Heeseung lagi ngambil telur kecebong yang ada di selokan depan rumahnya dengan menggunakan saringan kopi punya bapaknya. Dia gunain saringan kopinya diem-diem supaya gak ketahuan bapaknya.
"Lah nangkep telurnya pake saringan kopi?"
Tapi dia ketahuan sama Eunha.
Gak. Dia gak malu kok. Cuman kaget aja.
Heeseung terkekeh kecil lalu berkata, "Iya nih. Mau join juga gak?"
"Gak dulu deh. Soalnya gue mau langsung ke rumah Jay. Nganterin toples punya Maminya."
"Oh."
Eunha melangkahkan kedua kakinya. Tapi langkah kakinya langsung terhenti karena Heeseung memanggilnya.
Cowok itu berdiri dari posisi jongkok lalu mendekati cewek tersebut.
Tangan kanannya yang kosong dan rada basah gegara air selokan mengenggam erat jemari tangan gadis tersebut.
"Kecebongnya gak ada, mereka pergi ninggalin gue. Cukup mereka yang ninggalin gue, jangan lo!"
Eunha natap cowok tersebut sambil memasang raut muka bingung sekaligus jijik. Udahlah tangannya Heeseung basah, omongannya juga rada gaje. Eunha takut tangannya itu bau amis sekaligus bau air selokan.
"Tentang perasaan gue. Apa jawaban lo?"
Eunha melepaskan tangannya dari genggam cowok maniak kecebong tersebut. Ditatapnya muka Heeseung yang penuh harap banget menanti jawaban dari dia.
Duh, Eunha mau nolak tapi gak tega. Kasihan anak orang.
"Umm ... gini ya, Hee. Maaf aja nih maaf banget, gue gak ada perasaan yang sama kek lo. Kalo gue nerima pernyataan lo, lonya yang kasian."
Oh gitu. Eunha gak suka ya sama dia?
Heeseung menundukkan kepalanya karena pasrah lalu melepaskan genggamannya dari tangan cewek itu. Ia tersenyum kecut sambil menganggukkan kepala.
"Siapa yang ada dihati lo? Sunghoon?"
Eh demi apa nih cowok nanya gitu? Seenaknya bilang nama cowok yang gemar melamun dan ngomongnya datar. Eunha mana suka sama si Sunghoon. Anying.
"Mana ada. Gue gak suka sama siapa-siapa."
Masih menunggu Dedek Jake ngajak balikan aja sih.
Eunha tau bahwa cowok yang berdiri di hadapannya ini kecewe sama jawabannya. Bayangin Heeseung suka sama Eunha diam-diam, eh malah ditolak.
"Eh kalo gitu gue ke rumah Jay dulu, ya. Dadah!"
Sepergian cewek itu, Heeseung menghela napas lelah. Yah sebenernya dia mau nangis aja karena kecewa dengan jawaban Eunha, tapi sebagai cowok jantan dia gak boleh nangis.
***
"Gue tau kalo lo suka sama kakak gue. Jadi lo gak usah nyembunyiin lagi," kata Jungwon lalu mengambil keripik pisang yang disajikan sama Mamanya Sunoo lalu memakannya."Anying, Niki mah banyak bacot. Kan udah gue bilang ke lo jangan cepu ke adeknya!"
Sunoo gak terlalu merespon ucapan Jungwon, dia malah marah-marah sama Niki.
"Arrrggghhh! Guekan malu, sialan."
Jungwon berdeham lalu berkata, "Kalo mau jadi kakak ipar gue gak boleh ngomong kasar. Karena gue mau cowok terbaik buat kakak gue. Tanpa cacat apapun!"
"Tuh dengerin, Noo. Tanpa cacat apapun! Lo lihat diri lo dulu kalo mau suka sama Kak Eunha. Lo kan buluk, banyak bacot, toxic, suka ngelihat video bokep. Cacat, kan?" dengan enaknya mulut Niki ngomong.
"Apa lo bilang? Jangan asal nuduh lo. Mana ada gue nonton video kek gituan anying. Gue tuh polos."
"Polos kepala bapakmu dicium pantat lalat."
Jungwon memijat kepalanya lalu berkata, "Noo, lo kan tuan rumah coba deh bawain gue susu stroberi yang dingin. Haus nih gue."
"Iya iya. Demi calon adek ipar gue apa sih yang enggak," kata Sunoo ogah-ogahan lalu bangkit berdiri dari kasur.
"Gue pukul muka lo pake pantat panci emak gue yang ada item-itemnya!" ancam Sunoo lalu pergi meninggalkan kamarnya sendiri.
***
"Kak," panggil Jay sambil memandang gadis dihadapannya.
"Kenapa? Toples nya ada lecet-lecet, ya?"
"Enggak kok, enggak. Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Tolong dengerin baik-baik."
Eunha diem, mempersiapkan indera pendengarannya untuk mendengar baik-baik apa yang cowok itu ingin sampaikan.
"Nanti malem lo sibuk gak kak?"
Kok rasanya deja vu, ya.
"Enggak, kenapa emang?"
"Eum itu ..." Jay menghentikan ucapannya lalu menatap ke arah kanan, mengalihkan pandangan dari Eunha. Asli, dia malu banget sekarang.
"Gue mau ngajak lo jalan-jalan."
Dan jadilah sekarang ini, jam 7 malem Jay ngajak dia ke mall dan ke taman. Rasanya tuh seneng dan deg-degan juga gitu. Eunha sekarang peka, kalo dia tuh suka sama lelaki yang ada di sampingnya ini.
Enak banget dia nge-iyain ajakan Jay. Apa lagi kalo dia suka sama Jay. Lucu emang, dia nolak satu cowok tapi malah suka sama satu cowok. Sebenernya sih merasa bersalah karena nolak Heeseung tapi gimana lagi ya, Eunha aja gak suka sama tuh cowok.
Jay makin buat dia jantungan. Gimana enggak, cowok itu tiba-tiba bilang kayak gini.
"Gue suka sama lo. Jadi ... pacaran yuk."
Nahkan nahkan.
***
Jungwon bingung karena kakak ceweknya baru pulang ke rumah dengan muka yang udah merah banget kek kepiting rebus.
"Abis jalan-jalan sama Abang Bajay lo demam ya? Lo ada di apa-apain sama dia? Gue bilang Mama ya kalo lo demam."
"Gue gak demam. Lagi deg-degan aja."
Jungwon menautkan kedua alis, "Kenapa?"
"Gue sadar kalo gue suka sama Jay. Mungkin karena pas itu Jay bersihin noda es krim disudut bibir gue. Pas itu gue mulai suka sama dia!"
Jungwon menghela napas lega, "Peka juga lo."
"Dia udah ngajak gue pacaran, cuman gak gue jawab."
"Bego, pasti Abang Jay kecewa," kata Jungwon lalu menyeringai, "Hayoloh Kak. Sunoo suka sama Kakak juga."
Eunha langsung kaget, "APA? Si jelmaan tuyul itu suka sama gue? GAK MUNGKIN!"
"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini, kak."
"Terus, gue harus gimana?"
"Susah juga ya jadi lo. Maaf, gue gak bisa bantu lo kak."
Pesan moral: Jangan buat dirimu disukain banyak orang apalagi banyak cowok. Karena susah, sis. Mau buat harem? Cih, jangan mengkhayal kau manusia jomblo, gak bakal mungkin terjadi.
-Finish-

KAMU SEDANG MEMBACA
Eunha Story Colection (TAMAT)
FanfictionEunha x Boy (Tutup request) -Sebagian part di revisi.