AvantDePartir #1

24 2 3
                                    

"Rinne, tatap mataku."
"Eh?.. Viese, k-kenapa kau-???"

Permulaan dimulai ketika dua gadis kecil sedang bermain bersama.
Gadis pertama bernama Fujikyoui Viese, dan Gadis yang kedua bernama Himusume Rinne. Keduanya merupakan sahabat sedari awal masuk sekolah dasar.

Viese mempunyai warna rambut kuning, serta mempunyai perawakan yang sering melucu dan mudah bersosialisasi. Sedangkan Rinne mempunyai rambut berwarna ungu, dan berperawakan serius serta sulit berkomunikasi.

Dan kali ini keduanya sudah memasuki bangku sekolah menengah pertama atau bisa dibilang masa SMP. Semuanya berjalan baik-baik saja, sampai kenaikan kelas di kelas 8.

Sepulang sekolah, di hari pertama mereka memasuki bangku pertama di SMA. Viese tiba-tiba mencegat Rinne agar tidak melangkah lebih lagi, untuk menjawab kata-katanya.

"Hei, Rinne. Boleh nanya gak?"

"Apaan?"

Rinne menjawab Viese dengan nada yang kurang ramah. Seolah sedang kesal dengan apa yang telah terjadi dengannya. Dan Viese, mengetahui hal itu hanya dengan jawaban Rinne.

"Duh, ketus banget. Apa ada masalah kelas mu?"

"Hm. Seperti biasa Viese selalu peka."

"Hahaha, terus ada apa denganmu?"

"Yah, padahal aku sudah berusaha agar tidak terlalu mencolok. Tapi semuanya menunjukku untuk menjadi Ketua Kelas-"

"HE? BAGUS DONG!"

Tiba-tiba saja perkataan Rinne dipotong dengan cepat oleh Viese. Viese benar-benar turut senang mendengarnya.

"Vie, bisa kau dengarkan perkataanku secara rinci terlebih dahulu?"

"H-Haha,, okei okei."

"Sejujurnya aku tidak mau menjadi ketua kelas. Mungkin karena mereka berpikir bahwa pekerjaan ini pantas untuk dikerjakan oleh orang yang tidak memiliki kehidupan sepertiku."

"Rinne?"

"Mereka malas untuk berkewajiban penting, karena mereka adalah makhluk bebas. Seperti burung yang bisa terbang bebas, dan melayang-layang di udara. Dan tentu, tanpa adanya gangguan hak dan kewajiban."

"Owalah."

"O-Owalah saja?!"

"Hehe, aku gak pantas buat ngomong apa-apa sih. Soalnya aku ga paham."

"Yasudah gapapa kok, soalnya aku juga kan yang membuatmu untuk mendengarkan curhatan bodohku."

Keduanya terdiam, sembari melanjutkan perjalan menuju ke rumah masing-masing.

"Tapi aku iri padamu, Vie."

"He? Iri darimana 'njir?"

"Eum, menurutku kamu adalah salah satu burung yang bisa terbang bebas di angkasa. B-Bukan dalam artian buruk kok, tapi.. kamu begitu bebas, dan membuatku begitu iri."

Viese tahu, bahwa Rinne mempunyai keluarga yang ketat dan berambisi untuk membuat keturunannya menjadi penerus keluarga yang teladan.

Begitulah kebiasaan adat yang dilakukan keluarga Himusume, sangat bertanggung jawab.

"Begitukah? Kamu terpikirkan oleh hal itu, selama ini?"

"Y-Ya.. Maaf kalau membuatmu tersinggung. Tapi aku tidak bermaksud-"

"Ahaha, gapapa kok."

Keduanya terdiam kembali. Tidak seperti biasanya, Viese yang periang berubah menjadi tidak banyak bicara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝘛𝘢'𝘊𝘦𝘳𝘵𝘪𝘵𝘶𝘥𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang