"Lo gak menyambut baik kunjungan gw? Sombong banget!" ketus Gun bersedekap dada menatap jauh keluar sana melalui bingkai jendela ruangan Gulf.
Terduduk di atas kursi roda dan dengan topi di kepalanya.
"Bisa-bisanya Apo betah punya sepupu manja kayak lo! Harusnya lo nyerah aja kayak gw, dokter nyuruh kemo, hayuu! Dokter nyuruh minum racun, hayuu! Dokter mau kasih suntik mati juga boleh. Gw dah cape, tubuh gw udah banyak bercampur dengan obat-obat kimia."
"Kunjungan Phi Gun tidak berguna sedikit pun. Mending Phi Gun pergi ke ruangan sendiri."
"Lohh ... Gw ada maksud baik tahu kesini. Barangkali lo mau ngucapin kata-kata terakhir."
"Heh, jangan sembarangan!" ujar Gulf mengambil bantal yang ia pakai lalu melemparnya pada Gun. Dan tepat mengenai bagian bahunya.
"Bukan lo, tapi gw! Lo mau ngucapin kata-kata terakhir gak buat gw? Ucapan selamat menikmati mati' atau yang lainnya. Siapa tahukan setelah dari sini gw mati duluan ahaha ... Karena apa? Sepupu lo bilang, 'umur gak ada yang tahu!' njirr keren ya kan kata-kata motivasi dari dia. Pokoknya udah kayak Ananta teguh!"
"Pergi!"
"Lo lagi lemah pun masih agresif, yah! Yaudah terserah. Gw mau balik, ternyata ruangan lo sumpek. Bau ompol! Ahaha ... "
Gun tertawa seperti tak menanggung beban.
"Dasar botak!" balas Gulf yang meringkuk kini ikut terayu untuk terkekeh.
"Lo kapan nyusul? Haha!"
"Gak bakal, ya! Phi Apo punya shampoo ajaib, jadi Gupi gak bakalan ikut botak."
"Halah, rambut udah kayak Upin aja belagu! Tinggal selembar"
"Haha sialan, pergi!" usirnya sambil terkekeh.
***
"Makin sakit rasanya ..."
"Hm, gak papa, nanti juga hilang." balas Apo merusak tatanan rambut pada kepala Gulf yang sudah menipis.
"Sudah makan?"
"Belum."
"Makan, yuk!"
"Gak enak makanan di sini. Bikin muntah."
Apo menghela nafas lalu membiarkan sepupunya asik dengan dunianya sendiri. Menggulirkan layar sambil tersenyum simpul.
Tes...
Punggung tangan Apo terkena tetesan cairan kental dari hidungnya lagi.
Apo benar-benar kesal saat ia rasa seharian ini sudah mimisan berkali-kali.
"Phi, itu darahnya ..." ujar Gulf yang tak sengaja menoleh pada
Apo dan mendapati Apo sudah mimisan.
Ia dengan cepat mengambil beberapa lembar tissue dari atas meja yang berdampingan dengan ranjang rawatnya.
"Penyakit kita maunya dimanja terus, Gup!"
"Heem ... Gak tahu malu!"
Apo terkekeh menyumpal lubang hidungnya dan Gulf melanjutkan kembali aktivitasnya berbalasan chat dengan seseorang.
"Mau Gupi panggil Kak Joss buat siapin kompresan dinginnya?"
"Gak, deh. Setelah ini phi mau langsung pulang. Build mau jemput nanti."
"Phi ... " kini tangan Gulf melepaskan pegangannya pada handphone. Ia menaruhnya sejenak lalu tersenyum miris.
"Gupi masih kepikiran papa ... " Kedua pasang netra itu saling beradu, dengan sepasang netra dihadapan Apo membalas tatapannya lekat dihiasi linangan air mata yang semakin lama semakin tertampung.
"Gupi kesel, kenapa harus papa yang duluan. Kan Gupi yang sakit. Lagi pula papa harusnya masih hidup, biar bisa membuat mama kembali, Phi Mew dari kemarin jadi banyak diam dan melamun. Bahkan pagi tadi dia langsung pergi kerja, cuman Phi Kao sama Phi Joss yang nemenin Gupi."
"Phi, Phi mau gak jadi tempat ceritanya Phi Mew? Gupi malam itu sempet nyalahin Phi Mew gara-gara dia mengundur waktu buat menjenguk papa, Gupi nyalahin dia. Mungkin karena ucapan Gupi yang itu bikin Gupi seperti sekarang. Phi mau?" tanya Gulf berharap cemas kalau saja Apo menolak. Apo mengangguk mantap.
"Dia belum pulang?"
"Nanti ... "
"Yaudah, Phi telepon aja nanti. Kamu harusnya bisa nahan diri, nurut sama yang lebih tua apalagi pacarmu, yang sudah banyak pengalamannya, yang sudah lebih dulu menghirup udara dunia." ucapan Apo mungkin bagi Gulf memang sebuah nasehat, namun disisi lain Apo sedang menasehati dirinya sendiri.
Ada rasa sakit yang menghujam hatinya saat mengucapkan kalimat tadi, ia teringat dengan Bible dan Nodt.
"Iya, phi!"
"Jangan jadi pemberontak seperti Phi, jangan susah di atur! Karena kita butuh mereka, bahkan kita sendiri gak pernah tahu jalan mana yang terbaik untuk kita, selain mendapat panduan dari mereka yang telah lebih dulu hidup beberapa tahun lebih lama dari kita. Kita udah banyak merepotkan mereka, jangan sampe kelakuan kita membuat beban mereka semakin memberat."
"Phi Apo juga pernah berada dalam posisi kamu ... Kehilangan ayah dan Mae, ditinggal Phi Tongk dan Phi Nodt, Phi Bible yang pergi pagi-pagi tanpa pamit dan Biu yang jarang ada waktu." tandas Apo menghela nafas sejenak.
Ia mengambil tissue baru, mengganti tissue yang sudah banyak bercakkan darah dengan tissue bersih.
"Phi hebat ..."
"Bukan kita, tapi kita hebat karena orang-orang disekitar kita. Mereka yang setia mendukung."
Gulf tersenyum lalu menunduk memperhatikan bagaimana dirinya terbalut selimut rumah sakit. Dan seketika tawanya pecah saat mengingat kunjungan Gun.
"Ya Tuhan kamu kerasukan dari mana, Gup!"
Apo ketakutan saat Gulf menatapnya dengan lengkungan mata yang mulai berair.
"Phi tahu?"
"Enggak."
"Bentar, hahahaha ... Tadi Phi Gun kesini."
"Hm, terus?"
"Dia botak, Phi! Dia jadi Ipin dan Upinnya Gupi."
"Phi Po jadi Kak Ros kalo gitu."
"Gak lah, Kak Ros cewek. Seriusan dia botak, Phi!"
"Kita juga nyusul nanti."
"Apaan. Katanya Phi punya shampoo ajaib. Gupi mau minta biar gak botak."
"Haa?"
Apo melongo mendengarnya. Sampai beberapa menit berlalu mereka habiskan dengan gurauan. Di akhir keseruan mereka,
Apo akhiri dengan mengusap puncak kepala Gulf penuh sayang sambil berucap.
"Tugas kita sekarang hanya bisa berdoa. Jangan malas berdoa untuk kita, mereka dan semuanya ... Gupi lihat deh, sudah sejauh apa jalan yang Gupi tempuh."
"Gupi bahkan kuat saat penyakit itu datang, kan? Kita harus saling menguatkan. Kalo kamu ada waktu, Mas mau mempertemukan Gupi dengan seseorang."
"Siapa? Bucinnya Phi Apo?"
"Gak, dong! Jangan sebut dia lagi. Dia milik orang."
"Phi Apo si sadboy 2022, duh betapa kerennya."
[Tagarnya dipake, yuk! Wkwkkw.]
"Dasar!"
Dipart ini kayak nya durasinya sedikit, tetapi ada makna makna tertentu di dalamnya, dan canda gurau adek+kakak sepupu sebelum gitulah🤭😋😭
TBC 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
Teen FictionKisah 3 pasangan yang berjuang mati Matian akan kesembuhan sang Sub, saling menguatkan, saling melindungi dan saling menyayangi. Tidak banyak deskripsi yang penting dibaca Collab 3 author Cerita WP BL ANGSAT! Cast utama -Mileapo -Mewgulf -Offgun Cas...