II.E

25 1 4
                                    

Selamat membaca Manteman☺

.

.

.

Tak disangka ternyata Arka Mengikuti Leila ke pemakaman bundanya, Arka juga merasa heran hatinya terus tak tenang melihat adiknya menangis dan berjalan sendirian. Arka mendengar jelas Semua Ungkapan serta tangisan adiknya itu, Sejahat itu perlakuan dia terhadap adiknya.

Setelah Lei terdiam cukup lama, "Bunda, Maaf Jika Lei terlalu banyak mengeluh. Lei juga ingin kuat tapi sayangnya Lei Tidak sekuat itu, Lei harus mengeluh kemana lagi selain ke bunda. Lei mungkin akan selalu mengeluh ke depannya, tapi Lei janji Lei tidak akan menyerah untuk terus berusaha mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Ayah dan ka Arka. Lei yakin suatu hari nanti Lei akan mendapatkannya".

Setelah itu Leipun pergi menuju sekolahnya karena jaraknya tak terlalu jauh, Leila memilih untuk berjalan kaki saja.

Di sekolahnya masih sepi hanya ada Penjaga gerbang, penjaga kebersihan, dan sebagian guru di kantor. Leila berjalan dengan santai di tengah lapangan, Embun pagi yang terus menerus menusuk- nusuk badannya itu sekarang sudah semakin terbiasa Leila rasakan.

Lei menghela napas sembari berkata "Suasana sekarang membuatku merasa kasihan dengan diri ini, Bahkan Dinginnya Embun sudah tak Asing lagi. Aku telah terbiasa begini" Sembari mengulurkan tangan kanannya ke depan.

Terdengar suara yang samar semakin mendekat dan semakin jelas, Suara berat itu Leila mengenalnya. Leilapun berbalik melihat ke arah dimana suara itu berada, ternyata benar itu suara Asta.
Asta tersenyum sembari berlari menghampiri Leila.

"Lei Lo gak dingin apa? Embunnya tebel gini dan Lo gak pake jaket?" Khawatir Asta sambil menyodorkan hoodienya.

"Gausah ta, Lo pake aja gw gak dingin kok" Mendorong kembali hoodie ditangan Asta.

"Udah pake aja, pokoknya pake jangan nolak" Kekeh Asta.

"Yaudah deh makasih ta"

Asta tentunya mengetahui bahwa Leila Habis menangis, dia memilih untuk tidak menanyakan apapun walaupun Arka sangat khawatir dengan apa yang terjadi pada Leila hingga menangis.
Arka mengajak Leila untuk duduk di kantin dan Leilapun mengiyakannya.

Arka membuka tasnya dan mengambil kotak makanan bekal dari ibunya.
"Nih makan rotinya, gw udah kenyang tapi nyokap maksa buat bawa. Kalo buat istirahat juga nanti malah gaenak keburu dingin, lo makan ya" Arka bohong sebenarnya dia belum sarapan apapun.

"Tapii taa-"

"Udah makan ajaa"

"Ternyata Asta orangnya pemaksa yaa, yaudah deh gw makan Thanks yaa" Ucap Lei sambil menyipitkan matanya.
Leilapun memakannya dengan lahap, Asta ketawa kecil sambil melihat Leila makan. Leila terlihat lucu menurut Asta apalagi ketika pipinya yang menjadi kembung ketika Lei mengunyah.

"Lo kenapa ketawa ta?" Sambil menyapu bibirnya.

"Lo lucu banget Lei" Sambil mengusap kepala Leila.

"Apasih ta" Leilapun menjadi salah tingkah.

"Loh kok jutek, makasihnya mana nih. Kan gw muji lo barusan"

Ternyata dari tadi yola dan keyro memperhatikan mereka berdua.
Keyro merasa sangat cemburu tapi dia tidak mempunyai hak untuk marah.

"Udah key jangan terus diliatin gitu, itu malah bakal ngebuat lo sakit."

"Iya yol gw tau sakit banget ngeliat mereka jadi makin deket gitu, gw pengen ungkapin perasaan ini. tapi gw gaberani, gw takut malah bikin Lei jadi jauh. Gw gamau itu terjadi yol" Ucap key sambil tertunduk.

"Terus sekarang lo mau gimana? Lo mau terus diem?"

Keyro tidak menjawab apapun dan langsung pergi ke kelas.
Tanpa sadar ternyata yola juga memiliki perasaan pada Keyro, tapi dia belum menyadarinya.

"Eh ta masuk kelas yuk!" Ucap Leila sambil menarik tangan Asta.

"Iya tapi pelan aja ta jalannya" Jawab Asta sembari sumbringah karena tangannya ditarik Leila.

Hati Leila berdetak sangat kencang, tapi untungnya dia bisa menahan agar terlihat biasa saja. Tapi sayangnya pipi Leila yang tidak bisa bersahabat itu memerah, dan Asta sadar itu.

"Lei pipimu merah tuh" Dengan jail.

"Ihh apaan sih Astaa" Mendorong Asta.

"Aduuh kok dorong-dorong"

"Tau ahh"

Setelah itu merekapun masuk kelas.
Keyro terus menerus memperhatikan Leila dan Asta, terutama pada Leila. Keyro melihat Leila yang terlihat salah tingkah sembari melirik-lirik Asta, akhirnya Keyropun menanyakannya.

"Lo kenapa Lei?" Tanyanya dengan muka kesal.

"Gw gapapa kok, emang kenapa?" Jawab Leila dengan santai.

"Gw tau daritadi lo liatin A-" Dengan nada yang meninggi.
Dukk...Yola menyenggol Keyro, omongan Keyropun terhenti.

"Ada apa Keyro?" Tanya Sang guru.

"Lo gila ya, liat lo malah bikin jadi pusat perhatian. Lo gamau Lei ngejauhkn?" Bisik Yola.
Keyro hanya diam dan tertunduk.

"Ehh maaf pak silahkan dilanjut saja materinya, temen saya gaenak badan saya izin bawa ke UKS ya pak" Jawab yola.

Leila merasa bingung dan juga khawatir mengapa Keyro seperti itu.

.

.

.

.

Makasih Manteman yang sudah membaca sampai akhir, jangan bosen-bosen yaa🤗










L E I L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang