Melepaskan rasa yang sangat melelahkan baginya bukanlah hal yang mudah.Rasa yang selalu ia pendam sendirian.Terkadang ia berfikir mengapa ia tak mencoba bercerita saja dengan apa yang selalu membuatnya lelah agar bisa mengurangi rasa sesak itu.Namun ia sadar tak semua hal harus diceritakan dan tak semudah itu juga untuk memulai bagi dirinya yang seperti ini.Dan dia Adalah Menry Alfiayana.
.......
Melihat senja sendirian membuat suasana hati Menry membaik.ia bisa melupakan semua beban yang membuatnya sesak.Beban yang ia sendiri pun tak tau harus bersikap bagaimana.Menry merenungi semuanya yang telah ia jalani.Menry semakin larut dalam pikirannya hingga ia tak sadar jika senja sudah berganti malam.Yah mungkin sedalam itu Menry memikirkan semuanya.
............
Liayana yang sedang membuang sampah didepan rumahnya tak sengaja melihat sileut seseorang.
"Eh bentar deh.Itu kayak fiayana.Tapi ngapain dia disana sendirian ya. ya udah deh.coba aku samperin aja.Siapa tau bener Fiayana." ucapnya dalam hati.
"Hei Fiayana kamu sedang apa disana?" tanya Liana teman samping rumah Menry.
Namun tidak ada sahutan dari Fiayana.Akhirnya ia pun bergegas menuju kesana untuk memastikan jika itu memang benar Fiayana.
jadi panggilan Menry itu tidak berlaku buat Liana. Liana lebih suka memanggil Menry dengan nama Fiayana.Karena menurut dia panggilannya bagusan Fiayana. Yah katanya sesuai dengan sifatnya yang pendiam.
Dari jarak yang sudah lumayan dekat Liana pun mencoba memanggil Fiayana lagi.Namun masih belum ada sahutan dari Fiayana.
"Aduh aku jadi merinding deh.Itu Fiayana bukan ya? Apa jangan-jangan bukan lagi." ucapnya dalam hati.
"Ah nggak mungkinlah kalau bukan Fiayana.Tapi kok nggak nyaut-nyaut ya.Udah ah pastiin aja udah nanggu juga.Aduh tapi kok aku jadi takut ya.Mana tempat itu lampunya lagi mati.Jadi kan remang-remang.Udahlah bodo amat aku pastiin aja.Nanti kalau bukan dia ya langsung kabur aja." ucap Liana dalam hati . yang mencoba membuang fikiran yang menyeramkan.
Akhirnya Liana tetap memberanikan diri untuk kesana.
"fiayana." panggil Liana seraya menepuk pundak Menry pelan.
namun masih belum ada sahutan dari Menry.Akhirnya Liana mencoba menepuk pundak Fiayana lebih keras.
"FIAYANA........" ucap Liana dengan suara keras.
"Eh.Loh Liana ngapain disini?" tanya Menry yang masih terkejut.
"Harusnya aku yang nanya kamu gitu.Kamu ngapain sih disini? udah malam loh ini." ucap Liana.
"Loh.udah malam ya.Perasaan tadi aku lagi lihat senja deh." ucapnya dalam hati.
"Woy Fiayana ditanya kok malah ngelamun sih."ucap Liana.
"Eh.nggak ngelamun kok." ucap Menry.
"Ya udah.Ayo pulang! jangan sendirian disini udah malam sepi." ajak Liana.
"Ya udah ayo." jawab Menry.
Mereka pun beranjak meninggalkan taman.Mereka berjalan kembali kerumah masing-masing.Namun sebelum masuk kedalam rumah.
"Fiayana.Aku nginep dirumah kamu ya?" ucap Liana dengan suara keras.
"Ia terserah kamu." jawab Menry.
"wokey." sahut Liana.
"Nanti langsung masuk aja kerumah.Nggak usah ketuk pintu karena dirumah cuma ada aku sama bibi."ucap Menry.
"oke." jawab Liana.
Liana pun meminta izin dengan orang tua nya untuk menginap dirumah Fiayana.
"Mah aku izin nginep dirumah Fiayana." izin Liana kepada mamahnya.
"Iya nggak apa-apa nginep aja.Tapi jangan rusuh loh ya kamu." ucap mamah Liana.
"Iya mah." ucap Liana.
"Tapi nggak janji he he he" batin Liana.flash back
Pertama kali Liana masuk dan nginep dirumah Menry.
"uh enak banget ya kamu dirumah sendirian bisa bebas.Mana rumahnya gede lagi." ucap Liana sambil menyentuh apapun yang ia lihat.
"Liana kamu ngapain sih disitu. Ayo keatas (kekamar Menry)." ajak Menry kecil.
"Entar dulu aku mau lihat-lihat." sahut Liana kecil.
"ya udah terserah kamu aku tunggu diatas." ucap Menry.
"Ih Menry jangan ninggalin.Nanti aku kesasar loh.Tunggu bentar ." ucap Liana yang melihat Menry sudah berjalan keatas.
"Hm."
Menry dan Liana pun keatas bersama.Dengan Liana yang masih terpesona dengan rumah Menry.Setibanya dikamar Liana dibuat terkejut dengan kamar Menry yang luas.
"Liana kamu mau didepan pintu terus. Ayo masuk." ucap Menry menyadarkan Liana.
"Eh,iya.Ini baru mau masuk." ucap Liana.
"Kamu kalau mau main ambil aja mainan yang kamu suka." ucap Menry.
"Siap." sahut Liana.
Akhirnya Liana mengambil semua mainan Menry.Ya karena Liana suka dengan semua mainan Menry. Akhirnya mereka pun bermain bersama.Dan membuat kamar Menry berantakan.
Itulah penyebab mamahnya Liana selalu mengingatkan.
..................
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspentasi
Random🌹🌹🌹🌹🌹 "Kenyataannya hidup tak selamanya sesuai dengan apa yang kita lihat.Adakalanya senyum itu hanya topeng saja.Mereka menyimpan kesedihan dibalik senyuman yang nyatanya rasa itu sering membuatnya sesak.Lalu bagaimana dengan perasaan nya saat...