Prolog

5 0 0
                                    

Prankk..
Bunyi piring pecah menggelegar dalam ruangan itu.

"Dasar wanita tidak tau diri."

"Salahkan saja terus. Apapun yang aku lakukan tidak pernah benar dimatamu."

Suara gaduh itu terdengar jelas sampai di telinga Erin. Di situasi seperti ini ia hanya bisa berkurung diri dikamar. Ia tidak bisa bertindak hanya untuk sekedar melerai pertengkaran kedua orang tuanya. Pemandangan itu sudah sering ditemuinya sejak berusia 5tahun, dan kini gadis itu sudah berusia 19tahun.
Capek? jelas. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus tetap bertahan dirumah itu karena ia belum punya apa-apa. Berbeda dengan kedua kakaknya yang sudah sukses dengan pekerjaan masing-masing sehingga bisa dengan leluasa menikmati hidup baru mereka. Sedangkan dirinya harus rela menebalkan telinga untuk terus bertahan hidup.
Ayah dan ibunya hampir setiap hari bertengkar tapi entah kenapa pernikahan mereka masih bertahan hingga saat ini. Beberapa kali kata cerai keluar dari keduanya, tapi tetap saja gagal hingga akhir.

Erin berusaha mengabaikan kegaduhan diluar dengan mendengarkan musik kesukaannya melalui earphone sambil berbaring. Sampai akhirnya kegiatannya diinterupsi oleh suatu pesan whatsApp yang membuat air mata Erin jatuh begitu saja.

'Kita putus rin, kamu berhak dapetin cowok yang gak cuek kayak aku'

.....

-------

KALOPSIA♡♡♡

KALOPSIAWhere stories live. Discover now