Jejak
.
.
.Wanita yang biasa tampak agung dengan balutan busana mahal serta sebuah mahkota dipuncak kepalanya kini terlihat tak berdaya di hadapan kokangan pedang mengkilap yang siap menebas lehernya hingga putus.
Senyum sumir yang biasa selalu ia tampilkan dihadapan para rakyat kini tak lebih hanya untuk menutupi luka yang bersembunyi dibalik tatapan sang wanita.
"Apakah ada yang ingin Anda sampaikan untuk terakhir kalinya?" tanya seorang wanita lain yang tidak lain adalah Ibu Suri Haisha, disamping wanita itu ada selir Lee Bona, yang sepertinya akan segera diangkat menjadi Ratu menggantikan Ratu yang lama.
Cha Bona menatap dengan sendu ke tengah alun-alun, turut berduka atas apa yang menimpa mantan Ratu Xiao jira, meskipun wanita itu hampir saja membunuhnya, tapi tetap saja ia masih selamat sementara wanita yang pernah menjadi nomor satu Kerajaan itu, kini tentu saja tidak akan pernah bisa melarikan diri dari kematian yang sebentar lagi akan menimpanya. Tapi sayang sekali semua yang ia tampilkan dipermukaan itu hanya topeng, menarik simpati orang-orang adalah tujuannnya, jika saja seseorang bisa lebih jeli pasti bisa dilihat ada seringai tertahan yang bertengger disudut-sudut bibir wanita itu.
"Aku ingin, Rajalah yang mengeksekusiku."
Semua orang terkesiap, tidak menyangka bahwa dari banyaknya permintaan terakhir yang bisa ia minta, mantan ratu kerajaan Hanzhi itu justru malah memilih hal yang semacam ini.
"Bukankah hari ini sangat cerah yang mulia?"
Tangan sang Raja terkepal kuat.
"Hari yang sangat pas untuk merayakan sebuah pesta kemenangan__"
Rahang pria itu mengeras.
"__karena pada akhirnya kau dan selir itu akan bersatu dan aku tidak akan lagi menjadi penghalang untuk kalian, sebab nyawaku akan segera dicabut oleh yang Mu__"
Ctass....
Aula itu seketika senyap, darah mengucur hebat dari ujung pedang sang Raja, sementara di dua detik terakhirnya sebelum ajal menjemput sang wanita memaksakan senyum sebagai penutup dari kisah tragis yang menimpnya.
Angin bertiup kencang, bersamaan dengan awan kelabu yang segera berkumpul, seolah hendak melindungi seenggok tubuh tak bernyawa yang kini sudah bersimbah darah.
Hari itu, tepat dua tahun sejak yang Mulia Lee Taeyong, diangkat menjadi Raja di Kerajaan Hanzhi menggantikan kepemimpinan Ayahnya, sebuah tragedi baru saja tercatat dalam arsip kelam kerajaan, yang kemudian akan menjadi cerita yang dibicarakan secara turun temurun.
Ooo
Xiao Jira terbangun dengan wajah pucat, keringat mengucur deras di pelipis serta lehernya.
Mimpi buruk lagi.
Lingkaran hitam menghiasa bagian bawah mata gadis itu, menandakan ia sudah tidak tidur sejak berhari-hari lalu.
Ini sudah hampir tiga tahun, Xiao Jira kembali ke masa lalu, masa ketika ia masih belum menjadi Ratu di Kerajaan Hanzhi, masa ketika ia belum sadar bahwa Pangeran Lee Taeyong sebenarnya sudah mencintai gadis lain yang merupakan Putri dari seorang bangsawan biasa, yang dikemudian hari akan diangkat menjadi selir, hingga membuat Xiao Jira yang saat itu memiliki obsesi pada Lee Taeyong, tidak segan mulai merencanakan pembunuhan terhadap wanita itu, tapi siapa yang menyangka? Sebelum ia berhasil menjalankan rencananya, seseorang berhasil menghentikannya dan seperti yang kalian ketahui, Xiao Jira dijatuhi hukuman mati karena dinilai telah melakukan penghianatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration [One Shoot] Nct ✅
Short Story[BIASAKAN MENINGGALKAN JEJAK] Wanita yang biasa tampak agung dengan balutan busana mahal serta sebuah mahkota dipuncak kepalanya kini terlihat tak berdaya di hadapan kokangan pedang mengkilap yang siap menebas lehernya hingga putus. Senyum sumir ya...