1. Merobohkan Pendirian

5 0 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 07.00 ketika para siswa siswi sudah memasuki ruang kelas masing-masing. bersiap memulai pelajaran yang baru akan dimulai lima belas menit lagi.

Namun belum juga lima menit berlalu, sudah terdapat keributan di salah satu ruang kelas. Terdapat beberapa siswa Yang sedang bergumul. Berusaha mencari celah untuk melepaskan pukulan.

Bahkan beberapa siswi terlihat ketakutan dan menjauh dari pergumulan tersebut.

Kelas 11 B, atau kalian bisa menyebutnya kelas 2.  Sophomore.

Didalam pergumulan itu terdapat dua orang siswa yang dikelilingi oleh beberapa siswa lainnya, tidak ada atensi untuk memisahkan keduanya bahkan mereka malah menyemangati kedua orang itu agar memukul lebih keras.

Kendati demikian mereka masih saja bergumul, belum ada yang bisa melepaskan pukulan sama sekali.

Kalian mungkin berpikir kalau perkelahian itu dilakukan oleh dua orang yang sama kuat, namun sebenarnya yang terjadi adalah salah satu diantara mereka tidak mau melepaskan rangkulannya.

Dia tidak mau ada ruang yang tercipta karena ketika hal itu terjadi maka saat itu juga dirinya akan mendapatkan bogem mentah sang lawan.

Ditengah ramainya situasi kelas yang terbagi dua itu, terdapat satu siswa yang memandang kerumunan itu tidak tertarik. Bahkan tatapannya terlihat jijik.

"Ini masih pagi tapi kalian sudah merusak hariku"

Dengan malas dia berdiri dan melangkah hendak pergi.

"Jihoon!"

Teguran seorang siswi menahan langkahnya, kepalanya menoleh kebelakang dan mendapati seorang siswi sedang membuntutinya dengan raut wajah takut.

Tentu saja dia takut akan terlibat di kerumunan itu karena mereka saat ini berada di bagian depan ruang kelas.

"Ada apa?"

Jihoon menarik gadis itu agar sedikit menjauh, dia sadar kalau gadis itu merasa takut dengan perkelahian itu.

"Mau kemana? Sebentar lagi kelas akan segera dimulai"

Pemuda itu menatap si gadis sejenak, bukan sesuatu yang mengejutkan kalau gadis itu mengkhawatirkan dirinya. Gadis berambut hitam sebahu itu adalah penanggung jawab kelab B. Wajar saja.

"Toilet dulu ya" ujarnya tersenyum, "bentar aja kok"

"O.. ok, jangan lama-lama ya"

Setelah mengatakannya, Jihoon segera melangkah keluar dari ruang kelas dan menuju ke toilet terdekat.

Dia tidak berbohong kalau dia memang ingin buang air kecil, bukan untuk melepaskan diri dari keramaian ruangan kelas.

***

Setelah selesai dengan urusannya, Jihoon tidak lupa untuk membasuh tangannya di wastafel. Bahkan wajahnya sekarang sudah basah dengan air dingin tersebut.

"Ini masih pagi, apa mereka tidak punya kesibukan lain?" Ditatapnya cermin di depannya, dengan wajah dan sebagian rambutnya basah oleh air.

Baru juga dia merenung, pintu masuk toilet menjeblak dengan keras diikuti seorang gadis yang terhempas ke dalam toilet. Si pelaku pendorong ikut masuk dan tidak lupa menutup pintu toilet dan bahkan menguncinya dari dalam.

Dengan kasar dia mendorong gadis itu ke arah dinding dengan tatapan tajamnya, menciptakan ringisan kecil si gadis karena punggung mungilnya menabrak dinding.

"Dengarkan aku, nona Lia yang terhormat, sudah kubilang kau akan menyesal kalau menolaku?"

Sepertinya masalah percintaan, merepotkan saja batin Jihoon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Clash Of The TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang