"TOLONG! Siapapun yang ada disana tolong!!" Teriak seseorang dengan posisi yang menahan tasnya dari tarikan preman.
"Berikan tas mu!" Sentak nya dan mendapatkan gelengan kuat dari wanita itu.
"Nggak!"
Bugh!
"Argh! Keparat mana yang berani sama gua!" Preman tersebut menengok kebelakang dan menemukan seseorang dengan hoodie dan celana training panjang hitam. Terdapat rantai disela-sela saku celananya.
"Heh bocah sialan!"
Preman tersebut maju sambil berkata, "Lu jangan main-main sama gua! Kalau gak–"
Bugh!
Bugh!
KRETEK!
"ANJING!" Pekik nya kesakitan, preman itu merasakan nyeri yang amat dalam di kaki kanannya. Dia bangkit dan menghentakkan kakinya dengan emosi yang membara.
"Cewek kurang ajar!"
Belum sempat dia melayangkan tangannya untuk menampar cewek tadi, preman itu langsung terpental kebelakang ketika Valetta melakukan tendangan udara yang mengenai kepalanya. Tak sampai situ saja, Valetta memberikan bogeman mentah tepat diarea hidung dan menyebabkan pembuluh darah tipis yang ada pada dinding hidung pecah. Sehingga preman tersebut mendapatkan cairan merah kental yang sudah mengalir dari hidungnya. Valetta menendang, memukul, dan menonjok preman itu tanpa ampun hingga tumbang.
"Pergi dari sini, kerja bukan bisanya maling." Tutur gadis itu datar dan dingin. Netra biru nya melemparkan tatapan tajam kepada preman tersebut. Wajahnya tertutupi oleh masker hitam, sehingga hanya matanya yang terlihat.
"Liat aja lu kalau sampai kita ketemu lagi!" Teriak dia begitu jaraknya dengan Valetta telah terkikis banyak. Gadis tersebut tidak perduli dan menjulurkan tangannya kepada wanita paruh baya yang tadinya hampir dijambret.
"Ibu gapapa?" Tanya Valetta.
"Alhamdullilah gapapa dek, makasih banyak ya. Kamu ada yang luka?" Ucapa wanita itu dengan suara parau dan tatapan khawatir terhadap Valetta. Takut takut saja, kulit putih bak susu remaja cantik didepannya ini tergores ketika berkelahi dengan preman tadi.
Walaupun tak terlihat karena terhalang masker, Valetta tersenyum kecil sambil mengangguk, "Sama-sama, saya baik-baik saja. Ibu disini rumahnya dimana? Mau saya anterin?"
"Ga usah dek, sudah dekat kok. Di depan situ aja," tunjuk wanita itu ke arah gang yang dibatasi dengan gapura.
"Beneran nih?" Ucap Valetta memastikan.
"Iya makasih ya dek."
"Iya bu, yasudah ibu hati hati dijalan ya. Saya pamit dulu." Ujar Valetta dan berlalu dari sana tanpa memperdulikan jawaban dari wanita tadi yang belum keluar.
***
"ASSALAMUALAIKUM," Ucap Zalra sembari melepas sendalnya di batas teras dan berjalan ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam, umma kemana aja? Kenapa lama," balas Iku dengan keberadaan Zalra—ibu Iku yang baru saja memunculkan batang hidung nya setelah satu jam lebih lamanya.
"Tadi umma mau dijambret sama preman di depan gapura, tapi alhamdulillah ada gadis nolongin umma." Jelas Zalra dan berjalan ke arah sofa—lalu duduk. Tentunya diikuti oleh Iku juga yang sedikit kaget dengan fakta barusan. Sebelum ke sofa, Iku sempat mengambil air mineral di atas nakas dan memberikan nya kepada Zalra.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALETTA [MONKART GROUP CHAT]
Random"Lepas atau gue pastikan tangan lo kaga bakal ketemu lagi." *** Grup chat gaje para pembalap monkart yang terinspirasi ketika saya mengalami remedial bilangan bulat. :) Ini cerita absurd, gaje, receh, jelek, dan aneh. Kalau ga mau gila ga usah dibac...