halo ayay maaf ya udah lama banget gak up cerita
aku sempet ilang lama, and yah ga sempet juga ngasih kabar ke kalian
kemarin-kemarin sibuk bgt, aku masih anak sekolahan, jadi gabisa banget luangin waktu buat bikin naskah cerita
aku juga suka kepikiran terus sama para readers, terus wattpad aku juga kemarin gangguan harus login ulang, dan Alhamdulillah nya ternyata cerita RL masih utuh dan aku coba buat ngelanjutin...
jadi semoga kalian suka ya sama part iniii
°happy reading°
Huft!!
"Aman ternyata" lega Brigitte sesudah berada di tempat parkiran.
Mereka berdua lolos dari tempat club yang ada kelima orang cowo pentolan itu, padahal menghadapi mereka bisa saja, ya cuman sulit untuk sekarang dengan waktu yang tidak tepat.
"Belum tentu aman. Ada satu orang yang peka" mereka terdiam sejenak, mencerna perkataan Lova dengan sulit dimengerti bagi Brigitte.
"Siapa?" Lova menaikkan satu alis nya menatap Brigitte dengan bungkam tak menjawab apapun selain memberi ekspresi di wajah.
Tanpa berbicara apa-apa lagi, Lova melangkah kan kaki jenjang nya itu, untuk segera pulang dan menghampiri mobilnya. Brigitte pun tidak basa-basi langsung mengikuti langkah Lova.
______
Awal dimulai kembali pagi hari, dimana aktivitas-aktivitas kebiasaan sehari-hari juga di mulai, termasuk sekolah. Niat nya Lova akan izin untuk tidak berangkat ke sekolah hari ini, akan tetapi ia urungkan, sebab ada satu hal yang menyebabkan ia tidak jadi untuk izin.
Pagi ini juga cuaca kurang cukup bagus, gerimis kecil serta awan yang mendung membuat siapa saja jadi tidak mood untuk melakukan aktivitas. Sebagian pasti ada yang lebih memilih untuk tinggal di kasur dan tidur kembali. Yah memang biasanya cuaca seperti itu, membuat kita menjadi malas untuk apa-apa lebih baik memilih rebahan santai.
Lova berdiri di depan teras rumah nya, satu tangan terangkat di udara untuk merasakan serintik air hujan di telapak tangan. Ia hendak akan berangkat sekolah, Lova mendongak ke atas, awan sedang tidak bagus, mungkin semesta sedang bersedih.
Kali ini ia akan di antar jemput oleh supir, Lova tidak mempunyai mood untuk mengemudi sendiri. Gerimis hujan perlahan membesar tapi tidak juga terlalu besar.
"Tau gini mending izin aja tadi" gumam nya melihat pemandangan kota yang mendung.
Seragam Lova di baluti dengan outer berwarna silver, karena suasana juga lumayan dingin, lebih baik ia menggunakan outer agar sedikit tidak kedinginan.
Setelah sampai di depan sekolah, banyak murid-murid yang menggunakan payung nya masing-masing. Ada pun sebagian yang hanya menggunakan tas untuk menghalangi kepala dari rintik hujan.
"Non, ini pake payung nya, hujan nya lumayan bertambah deras" ucap supir seraya menyodorkan payung.
Lova hendak akan menolak, tapi apa yang di katakan Pak supir itu benar, ia pun mengambil payung dan mulai keluar dari mobil tersebut.
Jika saja hari ini adalah hari senin, mungkin para murid akan senang karena tidak melaksanakan upacara.
Jam pelajaran telah di mulai, banyak murid di kelas Lova yang tidak hadir, sekitar ada 6 orang an. Kebanyakan yang Alfa, guru juga belum ada yang masuk padahal jam sudah di mulai. Tapi ini kesempatan yang di tunggu oleh mereka, jamkos.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGALOVA
Random[BIJAK DALAM MEMBACA] [BIASAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI!!] Menceritakan kisah seorang pria tampan raja jalanan si ketua Gank Ragasa yang terkenal dan disegani oleh masyarakat. Dengan sikap nya yang dingin, arrogan, dan seen...