My Love, My Neighborhood

446 13 0
                                    

Siang telah berlalu dengan sang matahari yang telah berbalik ke tempat peraduannya,aku duduk didalam rumah pohon disebelah rumahku. yang dibuat ayahku untukku dan tetanggaku "Liam". Tempat ini terasa sempit untukku saat ini yang telah berusia 19th. dulu Kami selalu menghabiskan waktu bersama saat kecil sampai dia pergi. Pergi meninggalkanku untuk menggapai impiannya sebagai seorang arsitektur terkenal. Di universitas oxford tepatnya kini dia berada. Semenjak kepergiannya hidupku terasa hampa kami jarang berhubungan melalui telepon kadang hanya 1kali sebulan malah bisa setahun sekali karna dia sedang sibuk. Lagipula tarif telepon dari sini kesana sangat mahal. Ibunya bilang Liam disana ingin membiayai sekolahnya sendiri dengan bekerja part time disebuah cafe. Dari rumah pohon inilah aku dapat melihat dengan jelas halaman rumahnya yang terasa sepi tanpanya. sama seperti hatiku kini sudah 5tahun kami berpisah saat SMA dia dan kedua orang tuanya pergi ke london. Dua tahun yang lalu orang tuanya yang pulang sebenarnya saat kedatangan mereka aku kira Dia juga ikut tapi ternyata tidak. Saat kutanyakan kepada ibunya dia berkata "Maaf sayang Liam sudah diterima di Oxford university jadi dia tak bisa kembali lagipula itu kan kesempatan emas untuknya" ucapnya sambil mengecup dahiku.

saat itu aku rela tidak sekolah hanya untuk menjemputnya namun apa daya ternyata pengorbananku sia-sia. Padahal aku telah melewatkan 3 ulangan hari itu. Kemarin dia menelpon kerumahnya akan pulang 2hari lagi karena dia sudah lulus dengan nilai cungloud yang sangat memuaskan. Itu berarti dia pulang besok pagi. Sebenarnya aku tak mau berharap lebih tapi bagaimana terkadang kaki dan hatiku tak berjalan searah. bila hatiku bilang tidak, kakiku bilang ya. Besok seperti hari besar bagiku, memikirkan kedatangannya membuatku tak bisa tidur. Bagaimana dia sekarang apa dia sudah berubah atau masih Liam yang kukenal dulu?. Bayang-bayang akan wajahnya, tubuhku membuat senyum-senyum tak karuan.

"Sayang?"panggil ibuku dari teras rumah

"Apa kau disana?" tanyanya mencoba mencari sosokku di bawah sinar mentari yang mulai pudar.

"Ayo turun, kita makan malam" sejenak aku mengabaikan panggilan ibuku dan memandang foto masa kecil kami yang penuh kenangan menghiasi dinding kayu rumah pohon kami.

...

"Ya Mom aku segera turun" ucapku langsung menuruni tangga kayu. Aku berbalik sekali lagi memandangi seluruh rumah pohon dari bawah membayangkan diriku dengan Liam sedang bermain kejar-kejaran mengelilingi pohon sambil cekikikan.

Aku turun dengan rambut terurai basah. aku masih asyik menatap layar handphoneku membuka media sosial Liam. Apa saja kegiatannya disana? siapa saja teman-temannya?. Hanya satu orang yang menarik perhatiannku. Disetiap foto yang diunggahnya selalu ada gadis ini siapa dia? kenapa mesra sekali?. Tetapi aku tetap berfikir positif mungkin dia hanya teman baiknya, atau pacar temannya. Tanpa kusadari wajahku menunjukkan kekesalan.

"Kenapa sayang?" tanya seseorang yang kurasa bukan ibuku tapi suaranya tak asing bagiku. aku melihatnya ternyata sedari tadi Mrs. Allen sudah ada disini makan malam bersama keluargaku.

"Oh tante maafkan aku, Aku tidak menyadari keberadaan tante" sesalku

"Ya sudah, bagaimana kabarmu sayang?" tanyanya perhatian

"Aku baik-baik saja tan" ucapku sambil mengunyah makanan

"Sayang habiskan dulu makananmu baru bicara kan tidak sopan, perempuan tak baik seperti itu"bentak ibukku

"Maafkan aku Mom, Tan"sesalku

"Kau sudah mendengar kedatangan Liam besok?" tanyanya yang menyita perhatianku.

"Dia langsung kuberitahu setelah kau mengatakannya padaku, Kau tahu dia langsung berteriak kegirangan dan melompat-lompat kegirangan" katanya sambil memandangiku. kini semua yang ada dimeja makan menatapku yang membuat wajahku merah padam karena malu.

"Aaargh Mom" rengekku

"Tapi sayang besok Liam tak jadi datang pagi karena pesawatnya delayed mungkin sore dia baru tiba sayang" ucapnya kecewa tapi ini sebuah peluang emas bagiku. Aku tak perlu melewatkan pelajaran besok dan bisa menjemputnya di Airport.

My Love, My NeighborhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang