(2) anak lelaki itu

11 3 0
                                    

"KENAPA KAMU DISINI?!" Ucap nenek ku, aku takut jika sudah di bentak seperti ini

"Aku mau nganterin makanan nek ini buatan ayah pasti enak" ucap ku sembari menyodorkan sebuah tempat makan pada nenek ku

"GAK PERLU" nenek melemparnya, iya melempar masakan milik ayahku, aku menahan air mataku yang akan jatuh dan segera mengambil bekal yang jatuh itu

"BERANI BERANI NYA KAMU KESINI,TIDAK SUDI SAYA MAKAN MASAKAN AYAH KAMU ITU, DAN JUGA KARNA KAMU ANAK SAYA MENINGGAL" Aku sudah tidak tahan, aku memunguti makanan itu dengan sesekali menangis

"Aku juga gak mau begitu nek" ucap ku dan segera berdiri

"Nenek benci banget ya sama aku? Benci aku aja nek jangan ayah, kalo nenek gamau ya jangan di buang masakannya" ucap ku dan segera bergegas meninggalkan kan rumah milik nenek

Aku selalu mengingat perkataan ayah yang selalu bilang
"Sebenci apapun orang pada kita jangan balik membencinya, oke?"

Aku menangis melewati hujan berlari menenagkan pikiran, terasa melegakan

Hari ini aku ingin menangis sepuasnya sekali saja, aku sudah tidak tahan

"Bunda...maafin senja ya, maaf gak bisa jadi anak yang baik kalo aja aku gak lahir pasti gak bakal gini"

Baju baju yang ku gunakan sudah basah semua entah kenapa tak sama sekali terasa dingin, aku pun segera duduk di bangku yang menghadap ke arah lautan

Aku terus menangis, meluapakan kesedihan ku pada hari itu

Aku tak merasakan rintik rintik hujan yang turun, aku pun segera mendongak untuk melihat apa hujan nya sudah berhenti atau tidak tetapi yang kulihat sebuah payung yang melindungiku dari air air hujan yang turun

Pria itu tersenyum kepada ku, senyuman nya menyalurkan senyuman juga di bibir ku

Pria itu berjongkok di depan ku dengan menggunakan jas hujan. Yang membaluti seluruh badannya

"Kamu kenapa hujan hujanan gini?" Tanya nya padaku

"Gak papa pengen aja"jawabku

"Kamu gapapa?" Mendengarkan itu aku segera menggeleng

"Aku gapapa kok" entah kenapa pertanyaan itu membuat ku terasa bahagia

Pria itu memegang tangan ku dan membawa ku pergi

Ia membawa ku untuk meneduh, aku tersenyum melihatnya mengedip ngedip kan matanya terlihat lucu sekali laki laki itu

Ia membuka jas hujannya entahlah untuk apa

"Di pake ya kamu pasti dingin" ucap nya dan membaluti badanku dengan jaket hitam yang sebelumnya ia gunakan dibalik jas hujannya

"Gapapa kamu aja aku kan emang udah basah, liat kamu cuma pake kaus gitu" ucap ku menunjuk baju yang ia gunakan

"Aku tinggal pake jas ujan lagi kan, lagi pula ini tidak begitu dingin" ia pun kembali memakai nya setalah mengatakan itu " udah kan?" Ucapnya lagi

Aku tersenyum melihatnya

"Kamu mau kue gak?" Aku menawarinya makanan yang tadi aku bawa ke rumah orang itu, tenang saja rantang ku tersusun 3 hanya bagian atas saja yang tumpah

"Boleh nih?" Tanyanya dan aku mengangguk dan segera membuka tempat makan susunan bawah yang berisi kue

Anak itu pun mengambilnya dan memakannya

"Eummm enak banget" ucap pria itu dengan tersenyum memperlihatkan giginya yang tersusun rapi benar benar sangat imut

"Iya lah bikinan ayah akuu hihi" ucap ku dan tertawa diiringi tawanya kembali

"Oh iya nama aku senja" ucap ku sambil menyodorkan tangan ku untuk berjabat tangan

"Aku langit salam kenal senja" ucap pria bernama langit itu dan menerima uluran tangan ku

"Soal yang tadi, kalo kamu emang suka hujan gapapa, tapi jangan sering sering begitu ya entar bisa sakit" Ucap langit

"Iya gak bakal, cuma gak tau kenapa aku ngerasa lega aja ngelakuin itu" ucapku sambil tersenyum dan menunduk

Cowo itu mengusap rambutku yang basah, dan mengucapkan satu kata yang selalu terngiang ngiang Sampai sekarang ini

"Kerja bagus, apa yang kamu lakuin itu udah terbaik, semangat terus ya jangan pernah menyerah sama keadaan, aku juga gak tau kamu ada masalah apa tapi jangan lupa jika ada kebahagiaan setelah itu"

Tapi ucapannya tidak terlalu begitu benar.

Itu cerita ku bersama seorang pria yang menjadi tokoh utama dalam cerita ku sampai sekarang ini, ya dia masih menjadi tokoh utamanya

Sejak pertemuan itu kami sering bertemu beberapa hari itu hanya untuk melihat wajah masing masing, tetapi hanya berselang 4 harian.

Soal jaket ituu, aku selalu membawanya jika akan ke tempat itu, walaupun dia selalu mengatakan
"Sama kamu dulu besok baru kasih ke aku" begitu setiap hari yang dia katakan sampai hari itu aku pergi lagi ke tempat yang selalu menjadi tempat kita bertemu, sekarang aku tidak lupa membawa jaket nya untuk di kembalikan lagi, aku terus menunggu nya sejak pagi hingga sore ini, tapi tak ada yang datang kepada ku dengan senyuman manis itu.

Aku khawatir ada yang telah terjadi dengannya, aku takut, aku takut tidak akan lagi bertemu dengannya

Under The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang