Prolog

46 3 0
                                    

" Gue gak salah, sialan!"
"Leo yang buat duluan."
"Anjing!"

Walaupun beberapa umpatan ia dengar, remaja itu tetap menarik tangan itu, membawanya ke parkiran, tidak begitu peduli dengan teman-temannya yang menoleh terus ke keduanya.

Langkah yang memelan, dia berusaha membuka pintu mobil dan begitu saja mendorong paksa cowok itu.

Dia segera masuk, menghidupkan mesin mobilnya dan keluar dari parkiran cafe. Masih dengan diamnya dan menyetir dengan kecepatan rata-rata.

Praja menoleh ke kiri, dan menghembuskan napas kasar. "Gue anter lo ke apartment."

"Rem, bisa sendiri."

"Jangan mancing emosi, ja!"

" Lo yang mancing duluan!" Heja masih membela diri, hingga mobil terhenti di pinggir jalan.

Raut wajah dari Praja sudah berubah, dia tidak mengatakan apapun dan melajukan kembali dengan kecepatan yang tidak biasa. Membuat Heja terdiam dan mengeratkan pegangannya.

Praja marah itu terlihat dari pegangan stir mobil dan wajah dinginnya.

Sekitar dua puluh menit, remaja itu memarkirkan mobilnya. Sementara cowok itu keluar dengan sendirinya setelah terdiam cukup lama di dalam. Tanpa sepatah kata yang dikeluarkan dari keduanya, Praja kembali pulang dan Heja yang mulai berjalan ke apartmentnya.

Kembali asing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang