2

1.6K 256 13
                                    

Naruto kembali dari misi hari ini, dirinya kelelahan dan kurang tidur. Rasanya ingin segera sampai di rumah dan membaringkan tubuh.

"Terima kasih atas kerja keras kalian." Kakashi kemudian menutup pertemuan dengan mata yang nampak sama lesunya. Tentu saja Hokage memiliki lebih banyak pekerjaan daripada shinobi manapun yang ada di desa ini.

Naruto kemudian melangkah keluar dari ruang Hokage lebih dulu daripada Sai dan Shikamaru karena entah kenapa suasana hatinya sedang tidak begitu bagus sejak menjalani misi.

"Ada apa denganmu, Naruto?" Shikamaru sebenarnya enggan mendengar cerita merepotkan selama misi berlangsung maka dirinya baru menanyakan ini sekarang.

"Tidak ada, hanya lelah saja." Naruto tak ingin membuat siapapun khawatir atau tidak nyaman dengan perasaan gelisah yang dirinya sendiri rasakan.

Sai kemudian bergabung berjalan di samping pahlawan desa itu dan mengapitnya di tengah sambil berjalan keluar dari gedung Hokage. "Tidak sabar ingin menikah hm?"

Naruto meringis pelan mendengar penuturan Sai yang blak-blakan. "Bukan begitu." Dia justru sedang sangat mengkhawatirkan soal itu sampai rasanya nyaris gila. "Kau tidak tahu betapa sulitnya mengurus ini dan itu untuk menikah."

"Memangnya apa yang kau lakukan, bukankah Hinata yang menyiapkan segalanya?" Sai bertanya keheranan, tak menyadari bahwa itu topik yang sensitif.

"Kau pikir aku tidak membantunya?" Naruto tentu saja sudah berusaha semaksimal yang dirinya bisa tapi apa boleh buat terkadang banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan hingga tanpa sadar melewatkan sesuatu.

"Kurasa aku lebih sering melihatmu pergi misi ke luar desa." Sai hanya mengatakan kejujuran. Bahkan Naruto tak seperti seorang yang berencana akan menikah.

"Tentu saja, agar aku bisa berikan uang untuk hinata mengurus pernikahan. Bukankah andilku sama besarnya?" Naruto pikir dirinya sudah cukup banyak membantu.

"Sudahlah, berhenti berdebat. Jika kau memang baik-baik saja segera pulang ke rumah dan beristirahat, misi selanjutnya, kita pergi ke perbatasan." Shikamaru kemudian melangkah pergi ke arah yang berbeda di persimpangan, enggan mendengar kelanjutan perdebatan itu.

Belakangan ini permintaan misi mengalir begitu deras hingga membuat semua shinobi sibuk sekali, terutama Naruto sebab dia memiliki beberapa misi khusus yang diminta langsung oleh beberapa orang penting. Di tambah lagi, pria pirang itu akan segera menikah, jadi dia harus mengurus pernikahan sekaligus menjalankan misi di saat yang bersmaaan.

...

"Tadaima." Naruto melangkah masuk ke apartmentnya dengan tubuh yang nyaris diseret karena kelelahan.

"Okaeri." Suara lembut seorang perempuan menyahut salamnya dan Naruto langsung tahu bahwa Hinata ada di sini. 

"Kau kembali." Hinata sedang berdiri di ruang tengah, merapikan sesuatu di atas meja.

Naruto tersenyum lembut, sudah lama mereka tak bertemu dan hari ini mendapati Hinata ada di sini membuatnya senang. "Kau di sini, Hinata?"

"Ya, kudengar kau kembali ke desa hari ini jadi aku menyiapkan makan siang." Hinata pikir akan lebih baik menyambut pria itu di rumahnya.

Naruto meraih dagu lancip gadis itu dan mencium bibirnya sekilas "terima kasih."

Tentu saja sejak mereka resmi jadi sepasang kekasih, ciuman bukan lagi hal yang mengejutkan bagi keduanya terutama bagi Naruto, karena hal itu sudah jadi hobi barunya belakangan ini.

...

Selepas makan siang bersama, Naruto beristirahat di atas lantai kayu yang dilapisi karpet.

Wedding PrepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang