Chapter 1

4 0 0
                                    


Kringgg...

Ponsel Luna berbunyi, menandakan seseorang sedang menelponnya. Ia menatap layar ponselnya dengan malas kemudian membaca sebuah nama disana.

"Sayangku" ditambahkan dengan emoticon love yang seketika membuat Luna jijik setengah mati. Ia mengangkat telfon tersebut.

"Apa lagi" sahut Luna ketus.

"Kita harus bicara. Gue bisa jelasin kejadian tadi malam" sahut orang di seberang telepon.

"Gak perlu, kita putus"

Setelah mengatakan demikian, Luna langsung mematikan telfonnya dan bersiap untuk berangkat kuliah.

Sepanjang perjalanan ingatannya kembali melayang pada kejadian tadi malam.

Flashback on

Hari itu adalah hari ulang tahun pacarnya Steven. Yah orang yang menelponnnya tadi pagi. Malam itu dia datang ke appartementnya untuk memberikan kejutan dan tentunya tanpa mengabari terlebih dahulu. Tapi siapa sangka pemandangan yang ia jumpai begitu mengejutkan.

Luna menekan bel apart itu, dengan kue ulang tahun yang lilinnya sudah ia nyalakan.

Pintu terbuka.

"Se-"

Lidah Luna terhenti melihat orang di depannya. Seorang perempuan yang nampaknya lupa keadaan dirinya seperti apa. Hanya memakai baju, dan tentu saja Luna tahu itu baju pacarnya, tanpa bra dan tak bercelana.

"Siapa sayang ?" Suara dari dalam apart dan sekali lagi Luna tahu itu suara pacarnya muncul di belakang perempuan itu. Yang sepertinya baru habis mandi dilihat dari penampilannya tidak beda jauh dengan perempuan itu.

"Luna ? Sedang a-apa?" Kata Steven tak kalah terkejutnya.

Kue di tangan Luna terjatuh, dan tanpa sepatah kata Luna langsung pergi dari hadapan kedua manusia itu.

Flashback off

Luna telah sampai kampus. Sebetulnya ia sangat malas mengikuti kelas hari ini, karna kebetulan hari ini ia dan Steven mengambil kelas yang sama. Ia tidak benci dan tidak marah, hanya malas bertemu orang yang tidak bermanfaat dalam hidupnya. Setidaknya itu menurut Luna.

"Ayo ikut gue, " Kata Steven seusai kelas dan mereka menuju taman kampus tempat dimana mereka biasa bertemu untuk membahas hal serius dikampus.

"Gue khilaf, itu pertama kalinya gue hs sama dia. Kami baru kenal"

"Terus?"

"Please kasih gue kesempatan. Gue janji gak bakal ngulangin lagi"

"Gue pengen kita putus"

"Putus? Semudah itu? Gue selama ini berusaha nahan nafsu gue ke lo dan itu udah terbukti selama setahun kita pacaran gue gak pernah macam-macam sama lo. Lo lupa?" Steven mulai tidak sabar.

"Nahan nafsu ke gue bukan berarti lo bisa hs sama cewek lain Stev. Kita udahan aja, lagian gue gak bakal mau hs sebelum punya ikatan yang sah. Lo sama dia aja, gue bukan alat pemuas nafsu lo"

"Cih, sok alim. Lagian hari gini masih sok jaga perawan, kalah lo sama anak SMP aja udah pada having sex."

"Udah gak ada yang mau dibahas lagi kan? Jangan hubungin gue lagi Stev, gue gak benci sama lo tapi kita udah gak punya hubungan lagi. Kita balik jadi temen, sama kayak sebelum pacaran. Dan ini gue balikin kalung yang lo kasih, gue gak bisa pake barang semahal ini"

Luna kenudian pergi meninggalkan Steven yang merasa putus asa. Tentu saja ia tidak bisa membenci Steven karna ia pernah sangat baik padanya. Dan Steven bukanlah orang jahat, ia baik hanya saja pergaulannya yang membuat ia sangat ingin mencoba having sex dengan Luna. Ia bahkan berjanji akan menikahi Luna saat lulus nanti.

Tapi Luna tetap pada pendiriannya. Ia tahu bahwa Steven sangat mencintainya dan merupakan hal yang biasa bagi remaja zaman sekarang untuk hs dengan pacar atas dasar cinta. Tapi entah mengapa ada hal yang membuat Luna tertahan, menjaga kesucian hanyalah alasan. Yang sebenarnya adalah ia tidak begitu mencintai Steven, hal itu juga yang membuat ia sama sekali tidak marah saat mengetahui pacarnya bersetubuh dengan perempuan lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang