Jangan Panggil Aku Cinderella

70 23 13
                                    

"CINDERELLA! CINDERELLA!" teriakan Lady Rose dari lantai bawah menggelegar hampir ke penjuru rumah.

Derap langkah menghentikan teriakannya. Gadis cantik berambut pirang menoleh dari pembatas kayu di lantai atas. "Namaku Ella, bukan Cinderella!" keluhnya. "Aku tidak sekotor itu hingga harus dijuluki Cinderella."

"Diam kau! Sekali saja, bisakah tidak protes? Dan lagi, berapa kali harus kukatakan. Siapkan sarapan setiap pagi! Apa aku harus terus berteriak untuk mengingatkanmu?" Wanita tiga puluh delapan tahun itu memulai omelannya.

"Cinderella adalah nama yang paling cocok untukmu. Karena kau penuh abu. Ella-si-upik-abu!" Anatashia—kakak tirinya menimpali.

"Tidak ada abu yang menempel pada tubuhku!" tukas Ella seraya menuruni anak tangga. "Dan aku bukan pelayan di rumah ini!"

"Berhenti membantah dan segera ke dapur!" Anatashia mendorong Ella dengan sangat keras dan melemparkan apron biru ke wajahnya. "Aku mau bacon dan telur setengah matang seperti biasa."

Ella hendak melawan tapi ia teringat ajaran ayahnya untuk tetap tenang dalam kondisi apa pun. Ia menghela napas dan meraih apron yang tergantung di bahunya. "Baiklah, baiklah!"

Meskipun menyebalkan, tapi ayahnya selalu berpesan untuk menjaga ibu dan saudara tirinya. Walau bagaimanapun, Ella sangat membutuhkan mereka untuk menjaga rahasia keluarga Brington. Sebuah rahasia yang bahkan tidak diketahui oleh Lady Rose sekali pun.


***Hide and Seek***

Serenade33

Hide and SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang