Role Play - 04

1.3K 136 30
                                    

Kali ini pas akhir bulan.

Chapter ini dan beberapa chapter kedepan akan memuat konten sangat-sangat dewasa, bisa ditarik kapan aja atau dialihkan.



Dimata dunia, Las Vegas adalah kota penuh dosa, neraka. Karena memiliki kebebasan melakukan apapun. Seks, minum, narkoba, perdagangan manusia, perjudian dan semua perbuatan bajingan tapi tidak pernah ditutup karena pihak atas memiliki ancaman sangat besar pun orang-orang sudah terbiasa melihat hal seperti itu. Telanjang dimuka umum atau menelanjangi sekalipun. Dunia nyatanya hanya menyorot pada Las Vegas saja. Sedangkan kota lain? dinilai secara universal. Mana mungkin berani. Kendati hal itu ada ditempat-tempat tertentu, seperti yang dikatakan. Tidak berani terang-terangan.

Begitu pintu tempatnya party dibuka, inilah yang disebut semi Las Vegas sebenarnya. Shienna pernah menuliskan hal itu. Tempat penuh manusia dengan dentuman musik membuat telinga pekak. Bau minuman keras dan gesekan badan mengikuti alunan suara. Desahan bercampur histeris menguapkan semua beban hidup. Ada yang berani membuka diri, tak berhelai menari pole. Meliuk-liukan badan mengintari sebuah tiang. Segelas sampanye dituangkan pada tubuh kemudian jemari menyusur kebawah.

Sial! Shienna sungguh merinding melihat di dunia nyata hal-hal kelewat erotis. Ciuman disudut-sudut. Pihak wanita didesak ke tembok, penyatuan kelamin terang-terangan. Menghancurkan dan berbagi kehancuran. Dan di tempat semi Las Vegas ini, Shienna datang bersama Vincent Volker. Jemari nya disentuh lembut kemudian Vincent membawa nya ke konter bar. Meminta dua minuman dihidangkan depan mereka. Melihat Shienna melirik kanan kiri membuat Taehyung meyakini ia memasukkan diri nya sendiri sebagai Shania, atau sedang menjalankan perannya sebagai Shania karena mengikuti kesepakatan Vincent.

Shania— istri hasil perjodohan Vincent dalam tulisannya tak terbiasa dengan hal berbau nakal. Maka ketika Shienna memasang wajah innocent seperti sekarang nyaris membuat Vincent menggertak gigi graham. Imajinasi nya pas. Wanita manis, patuh, tapi tidak sepenuhnya submisif. Masih bisa mengimbangi. Beriringan dan semakin telaten waktu demi waktu. Ekspresi seperti itu kian menaikkan libido, serasa ingin dihancurkan. Di kungkung, atau dibawa pada titik tertinggi kebisaan Vincent.

Sedikit terkejut manakala Vincent menyentuh bokong. Vincent meminta nya untuk bergerak karena dalaman Shienna ditariknya turun. Terlepas dari ujung kaki dan pria itu mengantongi nya dalam saku celana. Shienna melepas bra dari kedua lengan diminta Vincent. Menyisakan kaos pendek menutupi tubunya. Sudah dimulai. Benar-benar dimulai dengan pengenalan kepemilikin Vincent. Ujung jemari nya semakin naik menyentuh garis paha dalam. Shienna menangkap dari ujung mata minuman didepan mereka. Menggigit bibir bawah memberi penawaran yang ia tau Vincent mengerti maksud terselubung dari hal itu.

Menepuk paha sekal agar Shienna duduk mengangkang diatasnya. Vincent meminum seteguk mengaliri kerongkongan. "Aku tidak punya waktu banyak. Bisa kita mulai sekarang?"

"Kau terkesan buru-buru Vin."

"Manajer ku tentu akan uring-uringan mencari keberadaanku writter-nim." Vincent meyentuh dada Shienna. Mengusap dari balik kaos memelintir membangunkan sensitif nya Shienna seketika.

"Ahhn-"

"Disini?" Vincent menyunggingkan senyum berhasil menemukan tingkat sensitifas Shienna. Gerakan jemari mengambang, ringan. Mengelilingi puting diusap-usap kemudian tangkupan tangan meremas keras membuat Shienna terdesak. Melengkungkan badan mengenai dada Vincent, meminta menumpu, tapi berakhir membangunkan sisi liar ketika Vincent menelusupkan tangan dalam kaos nya. Bersentuhan langsung bersama kerasnya tonjolan Shienna mencuat. Panas, sesak, debarannya berhasil dirasakan Vincent.

Role Play ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang