DADDYABLE IS A MAFIA

133 23 13
                                    


Happy reading, guys:)

Suara alat monitor jantung di tambah suara rintik hujan dari luar sana seolah menghiasi ruangan ini, suasananya yang cukup tenang sangat cocok untuk sepasang suami istri yang tengah mengobrol dari hati ke hati.

"River, please, berhenti dari pekerjaan kamu, demi anak kita," pinta Cerren, tangan mulusnya yang terpasang inpus setia menggenggam erat tangan suaminya.

River— pria tersebut nampak bimbang dengan permintaan yang terlontar dari bibir wanita yang sangat ia cintai ini. "River, please!"

"Oke, fine! Aku bakal berhenti dari pekerjaan ku, tapi ... setelah aku mengumpulkan 5 triliun lagi," jawabnya.

Cerren spontan menghela napas lelah, melepaskan tangan River dan membuang muka. "Dasar serakah," gumamnya.

"Sayang," River meraih tangan Cerren dan menggenggamnya kembali.

"Listen to me, babe!" River lantas tersenyum ketika Cerren perlahan menoleh ke arahnya.

"Percaya sama aku, ya? Setelah aku berhasil mengumpulkan 5 triliun lagi, aku bakal berhenti dari pekerjaan ini, aku bakal berhenti jadi penjahat, dan akan menjadi suami dan daddyable buat putri kita, Crystal," ucapnya dengan lembut.

"Babe, please, percaya sama aku, oke? Semuanya juga buat masa depan kita dan Crystal."

Cerren terlihat berpikir sejenak sebelum bersuara, "Kamu janji?"

River mengangguk yakin. "Iya, sayang. Makanya, kamu cepetan sembuh, ya? Biar kita bisa cepat-cepat keluar dari rumah sakit ini, dan fokus menjaga buah hati tercinta kita."

Cerren tersenyum tipis lalu mengangguk samar. River sontak memeluknya, meletakkan dagu diatas kepala Cerren.

"Sayang, kamu tau nggak? Aku ini sebenarnya, udah nggak sabar banget melihat pertumbuhan putri kita, Crystal, dari tahun ke tahun, dari dia belajar ngomong, belajar merangkak, sampe dia bisa lari-larian, huh! Pasti dia lucu banget! Dan pastinya, dia bakal bangga banget karena punya Papa yang super handsome kayak aku, dan Mami yang lumayan pretty kayak kamu," kata River sambil tersenyum lebar, Cerren mendelik.

"Lumayan-lumayan gini bisa bikin kamu bucin akut, loh," sindirnya.

River terkekeh, melepaskan pelukannya untuk menatap wajah sang istri, "Yes, babe. Memang cuman kamu yang bisa bikin aku hampir gila karena cinta," ucapnya penuh kelembutan lalu mengecup tangan sang istri.

"Hemm, pret!"

Suara tawa River langsung pecah memenuhi ruang rawat VVIP itu. Ia perlahan mendekatkan wajahnya, mengecup kening Cerren beberapa saat lalu beralih membisikkan sesuatu ke telinga istrinya itu.

"I love you, my wife, more, and more, and more again, forever!" kata River, "Sayang, janji, ya? Kita berdua harus membesarkan Crystal bersama-sama, sampai dia tumbuh dewasa, oke?"

Cerren masih terus memejamkan matanya kemudian tersenyum, namun kali ini, terselip sebuah rasa sakit yang begitu hebat seperti menghantam dadanya. Ingin rasanya mengungkapkan, akan tetapi, Cerren tahu, bahwa itu akan menghilangkan senyum di bibir suaminya, dan Cerren benci itu. Mangkanya, Cerren lebih memilih menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri.

"I' am sorry, my husband."

Kesedihan begitu menyelimuti, semua orang yang ikut menghantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir satu per satu telah pergi, hingga tersisa seorang pria berpakaian serba hitam yang tengah menggendong seorang bayi berumur sekitar 4 bulanan.

"Kau benar-benar tega, Cerren. Apa kau tidak kasihan dengan putri kita? Dia masih sangat membutuhkan kasih sayang dari mu, Maminya," pria berkacamata hitam tersebut menjeda, "Begitupun dengan aku, yang masih sangat membutuhkan sosok dirimu, istriku."

Menatap sendu batu nisan, River tertunduk lesu. Hatinya sangat sakit seolah terhantam batu yang sangat amat besar. Ini adalah kesekian kalinya River kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupnya.

Carren, wanita itu meminta River menjaga Crystal sejenak dan berpamitan untuk tidur karena merasa lelah. Namun, tidak di sangka, ternyata Cerren sudah terlalu nyaman dalam tidurnya hingga membuatnya tidak akan pernah terbangun kembali.

Bulir-bulir bening mulai jatuh membasahi pipi River, pria yang selalu nampak tegas dan menakutkan itu kini telah menangis.

"Sekarang bagaimana aku bisa melanjutkan hidup, kalau alasan utamanya sudah tidak ada?"

"Pa pa!"

Deg!

River sontak melotot ketika suara kecil nan menggemaskan itu tiba-tiba terdengar, untuk pertama kalinya. Mengangkat kepala menatap bayi mungil bergaun serba putih yang berada dalam dekapannya.

"Apa kau baru saja memanggil ku dengan sebutan Papa, nak?" tanyanya.

"Abb, bu bu," bayi itu mulai bergumam  dengan bahasa bayi.

"Sayang, coba katakan sekali lagi," pinta River, "Ayo, bilang Papa lagi, please, baby."

"Biar Papa ada semangat hidup," lanjutnya dengan suara lirih.

Bayi perempuan itu memasukkan jari-jemari mungilnya ke dalam mulut, beberapa kali kembali mengeluarkan kata-kata yang sulit di pahami orang dewasa.

"Ayolah, Crystal nya, Papa River."

"Pa pa!"

"Huh? Apa?"

"Pap pa."

Seketika senyum bahagia bercampur haru tercetak di bibir River. "Ayo, katakan lagi!"

"Pap pap pa, pa pa?!"

Saat itu juga pelupuk mata River mulai tergenangi, pandangannya menjadi sedikit buram oleh air mata yang akan kembali tumpah. Memeluk erat sang putri kecil, mencium puncak kepalanya sebanyak yang River bisa.

"Terima kasih, sayang, terima kasih sudah ada buat Papa, terima kasih sudah lahir ke dunia ini," ucapnya sambil tersenyum dan meneteskan air mata.

"Papa akan berjanji di depan makan Mamimu ini, nak. Bahwa, Papa nggak akan pernah mengecewakan mu, Papa akan menjadi seorang Papa sekaligus ibu yang paling baik di dunia, Papa akan jadi Papa paling sempurna yang pernah ada di seluruh dunia!"

"Dan oleh sebab itu, Papa ... tidak akan pernah membiarkan kamu tau tentang pekerjaan Papa, yang adalah seorang bos dari komplotan mafia berbahaya!"

River lantas menatap Crystal dengan tatapan penuh cinta. "Apapun yang terjadi, sayang. Papa akan menjadi malaikat paling baik di depan kamu! Ya, setidaknya di depan kamu," sambung River lalu kembali memeluk sang putri.

"Emmm, bub bu?"

River sontak menatap kembali sang putri kecil dengan tatapan penuh kasih sayang lalu tersenyum manis. "Iya, sayangku. Papa juga cinta mati sama kamu."

Cup!

Tbc .......

Sebelum beranjak, mohon tinggalkan jejak, vote and komen. Thank you!

DADDYABLE IS A MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang