Sudah cukup lama Jihoon berdiri di depan pintu ruangan milik seorang dokter. Karena mengalami beberapa hal yang membuatnya tidak merasa baikan, maka dia memutuskan untuk pergi memeriksakan diri. Tapi anehnya dia justru semakin ragu. Setelah dua hari yang lalu melakukan tes, hari ini hasil labnya keluar.
Dia lupa di sini adalah rumah sakit, dimana ayah Kim Junkyu bekerja, dan jika anak itu ada pasti sosoknya akan banyak memberikan pertanyaan. Ya mau bagaimana lagi, Jihoon juga tidak punya pilihan. Dia melakukannya karena dia penasaran akan apa yang terjadi, pada dirinya sendiri itu.
Karena berpikir begitu lama akhirnya dia memutuskan untuk pulang saja, lagian tidak masalah menunggu hari lain. Tapi, baru saja kakinya hendak melangkah. Seseorang menarik pergelangan tangannya pelan, dia tersenyum sambil memeluk beberapa snack di tangan satunya.
Ya siapa lagi jika bukan Kim Junkyu. Si tukang makan, dan terlalu banyak tanya tentunya. Sudah duga-duga, pasti Junkyu berada di sini.
"Kau mencari ku sampai sini, Jihoon?" Junkyu bertanya demikian, karena dia penasaran akan kedatangan Jihoon di rumah sakit itu. Biasanya saja dia menolak saat Junkyu mengajaknya.
"Junkyu, kau di sini? Sebenarnya aku---"
"Oalah Jihoon yang mau ambil hasil lab nya ya?" ucap seorang dokter dengan sangat ramah itu. "Hasilnya sudah keluar Jihoon, mari masuk biar di jelaskan."
Dan itu juga membuat perkataan Jihoon tanpa di duga terputuskan. Sungguh dia benar-benar bingung harus mengatakan apa pada Junkyu, anak itu tingkat penasarannya tinggi. Apalagi saat ayahnya justru mengatakan niatnya untuk datang di tempat ini.
"Mau periksa apa sih Hoon? Kayak lagi sakit keras aja. Mana pakai hasil lab juga lagi," ujar Junkyu.
"Jihoon ayo masuk ke ruangan di sebelah sana. Kayaknya paman harus ngambil sedikit darah kamu buat di cari tahu penyakit yang sedang kamu derita. Kalo di baca dari keluhan yang kamu alami, paman gak sebegitu yakin itu penyakit biasa. Tapi mungkin harus paman beritahu dulu, tentang hasil labnya beberapa hari yang lalu. Kemungkinan itu ada benarnya juga, karena akurat sekali dengan keluhanmu."
"Ayah, maksudnya apaan? Jihoon mana mungkin penyakitan," sahut Junkyu sambil memayunkan bibirnya lucu.
"Aku gak papa Kyu, ya udah paman aku duluan."
Sebenarnya Junkyu juga tidak yakin jika Jihoon itu sakit. Lagian dia tahu, betapa kuatnya Park Jihoon itu. Dia tidak mudah sakit, apalagi sampai sepatah itu. Tapikan Junkyu hanya melihat dari luarnya saja, entah dengan dalamnya.
Jihoon bahkan pandai berbohong, tidak ada yang tahu tentang apa yang dirasakannya. Karena dia sangat ahli dalam menyembunyikannya, sehingga teman dekatnya sendiri pun tidak mengetahui apa-apa.
Hanya perlu menunggu beberapa hari saja untuk mendapatkan hasil lab. Tapi, Jihoon sudah merasa takut dari awal. Ia tidak yakin semuanya akan baik-baik saja, sejak pulang dari rumah sakit sehari yang lalu ia terus-menerus mimisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴀᴛᴇ ʜᴏᴘᴇ ᴀɴᴅ sᴀᴅ ᴇɴᴅɪɴɢ[✓] 𝙍𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞
Fanfiction𝚂𝚊𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚙𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚙𝚊𝚛𝚊𝚛𝚎𝚕 𝚖𝚎𝚛𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚞𝚛𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚙𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞𝚕 𝚊𝚐𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚍𝚒𝚋𝚊𝚗𝚐𝚐𝚊𝚔𝚊𝚗. 𝙿𝚊𝚍𝚊𝚑𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚘𝚜𝚘𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚊𝚛𝚞𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚠𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚢�...