1 •Pup!

133 17 13
                                    


Happy reading, guys:)

3 bulan kemudian.

"Hahaha, owh, ya? Hmm, hehehe, yes-yes! Hohoho, yes no! Yes no! Ohh beb—."

"Papaaaaaaaaaaa!"

"Uwahkkk!" Pria yang tadinya sedang asik ngelindur tiba-tiba tersedak air liurnya sendiri, refleks melompat dari atas ranjang karena teriakan melengking tersebut.

Dengan susah payah River mengumpulkan kesadaran, saat itu juga indra penciumannya seolah tersengat oleh aroma yang begitu semerbak.

"Bau busuk apa ini?!" teriaknya histeris, buru-buru mengapit hidungnya dengan ibu jari dan jari telunjuk. Satu detik kemudian, ia langsung menemukan sumbernya yang tiba-tiba nongol dari balik selimut sambil nyengir dengan wajah polosnya.

"Crystal?" River terdiam sejenak memperhatikan kondisi sang putri yang sepertinya sedang asik memainkan benda coklat yang telah bertebaran dimana-mana membuat corak di seprei juga selimut yang seharusnya berwarna putih bersih— huwekk!

"Papa? Lital, pup!"

"Ohh, man. Rip tempat tidur."

***

"Pap pa? Pa pa, pa pa otey?"

"No, Papa not okey!"

"Humm? Pa paa!" Ekspresi bayi itu mendadak berubah, mau nangis?!

Oh, tidak! Jangan lagi! Please, River benar-benar baru keluar dari kamar mandi setelah hampir satu jam bergulat memandikan Crystal! Bukan apa-apa, baunya itu loh, nggak ilang-ilang! Sampai sabun mandi Crystal yang dua botol tinggal seuprit!

"Hehehe, canda, sayang ku, Papa okey, kok," ucapan lembut River entah kenapa berhasil menenangkan Crystal yang hendak menangis.

"Otey-otey, Pa paa?"

"Yaa, Papa, Oke!" seru River sambil tersenyum tak ikhlas, mengendong Crystal menuju walk in closet miliknya, tentu untuk memakaikan bayi 7 bulan itu pakaian. Ya, semuanya memang River lakukan sendiri tampa bantuan dari siapapun, dia memang tipe yang agak susah mempercayai orang lain, apalagi ini menyangkut putri semata wayangnya.

Crystal mendadak sumringah, tertawa lucu dan seperti biasa, berbicara bahasa bayi.

"Paa, bub bu bu! Apaaa! Blu, pa paa!"

Kepolosani ini benar-benar tidak bisa membuat kekesalan River bertahan lama, ia lekas mencium pipi chubby itu dengan gemas.

"Terima kasih atas hadiah busuknya, ya, bos Crystal."

"A, du du."

"What?" River reflek mengeryitkan dahi, "Sejak kapan Crystal kenal sama alien berkepala kotak itu? Humm."

****

"Selamat pagi, bos ku yang terhormat sejagat ray—!"

"Shut up!" Oh, my, God. River keceplosan bernada tinggi di depan Crystal, tapi anak itu sepertinya tidak peduli, jadi ... it's oke!

Pria berbadan kekar berkepala plontos itu spontan menyumpal bibirnya sendiri. Melihat pria yang menuruni anak tangga dengan penuh kharisma sambil menggendong seorang bayi, kemudian langsung buru-buru mengekorinya berjalan menuju ruang makan yang langsung tersambung dengan dapur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DADDYABLE IS A MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang