8

2.7K 229 23
                                    

Sekuat tenaga Jisung berusaha menahan sesak didadanya. Bersama rintik hujan yang mulai membasahi bumi, lagi-lagi Jaemin mengingkari Janjinya. Dan kali ini Jisung benar-benar lelah.

Lelah untuk terus mengalah, lelah untuk terus mengerti, lelah untuk terus bertahan.

Jaemin selalu dengan alasannya yang sama. Lupa, khilaf juga alasan-alasannya yang lain. Dan Jisung yang selalu luluh saat Jaemin meminta maaf dengan menunjukan wajah memelasnya.

Tapi ...

Setiap kesabaran ada batasnya. Jisung menunggu di sebuah restoran mewah hingga restoran itu hampir tutup, jam menunjukan pukul 11 malam tapi Jaemin sama sekali tak kunjung datang. Hari ini tepat Anniversary hubungan mereka yang ke 1 tahun, dan Jaemin yang menjanjikan untuk merayakan bersama di restoran tersebut tapi Jaemin sendiri yang mengingkarinya.

Bukan masalah besar, tapi selalu terulang dan terulang lagi.

Tanpa sadar Jisung menangis. Ia lelah menunggu seperti orang bodoh sendirian didalam restoran, ditatap bertanya oleh orang-orang disana.

Dan Jisung masih bertahan, berdiri menunggu Jaemin didepan restoran yang sudah tutup. Masih berharap kalau Jaemin akan datang.

"Ayang, maaf kemarin gue ketiduran pulang balapan sama anak-anak."

Dan itu adalah permintaan maaf Jaemin keesokan harinya.

Jisung tersenyum getir. Alasan yang sama seperti biasa. Game, basket, motor dan teman-temannya. Jisung jadi berpikir, sebenarnya dia ini nomor berapa bagi Jaemin?

"Kemarin juga gue gak dateng. Gue pergi sama mama dan papa." Bohong Jisung.

Parkiran sepi saat jam pulang sekolah, mereka membicarakan itu.

"Baguslah kalau gitu." Hanya itu tanggapan Jaemin membuat Jisung kembali tersenyum getir. Sama sekali tidak ada penyesalan diwajah tampan itu.

"Kirain lo nunggu gue semalam." Desis Jisung membuat Jaemin mengernyit.

"Kirain lo nunggu gue semalam kayak orang bodoh sampe restorannya tutup. Padahal orang yang lo tunggu gak peduli sama sekali." Suara Jisung bergetar.

Jisung berharap Jaemin mengerti sindirannya, Jisung harap Jaemin mengerti kalau ia sudah keterlaluan membiarkannya menunggu seorang diri sampai larut malam. Tapi, nyatanya tidak semudah itu.

"Bisa gak sih gak pake nangis?"

Ujaran itu yang keluar dari bibir tipis Jaemin begitu melihat airmata Jisung mengalir perlahan. Dia sangat tidak suka melihat Jisung menangis, tapi tanpa ia sadari kalau dia adalah alasan Jisung selalu menangis.

"Gue capek Jaem .." ucap Jisung akhirnya.

"Ya udah naik ke motor, gue anterin pulang biar lo bisa istirahat dirumah."

"Bukan itu maksud gue." Sentak Jisung.

"Maaf .." ucap Jaemin singkat.

Selalu dan selalu kata itu yang Jisung dengar.

"Bisa gak hubungin gue dulu kalau lo gak bisa dateng? Biar gue gak nunggu lo kayak orang bego disana." Ucap Jisung.

"Gue gak pegang hape, yang."

Ucapan Jaemin semakin membuat dada Jisung terasa sesak.

"Pegang hape buat ngabarin gue gak bisa, tapi balapan motor lo bisa." Sentaknya.

"Iya, gue minta maaf." Hanya itu, Jaemin tidak tau harus berucap apa lagi.

Jaemin tau Jisung marah. Jadi dia mendiamkan saja Jisung, seperti yang sudah-sudah.

Love Again (END) ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang