Kereta

4 0 0
                                    



Kereta adalah salah satu transportasi umum yang sering digunakan oleh banyak orang namun bukan semua orang. Ada pula yang belum pernah menaiki kereta sama sekali. Salah satunya yaitu Katrin.

Katrin memanglah anak salah satu konglomerat terkenal di negeri ini. Jadi, wajar saja ia jarang atau bahkan belum pernah sama sekali menggunakan transportasi umum. Sopir pribadi selalu setia mengantarnya kemanapun dia pergi.  Namun, sepertinya hari ini menjadi kali pertamanya. Katrin ingin menghindari pengawasan bodyguard ayahnya. Katrin penat dengan semua itu. Dia ingin bebas sesekali dari pengawasan ayahnya.

Sampailah Katrin di stasiun kereta setelah berjalan kaki kurang lebih 15 menit dari gerbang sekolahnya. Matanya menelusuri seluruh bangunan dan orang-orang yang lalu lalang melintasi pintu masuk stasiun. Dengan penuh percaya diri, Katrin mengikuti orang-orang memasuki gerbang otomatis stasiun. Dan hasilnya tentu saja ia tidak bisa masuk. Petugas terdekat langsung menghampirinya, memberitahukan bahwa Katrin harus membeli tiket kereta sebelum masuk. Petugas itu langsung mengantarkan Katrin menuju loket.

Saat di loket, Katrin kebingungan. Ia sebelumnya tidak penah menaiki kereta kemanapun, jadi ia tidak tahu stasiun apa yang akan dituju. Setelah memberitahu petugas loket bahwa dia akan pergi ke pantai, maka petugas memberitahukan stasiun mana ia harus transit dan berhenti.

Tas merk Gucci, sepatu merk Nike, jam tangan buatan desainer ternama tampak mencolok diantara ratusan orang di stasiun kala itu. Ditambah parasnya yang cantik serta tubuhnya yang tinggi semampai nan ideal semakin membuat dirinya menjadi pusat perhatian.

Jam besar ditengah stasiun menunjukkan pukul 4 sore. Para pekerja kantoran seakan menyerbu stasiun. Rush hour. Jam sibuk. Orang-orang berlalu lalang dengan cepat menuju kereta. Terlihat ada seorang wanita hamil muda berlari menuju kereta yang pintunya sebentar lagi akan tutup. ‘Hebat,' gumam Katrin.

Kereta tujuannya sampai. Katrin langsung terseret arus menuju keretanya. Kini gerbong kereta terisi penuh manusia. Katrin berdesak-desakan dengan penumpang lain. Terdengar bisik-bisik kecil mengenai keluhan akibat bos galak, pelecehan teman kantor dan sebagainya. Tercium pula aroma bau badan, parfum menyengat nan murahan, minyak angin dan sebagainya. Katrin agak pusing, tetapi ia harus tahan sampai stasiun tujuannya.

Tiba-tiba terasa ada sebuah tangan menyentuh paha bagian dalam. Kebetulan rok seragam sekolahnya agak pendek. Katrin langsung membatu. Keringat dingin meluncur dari dahinya. Tangan itu semakin kurang ajar, kini semakin naik ke atas menuju bagian pribadinya. Katrin hanya bisa menutup mata ketakutan seraya berdoa agar tangan itu segera menghentikan kegiatannya.

Buagh.
Terdengar sebuah tinju melayang di belakang. Para wanita segera berteriak histeris dan orang-orang langsung menyingkir. Seakan membuka arena untuk berkelahi.

Buagh.
Kaki Katrin masih tidak mengizinkan dirinya untuk segera menyingkir, mengikuti orang-orang. Matanya melotot melihat seorang laki-laki bertudung abu menghajar seorang bapak-bapak dengan tampilan yang cukup berantakan hingga tersungkur jatuh mengenai lantai gerbong kereta.

Petugas keamanan gerbong langsung melerai dan menangkap mereka. Mereka akan diturunkan di stasiun selanjutnya dan dimintai keterangan. Pemuda itu dengan tangan terborgol berjalan mendekati Katrin dan menanyakan apakah dirinya baik-baik saja? Kakinya pun langsung lemas dan terduduk di lantai gerbong. Petugas lainnya langsung membantu Katrin berdiri. Dan mereka semua dibawa ke kantor keamanan stasiun.

Sesampainya di kantor keamanan stasiun, laki-laki bertudung abu itu menjelaskan alasan dia memukul bapak-bapak itu sampai hampir bonyok. Saat menjelaskan ia sesekali melihat Katrin. Dan diakhir penjelasannya ia menunjukkan sebuah tanda anggota. Ternyata dia adalah anggota muda kepolisian yang sedang pergi untuk pulang ke rumah.

Sepanjang penjelasan Katrin hanya bisa terdiam membisu. Salah seorang petugas keamanan wanita memberikan dirinya selimut dan teh manis hangat. Petugas itu menanyakan kontak orangtua Katrin dan mereka terkejut setelah mendengar siapa orangtuanya. Petugas wanita itu menelpon ayahnya dan mengatakan sedikit kronologinya.

Waktu menunjukkan pukul 6 sore. Ah... Rencanaku melihat sunset di pantai sendirian gagal. Katrin menunggu di tempat duduk dekat pintu keluar kantor keamanan. Tentu saja yang menjemput adalah supir pribadinya. Ayahnya mana peduli. Pak Agus, supirnya, langsung memboyong Katrin menuju mobil. Mereka pulang ke rumah.

Lima tahun kemudian

Setelah mengalami perdebatan dan berusaha dengan keras, akhirnya Katrin bisa mengenakan seragam polisi dengan bangga.

Saat ini Katrin sedang menaiki kereta untuk pergi menuju pantai. Dirinya tak sengaja melihat seorang siswi SMA dilecehkan seorang pemuda dari belakang.

Buagh.

Katrin menghajar pemuda itu. Seakan membalaskan atas kejadian yang ia alami dulu dan menolong gadis yang mengalami kejadian yang sama dengan dirinya. Seperti pemuda bertudung abu yang ternyata kini adalah atasannya. Dunia seakan berputar. Dulu ia adalah korban dan kini ia lah penolongnya.

I'll take you everywhereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang