janji kelingking

246 20 1
                                    

"PO"panggil mile tanpa mengalihkan pandangannya dari langit sore yang berwarna jingga pertanda malam akan tiba

"Hmmm"jawab APO yang juga masih sama terpakunya dengan keindahan langit disore itu

"Senang deh rasanya liat rambut kamu saat memutih"lirih mile random membuat APO spontan bangun dan menatap bingung ke mile sambil mencerna sebenarnya pria ini sedang memuji atau menghinanya sih.

"Maksud p'mai aku udah ubanan? Mana?"tanyanya panik kemudian, APO tipikal seseorang yang sangat mengedepankan penampilan dan uban di rambut hitamnya itu justru akan menganggu penampilannya.

Terdengar suara hembusan nafas berat dari mile yang tak percaya sekaligus gemas dengan pertanyaan yang dilontarkan APO barusan padanya kemudian dia ikut bangun dan menyamankan diri lalu mengambil satu tangan APO untuk digenggam.

"Bukan sayang"katanya lembut yang menimbulkan ekspresi gemas APO yang makin bingung sambil meiringkan kepalanya menunggu lanjutan kalimat mile yang dia rasa belum selesai.

"Maksud phi itu, tetaplah menjadi APO yang seperti ini, APO yang selalu membuat hari phi berwarna, APO yang aktif, APO yang manja, dan APO yang mencintai phi sampai kita tua nanti"kalimat panjang yang lolos dari bibir pink kemerahan mile membuat APO tak kuasa menahan air matanya yang tersentuh dengan kata-kata indah itu walaupun dia masih sedikit bingung dengan maksudnya, dia menarik mile untuk dipeluk, tak ingin pria itu melihat wajah jeleknya saat menangis kemudian memberinya pukulan pelan beberapa kali di punggung mile.

"APO gak begitu paham maksud p'mai, yang jelas APO senang, tapi,,,

Dia menggantungkan kalimatnya seolah ragu membuat mile penasaran hingga melepaskan pelukan mereka guna menatap lekat manik kecoklatan berbinar yang disukainya itu, manik indah hanya milik APO seorang.

"Tapi apa sayang?"tanyanya tak sabaran namun tetap lembut tanpa paksaan.

APO mencebik lucu "tapi masa hanya sampai tua" lanjutnya tak terima dengan pernyataan mile barusan membuat mile tak kuasa menahan tawanya sembari mencubit gemas pipi APO yang makin gembul akibat nyemil malam selama sebulan belakangan ini.

"P'mai mau punya selain APO ya kalau dah tua? Itu makanya bilangnya cuma sampai tua gak sampai mati"kali ini APO membuang wajahnya tak ingin melihat mile yang bahkan belum berhenti tertawa.

"Hey"

Mile menangkup wajah APO dengan kedua tangannya dengan sedikit menguyel gemas pipi gembul itu, mengarahkannya kembali ke posisi awal saat mereka saling menatap.

Cup

Mile mengecup singkat bibir apo yang selalu menjadi candu terberat yang sulit di tolak, menurutnya sepasang bibir APO itu lebih memiliki rasa manis yang memabukkan.

APO sedikit terkejut dengan perlakuan mile yang tanpa aba-aba menciumnya walau itu tidak dikategorikan sebagai ciuman melainkan hanya kecupan ringan yang bahkan sering didapatnya dari ayah dan ibunya sewaktu kecil.

"It's only you, not anyone babe"

"Janji?" APO mengisyaratkan mile dengan janji kelingking yang tentu saja langsung disetujui, apa sih yang ga buat kucing kecilnya ini, kecil? Ohhh kata itu mungkin kurang pas tapi sudahlah, toh APO juga lebih kecil darinya di segi ukuran otot dan,,, (untuk yang satu ini sudah jadi rahasia umum, author gak tulis pun kalian sebagai pembaca pasti paham)

Beruang dan Kucing kecilnya (oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang