24 Hours

62 3 0
                                    

06.02

Mataku perlahan terbuka. Cahaya yang perlahan menerpa wajahku seakan tak ingin melihat kelopak yang terus menutup sepanjang pagi. Kuraba sekitarku. Hampa. Aku ubah posisiku menjadi duduk. (Masih) Tidak ada siapa-siapa. Kurapikan rambutku lalu berjalan menuju kamar mandi.

Kring. Kring. Kring.

Aku hentikan langkahan kakiku karna suara menyebalkan itu muncul begitu saja.

"Halo?"
Kau dirumah?

"Aku di apartemen. Bukan dirumah."
Oke, aku ingin kita ketemuan!

"Kau siapa? Kau manusia?"
Kau akan tahu itu. Datanglah ke Cafe ##### . Kutunggu pukul 07.40.

Brak.

Kutaruh gagang telpon itu dengan kesal. Dengusan kesal mengawali pagi ini. Aku kembali melangkah ke kamar mandi dan....

Kring. Kring. Kring.

"Bisakah diam? Aku mau mandi. Aku mau pergi. Kau kalau mau menunjukkan suaramu yang bagus jangan disini!" Bentakku sembari menunjuk telpon sialan itu.

"Siapapun itu jangan ganggu aku. Aku mau mandi!"
Ini Mama, nak.

Aku terdiam sejenak. Mama?

"Oh, mama. Maafkan aku mama? Ada apa mama?"
Aku hanya ingin menanyakan kabarmu.
"Owh, aku baik-baik kok ma. Tabunganku bertambah. Ukuran bajuku masih L. Ukuran sepatuku juga masih 41. Terus...."
Yayaya, sudah sarapan?
"Aku belum mandi ma"
Sudah, mandilah baru jangan lupa sarapa n

Oke dah mama.

Aku tutup kembali gagang telpon itu dan.....

Kring. Kring. Kring.

"Aaarrrrrgggghhhhh!"

21.16

"Bisakah kita pulang sekarang?" Tanyaku yang dalam keadaan mengantuk. Pria itu, ia masih menikmati mabuknya di bar yang cukup terkenal di kota Bandung.

"Aku ingin pulang sekarang!" Ucapku lagi dan kali ini sembari mendorong pelan pundaknya

"Sebentar lagi. Masih siang juga!"

What? 21.16 dibilang siang. Prok prok prok salut.

"Ini malam sudah!" Aku pun berusaha menarik lengannya agar ia bisa bangkit tapi....

"Ini kan juga udah dirumah kamu!"

"Woy, ini bar kalek!" Kesal. Apartemen disamakan dengan bar? Ilmu apa itu?

Ia pun segera bangkit dari duduknya lalu melenggak keluar dengan mabuknya.

"Aku saja yang nyetir!" Ucapku ketika sudah diparkiran.

Alisnya bertaut. Raut keraguan tampak begitu jelas di wajahnya.

"Kau yakin?"

Aku mengangguk. Aku memasuki mobil bersamaan dengan dirinya. Aku pun mengenakan selfbelt#ehapaansihnamanyatuh dan mulai menaruh jemariku diatas setir.

"Ini starternya kayak gimana?"

07.23

"Ayo mau kemana kau hah,  lipstikku!" Aku panik. Sedaritadi aku tak menemukan lipstikku.

"Kemana sih kau ngumpetnya? Aku lagi gak mau main petak umpet!"

Aku pun melihat kolong tempat tidur. Tidak ada. Ke lemari, tidak ada. Ke kamar mandi, tidak ada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

24 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang