2

5 0 0
                                    

         Jam menunjukan pukul 7, semua piring telah di cuci oleh mama Leo giliran tante james yang mengurus si kecil Anna. Semua anak kembali sibuk dengan dunianya dan tidak ada yang tertarik dengan kedatanganku yang akan menjadi teman rumah mereka, itu akan menjadi hal bagus tentu saja jika Bruno dan Angel juga melakukan hal yang sama. Yang mereka lakukan adalah mendekati ku dan bertanya darimana asalku, kenapa aku ada disini dan masih banyak pertanyaan yang terus menerus mereka tanyakan padaku. Mama leo terseyum ramah dan menyuruh mereka untuk bertanya lebih pelan. Tolong lah, aku bahkan tidak mau menjawab satu pun pertanyaan dari mereka. Aku memutuskan untuk menjawab hanya beberapa dan izin untuk ke kamar dengan alasan ingin beristirahat, angel terlihat agak kecewa begitu juga Bruno. Aku berbalik ketika mama leo menahanku, mungkin mama leo ingin bercerita tentang tante james dan Leo atau mungkin saja Beggy tapi aku tidak ingin mendengarkannya sekarang yang aku pikirkan adalah bagaimana aku bisa keluar dengan cepat dari keramaian ini. Tapi ternyataan dugaanku salah ia hanya bertanya apa aku baik-baik saja karena istirahat begitu cepat, aku menjawab pertanyaan mama leo dengan alasan paling klasik. Ya, ini hari pertama ku datang ke panti. Untung saja aku telah menyiapkan alasan ini sejak menata piring saat membantu tante james. Mama leo tidak mungkin mengatakan tidak pada alasan seperti itu dan itu berhasil, ia hanya berpesan jika aku sakit atau merasa tidak enak badan jangan sungkan untuk mengatakannya padanya. Aku mengangguk kan kepala tanda aku mengiyakan pernyataan nya. Aku naik ke atas dan memasuki kamarku.

         Aku menutup pintu kamar secara perlahan dan duduk di kasur. Ku peluk tas yang masih belum aku buka sejak tadi siang. Aku memang datang ke panti dari siang, tapi aku belum mengeluarkan barang yang ada di dalam tas ku. Ku edarkan pandanganku pada seluruh penjuru kamar dan mulai menyadari bahwa tempat ini akan menjadi tempat aku untuk pulang. Dari manapun atau bagaimanapun aku akan kembali ke tempat ini, hanya waktu saja yang akan menentukan apakah ada seseorang yang ingin mengadopsi gadis remaja seperti ku. Aku mengeluarkan beberapa barang dari tas ku seperti, pelaratan mandi, baju untuk tidur dan buku pelajaran. Sisanya akan aku keluarkan besok jika aku perlu. Aku keluar dari kamar dengan membawa pelaratan mandi dan tak sengaja bertemu dengan tante james. Ia sedang menidurkan Anna di kamar sebelah kamarku, jadi aku memutuskan untuk menunggunya di depan pintu kamarku saja. Ketika tante james berbalik ia sedikit terkejut dan bertanya kenapa aku tidak turun lagi ke bawah, aku memberikan jawaban yang sama dengan yang aku berikan pada mama leo dan mengatakan aku ingin ke kamar mandi. Tante james juga memakluminya dan menujukkan jalan ke kamar mandi. Tidak terlalu jauh dari kamarku hanya tinggal lurus dan belok kiri setelah kamar ke 3. "Kamu bisa menggunakan kamar mandi yang ini, di lantai 1 juga ada kamar mandi tapi itu digunakan untuk yang kamarnya juga di lantai 1" ucap tante james padaku. Tante james menambahkan jika ingin mandi pagi sebaiknya dilakukan sebelum jam 6, karena masih ada beberapa anak yang minta dimandikan padanya atau mama leo sebelum berangkat sekolah. Aku mengucapkan terimakasih dn masuk ke dalam kamar mandi.

         Aku menaruh semua pelaratan mandiku di rak gantung yang disediakan. Tidak banyak pelaratan mandiku, hanya sikat gigi, pasta gigi dan sabun batang. Aku mentap pantulan diriku di cermin kamar mandi dan berpikir tentang apa yang diucapkan tante james. Bukan tentang mandi, tapi tentang sekolah. Jelas aku akan pergi sekolah dan memulai semuanya lagi, tapi apa aku akan punya teman disana tidak ada yang tahu. Mungkin saja iya atau tidak. Aku menyakinkan diriku bahwa aku baik-baik saja dan mulai gosok gigi. Lagipula aku tidak mau berpikir keras untuk apa yang belum terjadi. Aku kembali ke kamar ketika tak sengaja bertemu mama Leo yang mengatar seorang anak untuk tidur di kamarnya. Itu angel. Aku mengikuti mereka belakang karen searah dengan arah ke kamar ku, mama leo berbisik mengapa aku belum tidur dan aku hanya menjawab debgan bisikan juga bahwa aku baru selesi gosok gigi dan sekarang baru kembali ke kamar tak lupa mengucapkan selamat malam kepada mama leo dan menutup pintu dengan pelan. 

         jam menunjukkan pukul 2 pagi, layaknya sebuah film aku terbangun. Aku terbangun karena suara tangisan, tidak itu bukan kuntilanak atau mahluk seram lainnya. Itu suara si kecil Anna, ia menangis dengan sangat keras. Aku tak tahu apa ia ingin susu atau mungkin popoknya basah, tapi yang jelas aku juga mendengar suara mama leo yang sedang berbisik. Mungkin memang popoknya basah. Tangisan itu tidak berhenti hingga jam 2.30, cukup lama untukku yang berusaha kembali untuk tidur. Namun aku tak bisa, suara Anna benar-benar mengganggu malam tenang ku. Aku memutuskan untuk keluar membantu mama leo menenangkan si kecil. Aku membuka pintu dan mengetuk pelan pintu kamar sebelah dimana ada mama leo dan anna yang masih menangis. Mama leo yang membuka pintu, tentu saja apa yang aku harapkan? Anna yang mebuka pintu? Haha, semakin malam pikiranku semakin menjadi-jadi. Mama leo meminta maaf karena ini malam pertamaku disini tetapi aku anna malah menangis. Aku menganguk dan mengatakan tidak apa-apa. Mama leo mengajakku untuk kebawah agar aku bisa menemaninya dan juga ia akan membuatkan ku susu hangat dan si kecil anna bubur bayi yang instan karena mama leo berpikir bahwa anna sepertinya lapar. Aku mengiyakan dan mengikutinya dari belakang, kami melewati tangga dan kamar-kamar lain dengan hati-hati agar tidak membangunkan anak lainnya. Sesampainya dibawah aku menawarkan bantuan untuk mengendong si kecil anna agar mama leo dapat membuat makanan dan susu hanat dengan leluasa. Mama leo memberikan anna yang masih menangis padaku untuk digendong. Aku mengendongnya dengan hati-hati agar tidak jatuh mengingat ini adalah hal yang baru untukku. Sebelumnya aku tidak memiliki adik atau bahkan tetangga yang memiliki bayi, oleh karena itu lingkungan rumah sebelumnya sepi dan membuatku membenci keramaian. Mama leo tersenyum dan mengucapkan terimakasih, lalu menyuruhku duduk di ruang tengah menunggunya. Aku berjalan memasuki ruang tengah dan menyalakan lampu di sana. Ruangan ini terihat nyaman, entah karena sepi atau karena mainan telah dibereskan yang membuat ruangan ini terlihat lebih besar dibanding sebelumnya. Aku duduk di kursi yang ada di pojok ruangan. Anna masih menangis, aku mencoba menenangkannya dan mengelus kepalanya. Hal yang aku baru tau adalah dia menyukainya, aku terus mengelus kepalanya dan tangisannya mulai mereda digantikan dengan wajah cantiknya yang tertidur. Aku tersenyum dan aku mulai merasa mengantuk lagi. Aku tertidur dengan Anna yang masih ada dalam gendonganku. 

         Aku terbangun kaget dan mengingat bahwa aku masih mengedong anna. Aku takut ia terjatuh atau bahwa tertindih tak sadar oleh ku. Namun yang aku peluk adalah selimut berwarna biru muda dan posisi tidurku telah berubah. Tidak ada anna tetapi ada segelas susu yang sudah dingin di meja disamping kursi. Jam menunjukkan pukul 4.30 pagi. Aku lantas berjalan dan sedikit berlari ke kamar mama leo untuk mengatakan anna hilang karena perasaanku tak enak tentang ini. Namun pada saat aku akan mengetuk pintu mama leo membuka pintu dan kaget melihatku yang sudah berada tepat di depan pintu kamarnya dan mengatakan ada apa. Wajahnya terlihat cemas seperti ku, aku menanyakan apakah ia melihat anna dan wajahnya kembali tenang, namun tidak denganku. Mama leo mengatakan ia sudah dipindahkan ke kamarnya dan meminta maaf karena ia tidak membangunkanku dengan alasan tidurku terlihat sangat nyenyak, oleh karena itu dia hanya memberikan selimut dan membenarkan posisi tidurku dari yang sebelumnya terduduk menjadi berbaring. Aku mulai tenang. Mama leo menyuruhku untuk melanjutkan tidurku, namun aku tidak menyetujuinya. Lagi pula ini akan segera pagi dan sangat tanggung jika aku melajutkan tidurku, jadi aku memutuskan untuk membantunya di dapur. Mama leo menyetujuinya dan kami turun kebawah untuk memasak sarapan untuk anak-anak panti. 

      Mama leo memutuskan untuk memasak nasi goreng dan menyuruhku untuk memotong tomat dan timun. Aku menurutinya dan memulainya dengan mencuci terlebih dahulu pisau, talenan, timun dan dilanjutkan dengan tomat. Kami hanya berbasa-basi pada saat itu, seperti pelajaran apa yang aku sukai atau hal-hal random yang terlintas di kepala mama leo. Tepat pukul 5, dimana aku masih mencuci tomat terdengar sebuah ketukan di pintu. Mama leo yang membukanya. Aku mengira orang yang mengantar sayuran atau koran mengingat ini adalah sebuah panti asuhan. Aku salah. Itu tante james. Aku bertanya tante darimana sepagi ini karena aku tidak melihat tante james keluar dari panti sejak setangah jam yang lalu. Tante james tersenyum dan mengatakan bahwa ia tidak tinggal di panti, ia tinggal di dekat sini dan akan datang ke panti pukul 5 pagi dan pulang pukul 11 malam. Aku bingung, kenapa ia memiliki rumah di dekat sini padahal bisa saja ia tidak membelinya atau bisa saja ia tidak membantu panti ini jika ia memiliki rumah di sekitar sini. Tunggu, lalu apa hubungannya tante james dan mama leo? Tidak mungkinkan seorang ibu rumah tangga yang notabene nya tetangga mau membantu panti asuhan dalam segi tenaga? Apakah ia membenci suaminya? Apakah Bruno seorang yatim?

         Tak terasa tomat terakhir sudah selesai dicuci, tante james membantuku dengan memotong terlebih dahulu timun agar aku hanya tinggal memotong tomat. Setelah nasi goreng matang mama leo izin untuk mandi dan membangunkan anak-anak lalu menitipkan urusan dapur pada tante james. Setelah mama leo pergi tante james mulai mengobrol denganku, tentu saja lagipula sejak tante james datang percakapan mama leo hanya untuk tante james. Tante james bilang bahwa ia sudah terbiasa dengan kegiatan seperti ini, setelah apa yang dilakukan mam leo selesai ia akan pergi mandi, membangunkan anak-anak, memandikan mereka yang masih kecil dan hal-hal yang dilakukan oleh ibuku sebelum ia meninggal. Tentang urusan dapur itu akan diambil alih oleh tante james, seperti menyiapkan piring, menata makanannya dan juga menyiapkan susu atau teh hangat. Otakku refleks mengatakan bahwa ada susu dingin di ruang tengah yang belum aku minum, tante james tertawa mengatakan bahwa aku sangat pelupa seperti mama leo dan meminta aku bisa membawanya untuk kesini untuk dicuci nanti karena takutnya ada anak yang meminumnya. Aku menjeda kegiatan memotong tomatku dan pergi ke ruang tengah untuk mengambil gelas itu. Aku tersenyum mengingat bagaimana ibu memarahiku saat sendak membeli susu, ia bilang itu terlalu mahal untu diminum dan mengatakan bagaimana sulitnya ekonomi kami pada saat itu. Tapi lihat sekarang, aku bahkan menyia-nyiakan minuman mahal yang dibilang ibu. Gelas itu dingin. Aku membawanya ke dapur saat aku melihat tante james mulai menata piring di atas karpet. Tante james bilang ia akan mencucinya setelah sarapan dan aku kembali memotong tomat yang sebentar lagi selesai. Ketika tante james sedang menyiapkan sendok, terdengar kembali suara ketukan pintu namun kali ini aku yang membukanya. 

         4 orang lelaki yang terlihat lebih tua berada di depan pintu. Aku kaget, terlebih ketika mereka menanyakan bahwa aku adalah anak baru yang baru pindah kemari. Mereka masuk dan langsung ke tempat makan. Aku bingung kenapa mereka ada disini dan masuk, namun tante james mengenal mereka ditandai dengan senyum hangat dan mulai menuangkan nasi goreng yang masih hangat kepada mereka bertiga. Satu orang masih berdiri dan memperkenalkan dirinya.Namanya Putra. Ia memiliki tinggi 180 dengan rambut coklat yang tersusun rapi. Aku tersenyum dan mempersilahkan ia masuk. Aku rasa aku harus memperkenalkan diri lagi. Menyebalkan. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Eskrim Where stories live. Discover now