chapter 1

15 1 0
                                    


Seoul, 21 maret 2015

"Eomma nanti Sena dan adik mau naik komedi putar, boleh?" Tanya seorang anak yang berusia tujuh tahun dan adiknya enam tahun.

"Karena ini ulang tahun Sena sama adik jadi kalian boleh menaiki semua wahana sepuasnya" ucap sang mama sedangkan sang ayah fokus pada kemudi dan jalanan.

"Sirheo Jisung gak mau naik komedi putar" sanggah nya.

"Kenapa? Komedi putar itu menyenangkan, tanya saja sama eomma dan appa"

"Benar eomma, appa"

" Eoh itu menyenangkan, iyakan yeobbo"

"Majja" ucap sang ayah.

"Tuh kan, ayok naik JiSung" mohon Sena, sebab Sena tidak ingin jika bermain tanpa adiknya karena bagi Sena Jisung adalah adik sekaligus teman yang menyenangkan.

"Tapi komedi putar itu mainan khusus perempuan, Jisung tidak mau"

"Tapi laki-laki juga naik itu, iyakan appa?"

"Eoh, saat kencan dengan eomma, appa naik itu" ucap ayah yang menatap istrinya yang tengah tersipu malu karena teringat tentang hari paling membahagiakan bagi mereka berdua.

"Tuh, ayo JiSung temani Noona naik, yah"
Mohon Sena lagi tapi Jisung hanya diam, berpikir apakah ia harus naik atau tidak. Sena pun menggenggam tangan adiknya itu.

"Nanti Noona akan kasih semua stock permen jelly untuk Jisung, gimana?.

"Semua ya, tanpa ada yang tersisa sedikit pun" Sena menggangguk.

"Oke Jisung akan naik dan bermain sama Noona sampai puas" ucap Jisung girang. Sena tersenyum lalu mencubit pipi gembul milik adiknya itu yang membuat Jisung merengis sakit.

"Appa masih jauh ya" tanya Sena pada appa

"Sebentar lagi sayang, sabar ya"

"Noona sudah tidak sabar untuk menaiki komedi putar appa"

"Ya sudah, yeobo percepat sedikit" ucap eomma. Appa pun mempercepat sedikit laju mobilnya.

"Eomma JiSung mau....."

"APPA!! AWAS!!" Teriak Sena ketika sebuah truck besar akan menghantam mobil mereka. Semua terkejut dan ayah berusaha sekuat tenaga untuk membanting setir nya.

"Pakai sabuk pengaman kalian!!"

Sena akan memakaikan sabuk pengaman kepada Jisung yang tengah menangis sedari tadi namun terlambat sebuah bus dengan kecepatan penuh menabrak bagian sisi kanan mobil tempat ayah dan juga Jisung duduk, Sena menjerit saat mobil itu menghantam keras mobilnya hingga membuat mobil sedan hitam tersebut terpental sangat jauh.

Perlahan Sena membuka matanya ketika bunyi serenai tertengkap oleh pendengaranya. Hal yang pertama kali di lihatnya ketika membuka mata adalah langit yang berwarna jingga, Sena mengedipkan matanya

"apa ini surga, apa aku sudah mati" batin Sena.

"Tapi mengapa aku sendiri, dimana eomma, appa, Jisung, aku ingin mereka" lanjut Sena.

AngmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang