PROLOG

21 5 4
                                    

Semuanya salah gue......


"Kalo aja gue ga ngebet banget pengen pacaran gue gabakal kehilangan dia dan sekarang dia pergi. Siapa yang bisa gue salahin? Semuanya salah gue sendiri"


Rasa yang sama, perasaan yang saling berbalas dan semuanya baik-baik saja namun hanya sesaat. Saat semuanya sudah tampak jelas namun masih terjebak dalam hubungan tanpa status berujung pada satu pihak menuntut untuk adanya status diantara mereka. Seolah rasa penantian tidak berujung dari kepastian status mereka bermuara pada rasa putus asa yang semakin mengakar dan pada akhirnya membuatnya memilih beranjak dan menyambut hati baru yang mencoba mengetuk pintu hatinya.


Tapi ketika hati yang baru itu diperkenankan masuk akankah dia bahagia? Akankah dia bahagia dengan status yang dia miliki? Atau itu hanya keinginan sesaat untuk memiliki status sebagai pemenuhan ego dan pembuktian diri pada lingkungan sosialnya? Lalu bagaimana jika saat dia menyadari jika hatinya masih terpatri dengan hati yang lama namun disaat yang bersamaan hati yang lama telah terluka dan beranjak pergi?


"kalo aja gue tetep nunggu lo mungkin kita bakal tetep sama-sama saat ini. Mungkin juga kalo gue masih nunggu lo mungkin kita udah punya status saat ini".


"apa lo masih nyimpen gue Ry?"

"apa masih ada kesempatan kedua buat gue? semua orang punya kesempatan kedua kan Ry? tapi apa gue punya kesempatan itu Ry?"

"apa gue masih punya harapan Ry?"

.

.

.

.

.

.

"Semua hubungan akan selalu berakhir dengan perpisahan bukan? entah karena kematian atau perpisahan itu sendiri"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GLENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang