Sejauh ini bagaimana?
_____________________________
6 Tahun kemudian
"Natha sayang, cepat turun nanti kau telat"
Yang di panggil berdecak kesal. Pasalnya dia sedang menyisir rambutnya, dia sudah bilang iya pada bunda nya. Tapi bunda nya itu tak bisa jika tidak mengulang kata.
Lelaki yang kerap di panggil Natha itu turun dari tangga dengan tas ransel bertengger di sebagian bahunya.
Menghampiri bunda dan ayahnya.
"Pagi, buna ayah" Sapa Natha kepada kedua orang tuanya.
"Pagi" Sahut buna dan ayahnya bersama.
Cannaria melirik sang putra.
Tiba-tiba saja cannaria kepikiran untuk sok dramatis memperagakan peran sedih.
"Natha kesayangan buna udah gede, udah gak imut lagi. Sekarang jadi sering bandel, suka bikin ulah. Ceweknya pun ganti ganti, kemarin mabok mabok itu apa. Balapan balapan tuh tuh apa. Temennya kalo main ke rumah 'cak cok cak cok' kamu juga ikut ikutan. Haduhhh kemana anak bunda yang manjaa, cengeng, polos, cantik, lemah, lembut, dan sopan. HUWAAAAA HONEY ANAK KITAAAAA" Sindirnya di arah kan kepada oknum bernama Natha.
Natha yang mendengar sindiran itu rolling eyes malas.
Yang benar saja Natha sudah segede ini masi disuruh manja manja, emang anak mama?
Toh daripada makin emosi mending Natha makan dengan anggunly.
Ayah nya hanya terkekeh melihat istri dan anaknya. Sudah biasa.
Sepanjang waktu mereka menghabiskan sarapannya dengan penuh khidmat.
Natha segera pergi sekolah tak lupa berpamitan kepada buna dan ayahnya.
"Natha berangkat" Sembari mencium tangan kedua orang tuanya.
"Iya jangan nakal, awas Natha bikin ulah lagi ya liat aja" Omel cannaria pada anaknya.
Sang suami hanya terkekeh sambil menenangkan istrinya agar tak semakin mengomel panjang lebar.
Natha hanya memberikan cengiran gemesnya dan tangannya berpose kelinci ✌
Natha biasa pergi ke sekolah dengan mengendarai motor kesayangannya.
Dia mengendarai nya dengan kecepatan sedang, sambil menikmati angin pagi yang cerah.
Tak lama ia mulai mendekati gerbang sekolah nya.
Ia masuk menuju tempat parkir untuk memarkir motornya.
Ya iya lah masa markirin becak.
Ia melepas helmnya. Woah tebar pesona dulu gak se.
Setelah itu dia berkesiap menuju tempat biasa ia nongkrong dengan anggota genk nya.
Natha itu ketua geng 'Shanks'
Ya Shanks gang.
Geng itu lumayan ditakuti di kalangan anak muda. Apalagi ini geng nya sekolah SMA Durgraha tempat sekolah anak anak Sultan.
Natha sudah sampai di tempat yang ia tuju, ia melihat kawan kawan memperhatikan kerumunan yang ada di ruang kepala sekolah.
"Woi" Salam sopannya kepada teman-teman nya.
Tentu saja itu mengagetkan kawan2nya.
"Lu pada ngapain si? "
"Ada anak baru katanya" Saut Arvian yang kerap di panggil Vian.
"Terus kenapa anjir" Ujar malas Natha. Anak baru udah kaya boyband Korea aje.
Teman-temannya itu sibuk sekali memperhatikan kerumunan. Sudah jelas jelas tak terlihat dari arah mereka berdiri, masi aja diliat.
"Bangsat lu pada cuekin gua"
Mendengar itu seketika kawan-kawannya bubar barisan, kini mereka duduk di sembarang arah sambil bersiap berbincang kek biasa.
"Anak baru itu katanya ganteng" Pembukaan dari Denan anggota geng nya sekaligus teman dekatnya.
"Gantengan gua gak si? " Sahut Dirga.
"Pede boleh tapi gak setinggi itu juga" Ceteluk malas Dika, orang paling cool+ganteng sejagat anggota gang Shanks dari sabang sampai Korea.
"Bisa diem gak si homo" Geram Natha. Susah sekali orang mau menjelaskan malah di potong2 kaya sosis.
"Ay, diem dulu ya" Bujuk Denan pada kekasihnya yaitu Dirga.
"Iya nanti jajanin ya"
Denan hanya menggeleng pasrah pada kekasihnya itu.
"Jadi gatau gimana ceritanya ada cowok ganteng tinggi banget orangnya, ganteng lah nyerempet sempurna katanya" Jelas Denan.
"Kata siapa? " Tanya Natha.
"Kata si fujo Tasya, noh orangnya depan sendiri" Jelasnya sambil menunjuk arah kerumunan.
"Seganteng apa sih"
"Ganteng anjing sumpah, demi sambel gak pake lombok" Celetuk Vian.
"Wajahnya tadi kek judes gak si? Datar banget kek kertas" Ucap dika sambil memberikan ekspresi aneh.
"Gua rasa juga begetoh" Sahut Dirga maning.
Natha mengerutkan keningnya, ada ya orang ganteng melebihi Natha N. Cannavaro.
"Dah ah ntar begal ae gimana? " Saran bermanfaat dari Natha ketua yang patut dianuti.
"Yoi setuju" Ucap mereka ber4 barengan.
"Gua balik kelas dulu, mau mencari nafka" Ujar Natha sambil beranjak dari duduknya.
"Ilmu, tolol" Geplak Dirga pada kepala oknum.
"Hehehe, dadah sayang Dirga muach" Ucapnya seraya meninggalkan tempat berkumpul mereka dan memberikan cium jauh pada Dirga.
"Dadah Natha sayang" Sahutnya memberikan cium jauh juga.
Tak terasa sedari tadi ada yang menatap tingkah mereka dengan tatapan tak suka.
Lah siapa yang suka emang pacarnya cium jauh begitu sama temen sendiri. Ya walau cuma bercanda, tapi hargai Denan juga lah njeng.
____________________
Kini Natha tengah berjalan di Koridor sekolah hendak pergi ke kelas nya MIPS III.
Tak butuh waktu lama Natha kini memasuki kelasnya dan di sambut oleh sahabatnya 'Riyan'
Riyan melihat Natha yang berjalan ke arah tempat duduknya.
"PR udah? " Tanya Riyan pada Natha.
Natha yang baru saja mendudukan bokong nya mendongak menatamenatap Riyan, lalu nyengir.
Riyan heran, kenapa nyengir?.
Cengiran Natha berubah seketika. "Udah lah Natha gitu loh" Jawabnya bangga.
"Pinter" Puji Riyan seraya menggusak kecil rambut Natha.
Tak lama setelah itu guru mereka datang dan langsung memulai kelas.
**
"Aku berharap itu bukanlah dirimu"
Tbc.
Ini semuanya satu chapter itu ada 800an kata menurut kalian kurang gak si?.
Semoga sukaa🧏♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNa [BL]
Randomsetelah Resa mengikuti orang tuanya untuk pergi ke London. Natha terpuruk bersedih akan tak bertemunya dengan Resa, Natha mencintai Resa, apakah Resa tak sebaliknya begitu? Natha mencoba melupakan Resa, sedikit demi sedikit rasa itu mulai hilang, h...