Part 1

713 44 1
                                    

Dorr....

Suara tembakan peluru yang baru saja menembus kepala seorang lelaki tua. Di tempat yang gelap kurang cahaya lampu itu terdapat beberapa pengawal yang menunggu sang ketua mafia datang. Dengan bau amis darah yang baru saja mengalir seperti sungai orang itu membeku melihat teman nya mati tertembak di depan mata nya. Entah bagaimana nasib nya pria itu hanya bisa pasrah dengan keadaan sekarang. Beberapa pukulan, besetan, dan cambukan sudah memenuhi tubuh pria tua itu namun sang ketua mafia belum juga datang, Pria tua itu berfikir jika lebih baik ketua mafia itu datang lebih cepat daripada iya harus merasakan sakit dan perih yang berkepanjangan akibat peringatan mafia itu.

Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terbuka menampilkan seorang lelaki dengan postur tubuh yang tinggi menggunakan setelan jas hitam sambil diikuti dua pengawal dibelakang nya. Melihat itu sang pria tua sedikit bersyukur karena pukulan yang menghantam nya seketika berhenti karena para pengawal tadi mulai memberikan salam kepada sang mafia. Akan tetapi pemikiran pria tua itu salah, dengan kedatangan sang mafia maka penderitaan nya akan semakin bertambah dari yang dia dapatkan dari para pengawal mafia itu.

Dengan langkah tegap mafia itu menuju ke arah pria yang sudah terikat lemah tak berdaya, bau amis yang sudah menyengat itu mulai memasuki hidung sang mafia. Mafia itu mengeluarkan seringai yang sangat menakutkan setelah melihat kondisi tubuh pria itu, sambil menjambak rambut pria itu mafia tersebut mengangkat dagu dengan menggunakan pisau kecil milik nya menggores wajah dengan sangat dalam dengan membuat seringai yang bertambah.

"Katakan dimana kau menyelinapkan semua senjata yang ada di gudang" ucap sang mafia sambil mengambil pistol di saku kantong nya.

"Saya tidak menyelinapkan apapun bos" balas pria itu mengelak.

"Saya sudah memberikan anda kesempatan untuk jujur tapi sepertinya anda lebih memilih untuk seperti teman mu yang sudah mati itu" jawab sang mafia sambil menaruh pistol itu di kepala pria tua.

Seakan sudah muak dengan tikus tua itu sang mafia langsung menarik pelatuk pistol nya dan darah segar langsung membasahi wajah tampan milik sang mafia itu. Pria itu seketika mati entah itu pilihan terbaik atau malah terburuk yang pria itu lakukan tapi memang sang mafia tak pandang kutu mau tua atau pun muda mau hewan ataupun manusia jika mereka sudah mengganggu sang mafia maka nyawa lah taruhan nya.

"Cepat.. kalian bereskan dan buang mayat itu, Saya tidak ingin melihat wajah busuk orang itu lagi" perintah sang mafia sambil berjalan keluar dari ruangan interogasi tersebut.

Mendengar perintah bos nya para pengawal tersebut langsung membereskan mayat itu dan membuangnya ke kandang serigala milik sang ketua mafia.

.
.
.
.

Di jalan kota Bangkok yang mulai sepi itu mobil sang mafia melaju dengan pesat tanpa ada penghalang sama sekali. Sambil memijit pelipis nya mafia itu berfikir harus kemana dia untuk menghilangkan beban pikiran nya. Di perjalanan tersebut tiba-tiba mafia itu menghentikan mobil nya dan menuju ke arah taman yang sunyi, dia berjalan menuju bangku taman yang kosong dengan noda darah yang masih menghiasi jas nya dia mulai duduk dan merebahkan tangan nya. Saat sedang merilekskan otak nya mafia itu mendengar ada suara muncul dari semak-semak yang ada di belakang nya.

Srttt....srtttt

Dengan berhati-hati mafia itu mulai berjalan menuju semak-semak itu, sambil mengeluarkan pistol yang ada di saku nya mafia itu perlahan membuka semak itu dan dia melihat bahwa ada ada seekor kelinci kecil yang tersangkut di ranting semak itu. Dengan telaten sang mafia itu mengambil kelinci itu agar tidak tergores lagi, setelah selesai mafia itu langsung berlari kecil menuju ke mobil nya dan membawa kelinci itu menuju mansion nya.

.
.
.
.

Mobil itu berhenti di depan gerbang yang megah seperti istana, dengan otomatis pintu gerbang itu terbuka dengan sendirinya menampilkan mansion mewah yang luas dikelilingi oleh taman indah yang dingin khas seperti sang mafia. Mafia itu masuk menuju ke mansion, mendengar suara decitan pintu para pelayan maupun pengawal langsung berdiri tegak memberi hormat kepada sang mafia. Mafia tersebut langsung mengarah  ke pintu lift untuk menuju ke kamar nya, setelah mafia itu naik para pelayan kembali ke tugas nya masing-masing dan tertib tanpa ada suara sama sekali.

 Mafia tersebut langsung mengarah  ke pintu lift untuk menuju ke kamar nya, setelah mafia itu naik para pelayan kembali ke tugas nya masing-masing dan tertib tanpa ada suara sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam kamar sang mafia hanya bernuansa hitam putih yang mewah dengan kasur kingsize yang siap sedia menerima tubuh mafia itu ketika lelah. Mafia itu menaruh kelinci nya di atas kasur nya dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, kemudia dia mengambil kotak P3K milik nya di dalam laci, dia mengobati kelinci itu dengan perlahan, membasuh luka nya hati-hati agar sang kelinci kecil tidak kesakitan. Setelah selesai mengobati kelinci itu dia langsung berbaring sambil menaruh kelinci nya di atas dada bidang milik nya dan mulai menuju ke alam mimpi.
    
                                  
                                   •
                                  
                                  
     
                              Minggu, 24 July 2022

Kelinci Kesayangan Sang MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang