HAII, aku Naa. cerita ini Na tulis karena lagj tertarik sama cerita yang berkaitan sama reinkarnasi. mungkin dalam cerita ini temen-temen bakal nemuin hal-hal yang nggk masuk akal. Tapi itu justru poin pentingnya.
Daah, selamat baca Another Next Life, Naa sangat berterimakasih bila temean-teman bersedia meluangkan waktu sejenak memberi vote dan kritik ataupun saran buat cerita Naa.
"Mamaa," teriak seorang anak perempuan bersurai panjang hitam legam sambil berlari menghampiri wanita yang dipanggilnya mama. Rambut panjangnya yang tergerai bergerak kesana kemari akibat ia berlari.
Senyumnya merekah kala wanita didepannya merentangkan tangan. Tangan mungilnya turut serta dilebarkan.
Grep
"Kangen banget sama Mama," ucak gadis kecil itu ke mamanya sambil memeluk leher sang mama.
Wanita dewasa itu telah merendahkan tubuhnya hingga berjongkok, agar putri kecilnya dapat dengan mudah memeluknya.
"Mama juga kangen sama Eca."
Eca, nama gadis kecil yang kini telah merenggangkan pelukannya namun kedua tanggan masih setia bertengger di bahu mamanya.
"Eca nggak nakal sama adek kan waktu ditinggal mama?" Tanya Afni, mama Eca yang kini salah satu tanggannya tengah bergerak mengusap surai putri kecilnya.
Eca menggeleng sambil menunjukkan gigi-gigi kecilnya.
"Eca kan sayaang banget sama adek, mana mungkin Eca nakalin adek."
"Bagus, anak mama memang pintar dan kakak yang paling baik," ucap Afni bangga pada putrinya.
"Hehehe, Eca gitu loh," gadis kecil itu tertawa bangga sambil mengangkat dagunya.
Banyaknya orang disekitar mereka seolah tak merubah apapun. Sepasang ibu dan anak itu saling tertawa satu sama lain. Membuat orang disekelilingnya yang melihat ikut terkekeh, apalagi dengan ucapan gadis kecil itu yang seolah-olah sudah dewasa saat menceritakan tentang adiknya.
Eca memang memiliki seorang adik laki-laki yang terpaut dua tahun dengan umurnya. Oh ya, sekarang Eca berusia empat tahun dan adiknya baru akan memasuki usia dua tahun.
Meski baru berusia empat tahun Eca sudah mengerti banyak perkataan yang anak seumurannya kadang belum betul-betul memahami.
Sifatnya yang periang serta penuh kasih sayang dengan orang terdekatnya membuat orangtuanya sangat bangga pada Eca.
"Oh iya, Papa sama adek mana? Kok Eca tadi duduk sendiri disini," tanya Afni. Matanya sedari tadi melihati kanan kiri namun tak menemukan suami beserta anak lelakinya.
Eca kini duduk kembali dikursi yang tadinya juga didudukinya.
"Adek minta mimik Ma, Papa lupa bawa tadi. Beli susu kotak disitu jadinya," tunjuk Eca kearah tempat Papanya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Next Life
FantasyHari itu, pertama kalinya ulang tahunku dirayakan dengan sangat meriah karena aku biasanya lebih suka jika dirayakan dirumah bersama Mama, Papa, dan Io, dan naasnya itupun menjadi yang terakhir. Aku tidak pernah menyalahkan anak itu atas semua kemal...