Uno : Momento.

178 27 2
                                    


Kedua mata itu terus bertatapan untuk waktu yang lama. Banyak makna tersirat dari masing-masing netra mata itu.

Keduanya disibukkan oleh momentum, dimana bel jam makan siang pun tidak diindahkan oleh mereka, sampaiㅡ

"ㅡBible! Kau sudah kami tunggu sejak tadi! Cepatlah atau kursimu direbut Best lagi!" Seru seseorang yang jelas mengagetkan Bible.

Bible pun melengos mengikuti temannya dan meninggalkan Build sendirian di kelas.

Akan banyak yang terjadi setelah ini. Bible adalah pribadi yang tidak suka dibantah sementara Build sendiri adalah berandal kecil yang tidak suka ditantang.

...

Ce' Bar
23:00 P.M

Nattawin menghembuskan asap dari batang rokok kesekiannya. Pong dan Ping mulai sedikit khawatir karena sahabat mereka belum membuka mulutnya sejak tiba di bar ini.

"Apa yang kau pikirkan sobat?" Tanya Pong sembari menepuk pundak Natta.

"Hutangnya sudah lunas tepat saat aku membayar uang sekolah Barcode. Tapi sebagai gantinya aku harus menyicil sisa uang muka sekolahnya. Dimana aku bisa mencari uang sebanyak itu sekarang?" Keluh Nattawin yang kemudian mematikan putung rokoknya.

"Akhirnya kau membuka suaramu juga. Kalau itu masalah uang, tenanglah. Aku dan Pong akan coba cari lowongan kerja yang cocok untukmu," sahut Ping.

Nattawin hanya mengangguk pasrah. Seandainya orang tua mereka masih hidup, ia tidak akan serepot ini untuk mencari uang.

Tetapi hanya Barcode-lah yang ia miliki di dunia ini. Harta termahal yang ditinggalkan orang tuanya dan Natta melakukan apapun untuk Barcode-nya.

Terkadang ia merasa bersalah karena tidak bisa memperhatikan proses tumbuh kembang si bungsu. Bahkan sering ia temukan adiknya hanya memakan mie rebus karena ia lupa memasak.

"Malam ini temani Ce' ya, ada pembukaan casino, Ce' ingin lebih membuka relasi baru supaya banyak pelanggan datang ke bar ini," seru Cece yang sudah siap dengan pakaian hebohnya.

Nattawin terpukau,"Ce' cantik sekali malam ini!" Serunya.

"Bersiaplah Natta, siapa tau kau dipesan wanita kaya disana. Hahahaha!" Ujar Cece sembari berkipas.

Ping dan Pong meringis menatapi nasib sahabat mereka yang terkesan seperti barang.

Memang dunia malam itu kelam. Sekotor apapun itu akan Natta lakukan untuk mendapatkan uang. Karena Natta tidak ingin Barcode merasakan hal yang sama.

...

15:00 P.M
Di hari sebelumnya.

Riuh penonton sudah mulai bahkan sebelum sang penyanyi memulai pertunjukkannya.

"Siapa nama penyanyinya?" Tanya Barcode.

"Sudah kubilang, Wik!" Seru Dunk yang sudah mulai kesal karena Barcode menanyai terus siapa yang berada diatas panggung.

"Sawadeee krup," sapanya kepada penonton yang disambut riuh,"Sawadee kha phi Wik, senang sekali bisa menyambut phi disini. Kali ini ingin membawakan lagu apa?" Sahut sang MC, Freen.

"Thanks, kali ini saya akan menyanyikan lagu Loop dan Comedian," sahut Wik diiringi senyum manis.

Barcode memutar matanya malas,"Aku duluan saja ya Dunk, eneg." Ujarnya.

Dunk menahan pundak Barcode,"Eits, coba dulu nonton satu lagu. Kau tidak akan menyesal, suara phi ini bagus!" Ajaknya.

Barcode menghela nafas,"Satu lagu. Kalau membuatku mual, aku langsung pulang saja. Deal?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KINGS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang