Jumpa

1 0 0
                                    

Senja. Warna oranye yang selalu hadir sebelum gelap, membuatku sadar jika dia akan selalu samar. Dia pria pertama yang membuatku terpesona. Dengan sikap dinginnya mampu membuat hati ini tak karuan. Aku tau banyak sekali pintu yang dia tutup untukku, tapi perlahan aku merasakan jika pintu itu terbuka dengan sendirinya.

"Neol saranghae...Neol saranghae...Neol saranghae"

"Kok lama ngangkatnya?" tanyanya dari sebrang

"Kan mastiin siap yang nelpon dulu" jawabku cepat "kalau nomer yang engga dikenal kan males banget"

"Iya deh iya, udah makan belum bee?" ya kali belum makan kan orang puasa pasti nunggu adzan magrib "kalau belum makan dulu sana nanti baru jalan"

"Udah dong, emang mau jalan kemana bee?"

"Iya jalan-jalan aja, nanti pake motor kamu aja bee. Aku tunggu diluar"

"Tadi katanya jalan-jalan, kenapa bawa motor?"

"Emang kamu mau jalan sampe depan? Kalau mau iya ayok, engga usah bawa motor"

"Bercanda bee, okey okey aku nanti kesitu. Ya udah aku siap-siap dulu"

Butuh waktu sepuluh menit untuk bersiap. Aku memilih berpakaian santai dan langsung keluar membawa motor, menuju ke tempatnya.
Dari kejauhan terlihat jelas dia sudah duduk didepan rumah neneknya. Dale hanya menggunakan kaos juga celana jeans, pakaian kita senada walau tak berjanjian.

"Kamu, kok cepet banget siap-siapnya?" tanyanya saat aku ada didepannya

"Kan cuma pergi sebentar ngapain harus rapih" jawabku sekenanya

"Oh jadi kalau ketemu sama aku engga perlu rapi" Dia langsung mengambil alih kemudi dan aku langsung duduk di belakannya "udah siap?" ucapnya lagi

"Udah dong bee" tapi anehnya dia tak melajukan sepeda motor melainkan memandangku dari spion "kok engga jalan?"

"Tangan kamu aja belum siap"

Mungkin mukakku sudah berubah menjadi seperti tomat yang memerah. Pasalnya Dale langsung menarik kedua tanganku untuk memeluk pinggangnya. Memeluknya terasa menenangkan, menghirup aroma tubuhnya membuat jantungku berdebar, dan bersandar dengannya adalah hal yang selalu sangat menenangkan. Diperjalanan dia tak henti-hentinya bercerita tentang perjalanannya saat pulang kesini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang