CHAPTER VII

418 29 3
                                    








































..............................................











































Entah sampai kapan Jerry tetap menyimpan perasaannya pada sang kakak ipar yakni Misha. Jerry masih sangat takut jika nantinya hubungan antara Navid dan Misha jadi bermasalah hanya karena pernyataan cintanya yang selama ini Jerry pendam sendiri. Bukan hanya itu, namun Jerry juga memikirkan bagaimana hubungannya dengan Gilsa kedepan jika ia mengutarakan isi hatinya pada Misha.

















Walaupun Gilsa tahu jika Jerry memiliki perasaan lebih dari sekedar adik pada kakaknya itu, Jerry jatuh hati pada Misha tepat setelah kejadian dimana Jerry ingin mengakhiri hidupnya dengan cara mencoba menabrakkan dirinya ke mobil yang melaju cukup kencang. Namun pertolongan serta nasihat Misha saat itu berhasil membuat sosok Jerry jatuh hati pada kelembutan Misha.




























Apa daya seorang Jerry saat tahu jika kakak laki-laki yang sangat ia sayang justru menikah dengan wanita dicintainya. Bukan hanya itu, tapi juga harus menelan rasa sakit kala ia tahu bahwa Navid sudah mencintai Misha sejak pertama kali sang kakak mengenalnya.
























Harapan Jerry untuk hidup bersama dengan Misha pun gugur seketika dihari pernikahan Navid dan Misha. Jerry juga harus kuat melihat kebahagiaan dalam rumah tangga Navid dan Misha yang sangat terpancar dan keduanya yang saling mencintai.






















Seperti sekarang ini dimana Jerry mendapat kabar yang cukup mengejutkan baginya yakni kehamilan Misha. Hati Jerry rasanya sangat sakit mengetahui bahwa wanita yang begitu dicintainya justru bahagia bersama orang lain dan akan segera menjadi seorang ibu dari anak kakaknya sendiri.
























Disaat seluruh keluarga bahagia atas kabar kehamilan Misha, Jerry justru nampak tidak terima dengan hal tersebut. Jerry masih memiliki perasaan pada Misha walaupun ia mengaku pada Joiv bahwa dirinya mulai menyukai Gilsa sebagai wanita bukan sahabat ataupun rivalnya. Jerry juga merasa bingung mengapa ia bisa mencintai dua wanita sekaligus disaat bersamaan.

























Gilsa yang menyadari ketidakterimaan Jerry atas kehamilan Misha pun hanya bisa diam dan cukup mengerti dengan kenyataan bahwa Jerry masih mencintai Misha hingga saat ini.

























"Lo gak suka ya Jer mbak Misha hamil?" tanya Gilsa polos.
















" Gak gitu, Sa....gua cuman belum bisa nerima aja mbak Misha bisa hamil secepat itu ditambah gua juga yakin kalo baik mas Navid ataupun mbak Misha pasti belum siap jadi orang tua. Secara mereka masih muda dan juga baru banget nikah kan?....apa gak terlalu cepet buat mereka punya anak?....mas Navid aja sibuk kerja jadi CEO di perusahaan papa, sedangkan mbak Misha harus ngurus boutique mama selama mama rehat ini, jadi apa gak tambah repot merekanya  kalo punya bayi secepet ini?" timpal Jerry.








" Tiap anak itu adalah titipan Yang Mahakuasa Jer......jadi kita gak bisa ngelarang ataupun ngerencanain melebihi Yang Diatas!, itu semua udah jalan dan takdir dari Tuhan ke kita sebagai umatNya. Kalo emang rejeki mas Navid sama mbak Mici untuk punya anaknya sekarang, ya kita sebagai keluarga cuman bisa nerima dan sayangi anak itu juga kan?. Apapun alasannya, seorang anak adalah rejeki dari Yang Mahakuasa buat orang tuanya dan juga untuk keluarga besarnya. Lagipun dikeluarga Lesora belum ada tawa anak kecil lagi kan?, nah mungkin setelah Ruby,ada lagi deh.....!" balas Gilsa sembari menampilkan senyum manisnya.






















"Sa....." panggil Jerry








" Apa? " jawab Gilsa sembari tetap menatap laptot karena tugas skripsinya.


" Gua boleh jujur ke lo?!" tanya Jerry gugup kala ia menatap kearah Gilsa.



" Tentang? " jawab Gilsa sedikit melirik kearah Jerry.



" Perasaan gua buat kakak lo,mbak Misha yang selama ini gua tutup rapat-rapat dari semua orang termasuk lo" balas Jerry.







" Kenapa? lo suka sama mbak Mici?" tanya Gilsa dengan mata malas pada Jerry.






" Kok lo tau?, kan selama ini gua gak pernah ngomong sama siapapun bahkan lo yang sahabat gua sendiri!?" Jerry bersama dahinya yang mengerut.










" Dari gerak-gerik lo aja gua bisa nebak Jerryon Muktar Lesora! Kalo lo tuh udah suka sama mbak Misha sejak kita SD kan?" ledek Gilsa pada suaminya itu.










" Lo gak marah karena baru sekarang gua jujur ke lo Gil?" tanya Jerry disertai panggilan yang cukup membuat Gilsa menegang saat sang suami hanya memanggilnya dengan sebutan Gil.

















" Kenapa gua harus marah....? kan yang punya perasaan elo, yang suka sama mbak Mici juga lo!jadi buat apa gua marah?, toh kalo gua marah pun gak akan ngerubah perasaan lo buat mbak Mici juga kan? yang penting sekarang lo udah mau jujur dan gua harap lo bisa lupain perasaan lo itu buat mbak Misha karena saat ini mbak Misha gak akan pernah bisa lo milikin dan dia itu posisinya adalah kakak ipar lo, istrinya mas lo!." tukas Gilsa tetap menatap Jerry dengan tatapan tajamnya

















" Gilsa Ameeta Urshad...eh?,gak! Gilsa Ameeta Lesora, gua pengen coba lupain perasaan gua buat mbak Misha dan lo harus bantuin gue dengan cara tetep disisi gua untuk selamanya sampai gua mencintai lo sepenuhnya! itu mau gua! lo mau kan?" tanya Jerry pada wanitanya itu.























Mata keduanya kembali bertatapan dan Gilsa semakin mendekat kearah Jerry dengan langkah pelan lalu mulai menyatukan bibirnya dengan bibir sang suami disertai lumatan kecil.































" Gua pasti bakalan bantuin elo Jer..., tapi untuk bikin lo cinta sepenuhnya ke gua kayaknya tergantung lo nya...., karena cinta itu ada bukan untuk dipaksakan hadir dan dia hanya ada dengan datang sendiri dalam hati kita" jawab Gilsa dengan nafas sedikit terengah karena ciuman mereka.

















" Ada alasan gua ngomong gini ke elo!" kata Jerry masih setia menatap manik indah wanitanya itu. Dan dengan sedikit keberanian, Jerry membaringkan tubuh sekal Gilsa ke ranjang mereka berdua
















" Apa alasannya? " tanya wanita manis itu dengan tatapan sayunya dan ia baru sadar bahwa kini sang suami sudah membuka bagian atas tubuhnya juga bagian atas Jerry sendiri.













" Gilsa Ameeta Lesora, gua rasa gua mulai suka sama elo dan rasa itu entah sejak kapan terus ngusik gua, tapi yang pasti mulai sekarang cuman ada lo dihati gua dan pikiran gua selalu tertuju sama istri gua ini. "




























Setelah itu hanya terdengar desahan serta geraman dari dalam kamar bernuansa klasik namun unik itu. Suara kulit yang bertemu juga derit ranjang hebat mengisi ruang hampa disekitar dua makhluk yang sedang mengejar kenikmatan dan organisme dari tubuh polos mereka.











































































































*Bersambung * ...........

✵𝘱𝘰𝘭𝘢𝘳𝘪𝘴 𝘮𝘶𝘥𝘢✵ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang