Sulit untuk menemukan, mudah untuk melepaskan.
Suara sirine seakan memekakkan telinga. Sorot lampu mobil cukup menyilaukan mata. Membutakan sesaat siapapun yang melihatnya. Lajunya semakin cepat. Laporan mengenai penemuan seorang pria di pinggir sungai dengan kondisi mengenaskan sudah diterima beberapa saat lalu. Kawan-kawannya sudah berada di lokasi. Memasang garis polisi dan menjauhkan para warga yang penasaran, 'apa yang sebenarnya terjadi?'.
Carolina Winter. Gadis berparas cantik dan cukup mungil itu sampai di lokasi kejadian. Sesampainya disana, ia dan rekannya, Justin, memotret lokasi kejadian. Berusaha mengumpulkan beberapa bukti yang mengarah menuju sang pelaku. Dengan telaten, Lina dan Justin memotret dan mengumpulkan apapun yang menurutnya mencurigakan. Dari jejak kaki, jejak darah, beberapa helai rambut di pakaian korban dan sebuah jam tangan yang sepertinya sengaja ditarik oleh korban dari pelaku. Barang-barang temuannya itu akan dia serahkan bersama jasad korban ke tim forensik. Berharap mereka akan menemukan bukti baru yang akan membantu proses penyelidikan.
Setelah selesai memberikan bukti serta jasad korban pada tim forensik. Lina ditugaskan untuk memeriksa beberapa CCTV yang berada di jembatan dekat taman. Karena ada beberapa warga sekitar mengaku mendengar suara keributan di taman dekat sungai.
Riuhnya kembang api serta segerombolan orang di dekat sungai menambah kemeriahan perayaan tahun baru. Terlihat beberapa anak kecil menggenggam kembang api mini dengan tangan mungilnya, berdampingan dengan kedua orangtuanya. Terlihat pasangan muda mudi saling melemparkan canda tawa sembari sesekali menggenggam tangan dan melemparkan pandangan dengan lembut. Sungguh perayaan tahun baru yang indah. Bagi mereka.
Panggilan dari salah satu anggota tim forensik, Jaziel, memecah lamunannya. Identitas korban telah ditemukan, pria berusia 54 tahun itu bernama...
Carolina kecil membuka matanya dalam diam. Mencari ibunya namun nihil. Terlihat dari keadaan rumahnya yang penuh sesak sanak saudara. Terlihat dari foto yang terpajang di atas meja menggunakan pita hitam serta beberapa buket bunga dekat dengan foto.
Waktu demi waktu semua tamu pergi satu per satu. Menyisakan dirinya dan ayahnya. Dengan mata lelah, tercetak jelas jejak aliran air mata yang mengering, serta hidungnya yang memerah ayahnya menatap dalam dirinya. Memalingkan muka lalu berjalan menuju kamar. Menguncinya. Dan Carolina pun terdiam. Sendiri. Menatap pintu yang terkunci....
Sinar hangat mentari tak berhasil menghangatkan hatinya. Keberadaan sang ayah nihil. Carolina kecil berulang kali mengetuk pintu kamar. Tak ada jawaban. Sebuah surat meluncur jatuh. Diatas kertas itu tertulis jelas. 'Maaf, Ayah pergi'.
...
Carolina semakin beranjak dewasa, semakin besar usaha mencari jejak ayahnya. Motivasi itu yang membawa dia menjadi seorang petugas kepolisian. Sayangnya yang ia ingat hanyalah rupa, yang dapat berubah seiring usia, dan nama yaitu
Daniel Winter. Jaziel membawa berita sangat mengejutkan bagi dirinya. Kenyataan bahwa sang korban adalah ayah yang selama ini Lina cari menjadi hadiah pertama di hari ulang tahunnya.
Selamat ulang tahun ke- 22 Carolina Winter dan selamat tahun baru.
*Mohon maaf bila ada salah dalam penyampaian. Dipersilahkan untuk mengkoreksi, dengan catatan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih sudah membaca sampai akhir. *
Carilista Adeya.
Start : 31 Juli 2022. 12.00 WIB.
Finish : 5 Agustus 2022. 20.00 WIB.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll take you everywhere
Short StoryMari menyelam bersama menuju lautan dalam tanpa ujung. Mendaki gunung hingga kaki lelah melangkah dan menyaksikan sendiri dengan kedua mata semua keindahan dunia. Warn: Random thought, story, poem etc. Random updates. From me, to me and all of you...