.
.
Song recommendations :
Ziva magnolya - Peri cintaku
-
Silahkan putar diawal cerita~
----------------
.
."Mungkin ini saatnya kau dan aku berjalan berjauh-jauhan, kau bersama dunia mu dan aku bersama dunia ku. Benar, dari awal memang seharusnya sewajarnya saja."
- RazkaKalimat itu sontak saja berhasil membuat Sherly terkejut bukan main, ia mengangkat kepalanya menatap Razka dengan tidak percaya.
"Terus kenapa sikap lo selama ini kayak lo ga punya perasaan apa-apa sama gue?!"
"Gua mau jaga batasan, karna kalaupun nanti kita ngejalin sebuah hubungan bukannya hubungan itu akan berakhir perpisahan juga?"
"Maksud lo...?"
"Kita berbeda, Sher. Bener kata Rammy, mau sampai kapan gua tenggelam? Dan gua pun ga mau lo jatuh semakin dalam"
"Sejak kapan lo peduli sama hal kayak gitu, Raz?"
"Sejak saat ini" Razka menundukkan kepalanya.
"Pasti gara-gara cewek itukan lo jadi begini, hah?! Lo kayak bukan Razka yang gue kenal semenjak kehadiran dia. Gue mau ketemu dia!"
Razka mendongakkan kepalanya menatap Sherly tajam.
"Ini sama sekali ga ada hubungannya sama dia, bahkan gua ga kenal siapa dia. Lo ga usah bawa-bawa dia. Perkataan gua hari ini murni dari lubuk hati gua" Jelas Razka.
"Gue...."
Sherly tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Air matanya berhasil lolos dari pelupuk matanya. Padahal dari setadi ia sudah berusaha keras menahannya. Namun kali ini ia tidak akan menahannya lagi. Ia ingin mengeluarkan semuanya, rasa lelah menunggu, sesak, rasa cemburu.
Sherly menutupi wajahnya dengan tangannya, rasanya tidak sanggup lagi memandang wajah Razka. Wajah pria yang ia cintai. Ia menangis terisak, tidak peduli lagi dengan tatapan pengunjung cafe lainnya.
Razka pindah ke sebelah Sherly, ia membawa Sherly kedalam pelukannya. Mengelus puncak kepalanya, membiarkannya mengeluarkan semuanya yang telah ia pendam.
"Gapapa, keluarin semuanya. Maaf... Maaf... Maaf..."
"Maaf... Kita berakhir bahkan sebelum memulai"
Jika ditanya, apakah Razka hancur? Jawabannya, Razka lebih hancur. Sudah tidak mendapat cinta kasih keluarga lalu kisah percintaan nya pun harus berakhir naas seperti ini.
"Boleh gue nyalahin Tuhan yang mempertemukan kita?" Tanya Sherly ditengah tangisnya.
"Cukup salahin gua aja"
Razka selalu berpikir Tuhan itu hanya jahat padanya saja. Dia tidak ingin Razka bahagia. Dia selalu mengiriminya orang-orang jahat, dan ketika Dia mengiriminya orang baik maka itu tidak akan bertahan lama.
Begitu banyak yang ia ingin tanyakan kepada Tuhan. Mengapa? Kenapa? Mengapa selalu dirinya? Dia sangat putus asa sampai-sampai berhenti untuk berharap pada Tuhan.
.
.
.Setelah mengantar Sherly pulang dan memastikan keadaannya baik-baik saja, Razka pergi mengendarai mobilnya. Ia berkendara tanpa tujuan, pikirannya kalut.
Dia hampir mengitari sekeliling Jakarta selatan. Seperti hilang arah.
Tciiiitttt
"Woy sinting ya lu! Keluar lu!"
Razka keluar dari mobilnya.
"Maaf, pak. Saya-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Binar Arunika
Spiritual[On-going] Razka laki-laki yang tampak sempurna namun menyimpan berjuta luka dibelakangnya. Ia terluka, ia rapuh, ia runtuh namun tidak ada seorangpun di dunia ini yang menyadarinya, ia sendirian. Namun ia melihat gadis yang menurutnya seperti "bina...