Day 3 - Hantu

2 1 0
                                    

Ares membuka pintu kamarnya yang gelap karena sejak pagi dia berada di luar. Dia tidak langsung menyalakan lampu. Ares berjalan lurus menuju tempat tidurnya, melemparkan ranselnya sembarang kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Tubuhnya lelah sekali. Punggungnya rasa mau patah dan lehernya pegal sekali setelah seharian menjadi MC di acara tahunan kampusnya. Perutnya lapar, namun dia tidak ada tenaga lagi hanya untuk sekedar menghangatkan makanan dari kulkasnya.

Tiba-tiba lampu kecil yang ada di nakas Ares menyala. Ares menghembuskan nafas lalu memejamkan matanya pelan, menghindari cahaya masuk ke dalam matanya.

"Jangan langsung tidur. Mandi dulu sana. Atau ganti bajumu." kata suara perempuan yang tiba-tiba muncul di kamar Ares.

Ares membalikan badannya, menghindari tatapan perempuan yang sekarang sudah ada di sebelah kirinya. "Aku sudah tidak ada tenaga lagi untuk melakukan apapun. Lelah sekali hari ini." kata Ares.

Perempuan itu mendecak sedikit kesal. "Aku tahu, tapi tidur dengan keadaan kotor seperti ini akan membuatmu tidak nyaman saat tidur. Kau juga pasti belum makan kan?" tebak perempuan itu tepat sasaran.

Ares hanya terdiam, kemudian dia berpura-pura tidur, berharap perempuan itu membiarkannya sendiri.

"Areeeeesss!!!!" panggil perempuan itu kini sedikit lebih keras.

"Iya sayang. Aku akan mandi." Ares pun bangun dari tempat tidurnya dan terduduk kemudian menatap kekasihnya lekat. "Kenapa kau semakin cantik saja?" kata Ares tanpa sadar.

Yang ditatap tersipu malu lalu memegang pipinya. "Sa-sana mandi." katanya gugup.

Ares terkikik pelan kemudian mengacak rambut kekasihnya. "Tunggu sebentar ya." Ares melangkahkan kakinya menuju kamar mandi meninggalkan perempuan itu sendiri, dengan pipi yang bersemu merah.

***

"Res res." Ares menoleh kepada Althan,  teman satu kontrakannya, sambil tetap mengunyah sarapan yang ada di mulutnya.

"Apa?" tanya Ares.

"Apa semalam kau mendengar suara perempuan tertawa? Aku dan Ragas mendengarnya." kata Althan menceritakan kejadian aneh yang dialaminya semalam.

Ares mengangkat sebelah alisnya. "Oh ya? Aku tidak mendengarnya. Semalam aku tidur lebih cepat." kata Ares.

Althan menggidikan bahunya sambil mengusap-usap lengannya. "Rumah ini semakin mengerikan saja jika ku perhatikan. Tepatnya sejak dua bulan yang lalu. Dari mulai TV yang berganti channel sendiri, air keran tiba-tiba menyala, lampu yang berkedip-kedip padahal kita baru saja menggantinya, hingga semalam ada suara perempuan tertawa. Padahal di rumah ini penghuninya laki-laki semua." kata Althan.

Ares hanya mengangkat bahunya tak acuh. "Entahlah. Mungkin hanya kebetulan." kata Ares santai.

"Apa kau tidak takut?" tanya Althan heran melihat tingkah laku Ares yang terlampau santai.

"Aku tidak percaya pada hal seperti itu. Sudah sudah. Aku harus segera bersiap-siap untuk berangkat ke kampus." kata Ares kemudian dia berjalan menuju kamarnya.

Ares membuka kamarnya kemudian langsung mendapati perempuan yang amat sangat dia sayangi ada di depannya. Ares menutup pelan pintu di belakangnya lalu tersenyum lebar pada perempuan itu.

"Kina sayang, ada apa? Apa kau perlu sesuatu?" tanya Ares lembut.

Raut wajah Kina terlihat khawatir. Matanya nampak bergetar saat bersitatap dengan Ares. "Ares, aku...."

My Youth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang