"Jadi kenapa namamu Koby? Aku kan memberi nama Ruby untukmu." Aku melipat tangan di dada sembari menggembungkan pipi. Kesal dengan laki-laki berparas manis di hadapanku yang tertawa lepas.
"Tulisan di kalung agak pudar. Jadi aku salah membaca nama." Koby berusaha menghentikan tawanya. "Maaf ya."
"Permintaan maaf diterima." Aku memasang wajah masam, berakting marah. "Dengan satu syarat."
"Apa syaratnya?"
Senyum terpaut di bibirku. "Janji ya, kamu tidak akan meninggalkanku seperti saat menjadi Ruby." Kunaikkan jari kelingkingku.
"Deal." Koby tersenyum lebar. Lesung pipitnya membuatku tersenyum cerah. Ruby─ atau Koby─ menciptakan keajaiban dalam hidupku. Ya, walaupun terdengar tidak masuk akal bagi kalian.
Siapa yang peduli?
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Cat?
Short StoryKeizia Axlentia. Gadis SMA yang dianggap 'freak' karena hobi berbicara pada benda. Pensil. Buku. Kotak pensil. Dan baru-baru ini seekor kucing. Terbilang ajaib karena Zia phobia terhadap kucing. Siapa sangka kucing itu membawa keberuntungan?