Chapter 1 : The Beginning Of Dream and Freedom

228 22 5
                                    

Pulau Tricera, tempat dimana berdirinya sebuah pulau besar yang menjadi pusat ilmu pengetahuan terbesar kedua setelah Pulau Ohara.....



Antara keduanya memiliki 2 tujuan yang sama, yakni mempelajari bahasa pada ukiran Ponegliphs dan menguak misteri The Void Century.....


































Namun, malangnya.....








Pulau Tricera memiliki nasib yang sama seperti Pulau Ohara, dihancurkan oleh.....
































Buster Call.....






































Buster Call, Pulau Tricera, Kota Silvero.....








Duaaaarrrr








Boooommmm








Duaaaarrrr








Boooommmm








Duaaaarrrr








Boooommmm








Duaaaarrrr








Boooommmm

























Letusan dan ledakan, terus menggema tiada henti. Satu demi satu bola peledak menghancurkan kota tersebut, dalang dibalik ini semua adalah Pemerintah Dunia yang melarang segala aktivitas tentang pengungkapan The Void Century.....

Mereka pun mengirim agen Cipher Poll untuk membunuh para petinggi kota dan peneliti disana, sedangkan armada angkatan laut bertugas melenyapkan kota tersebut. Sangat ironi sekali, hanya karena keingin-tahuan akan sejarah, sebuah pulau dihancurkan dan tak terhitung berapa korban jiwa yang melayang.....



Terlihat seorang anak gadis dengan rambut merah dan beberapa helai rambut putih tengah berlari bersama Wanita dewasa berambut putih yang berumur kisaran 30 tahun. Di belakang mereka terlihat banyak sekali pasukan angkatan laut yang mengejar keduanya, namun.....



Bruuuukkkk.....



Aaaaakkkkhhhh.....



Sang wanita terjatuh karena kakinya tersandung palang bangunan yang sudah jatuh, terlihat kakinya berdarah dan dibelakang mereka juga sudah terdapat pasukan angkatan laut yang masih mengejar.....

"hiks hiks hiks, mama ayo lari!!!!", ucap gadis itu sambil menangis, dia tidak ingin kehilangan wanita yang merupakan ibu si gadis kecil itu.....

Lalu, sang ibu hanya bisa memandang anaknya yang terduduk didepannya sambil menangis. Walau kematiannya sudah di depan mata, namun wanita ini tersenyum pada anaknya itu.....

"Lu-chan, maafkan Mama nak. Kamu harus bisa kabur tanpa Mama, kamu harus tetap hidup", ucap sang ibu yang tersenyum sedih melihat gadis kecilnya itu, namun gadis yang dipanggil Lu-chan itu hanya bisa terdiam dan masih saja menangis.....

"tidak!!, hiks, Lu-chan tidak mau kehilangan Mama!!!, hiks", ucap gadis itu yang kesedihannya semakin menjadi-jadi.....

Namun, sang ibu hanya bisa tersenyum. Lalu, dia pun mengusap rambut dan membelai wajah sang putri untuk terakhir kalinya. Melihat wajah dan rambut merah putrinya, mengingatkan dirinya pada  suaminya.....

The Twin Daughter Of Yonkou (REWRITE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang