Disini ku sekarang, bersama dengan nya, seseorang yang paling ku cintai. Dan kini, kehidupannya ibarat sehelai rambut. Aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa kematian kian menjemputnya. Itu sangat menyakitkan, mengetahui seseorang yang paling aku sayangi akan menghilang dari dunia ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku gak peduli, emang nya dengan penyakit kamu yang sekarang, bisa ngebuat aku gak suka gitu dan gak cinta sama kamu gitu? Nggak!" Jelasku padanya, aku bahkan tidak bisa menahan air mata yang kini memaksa untuk keluar.
Fokus ku hanya tertuju padanya, dia yang terduduk lemas dikasur perawatan, dengan bau obat yang khas, aku tidak akan melupakan momen itu. Angin menyelinap memasuki jendela, mengibaskan helai rambutnya yang terlihat berantakan.
Dia menarik lengan ku, dengan lembut nya mengajakku duduk disamping nya, bersandar pada bahu ku dan menggenggam tangan kecil milikku. "Matahari terbenam dari jendela rumah sakit, melihat nya bersama mu jadi lebih indah, Rea. Aku baru sadar, apa berat badan kamu turun?" Dengan lirikan yang lemas dan penuh tanya dalam benak nya.
"Aku gak peduli tentang berat badanku, aku hanya ingin kamu kembali, aku ingin kamu bisa berlari lagi, berjalan, tertawa, makan, bersama ku. Kenapa semua ini harus kamu alami? Kenapa harus kamu Arthur!?" Penuh tanya dari ku yang menyalahkan semesta, seakan semesta ini tak adil. Dan didalam kehangatan dekapannya, kurasakan ketenangan dan kedamaian, berharap waktu berhenti hanya untuk aku dan dia, berharap semesta memihak kita. Namun aku tersadar, beribu kesedihan dan luka yang begitu dalam, tak terjangkau disembunyikan olehnya.
"Rea cantik....dengar ya, bumi ini luas banget bahkan mencapai 510,1 juta km². Dan di dunia yang luas ini, kamu bisa ketemu dengan banyak orang, dari mulai yang baik, yang jahat, laki-laki ataupun perempuan. Tentu, aku juga yakin, akan ada seseorang yang bisa menggantikan aku untukmu, kamu terlalu memfokuskan dunia mu hanya untuk aku."
"Tapi kan-"
"Sssssttt......., aku ingin melihat senyum indahmu, untuk terakhir kalinya."
