobrol disini, dia harus segera mencari Junghwan lagi.

"Nggak ada? Lah kemana ya?"

"Kata anak kelasnya, Junghwan ke toilet abis istirahat, tapi nggak balik lagi."

"Kayanya ngga mungkin si Junghwan bolos," gumam Mang Udin, "Coba cari lagi, saya bantuin tanya ke satpam sekolah."

Haruto mengangguk, mengucapkan terimakasih atas bantuan Mang Udin kemudian langsung berlari lagi. Setahunya hanya tersisa satu toilet lagi di sekolah ini yang belum dia periksa, letaknya jauh di bawah tangga rooftop. Sambil berlari menaiki tangga, tangannya masih sigap memegang ponselnya yang terhitung sudah delapan belas kali menelponnya.

Tepat saat kakinya memasuki pintu toilet tangga rooftop sebuah dengungan terdengar dari salah satu bilik toilet, Haruto mematikan sambungan telepon untuk memastikan, dan seperti dugaannya, dengungan itu berhenti. Haruto mendekat tanpa suara, mendial nomor Junghwan sekali lagi untuk betul-betul memastikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KekasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang